Kini, Arlan tengah duduk di sofa kamar Geano. Geano sendiri sedang keluar karena urusan sesuatu, meninggalkan Arlan seorang diri di kamar yang luas.
"Ini teh hotel kali yah? Tapi... Naha kamarna kayak gini, perasaan hotel mah ga gini, alah mungkin aja ini emang hotel kali, cuma yang desainnya begini" Ucap Arlan berusaha berpikiran positif.
"Eh tapi... Ngapain pas kris bawa aing kesini?" Ucap Arlan kembali kepikiran.
Tak lama, Geano pun datang kembali ke kamar. Membuat Arlan langsung berdiri dari duduknya dan menghampiri Geano dengan sedikit canggung.
"Punteun pak, ini teh kapan pulangnya? Saya udah di telpon sama temen temen saya ini teh pak!" Seru Arlan menanyakan kapan dirinya bisa pulang, namun Geano hanya menatapnya sekilas.
"Mulai hari ini kamu tinggal sama saya dan soal kosan kamu, saya sudah hubungi pemilik kosannya." Ucap Geano yang membuat wajah Arlan langsung melongo seketika. Apa yang Geano barusan katakan? Arlan butuh mencernanya pelan pelan.
"Pakaian sudah saya belikan dan pakaian yang ada di kosan kamu sudah saya serahkan kepada orang yang membutuhkan." Sambung Geano kembali berbicara. Arlan mencerna semuanya, hingga dirinya pun mengerti.
Wajahnya semakin melongo, saat sudah memahaminya. Arlan tidak tahu harus berekspresi seperti apa untuk sekarang. Ini terlalu cepat untuknya.
"Sebaiknya kamu mandi dulu, nanti ada pelayan yang akan mengantarkan baju untukmu. Saya harus kembali ke sekolah dulu. Tunggu saya." Ucap Geano menyuruh Arlan untuk mandi.
Geano mengacak gemas rambut Arlan sebelum dirinya kembali pergi ke sekolah. Sedangkan Arlan, dirinya masih menatap punggung Geano yang mulai menjauh dan menghilang dibalik pintu.
"argh! Lupa nanyain dulu, ini teh hotel atau apa ih?!" Kesal Arlan dan dirinya pun beranjak pergi ke kamar mandi sesuai yang di perintah kan Geano.
Saat masuk ke kamar mandi, Arlan lagi lagi dibuat terkejut dengan desain kamar mandi yang cukup luas, seperti kamar kosannya dan terlihat minimalis namun mewah.
Warna warna yang dominan membuat Arlan terkesima dibuatnya. Dirinya berjalan kearah wastafel yang terdapat kaca yang berukuran lumayan besar. Menatap dirinya dengan pandangan bingung.
"Maneh tau ga, ini teh hotel atau apa?" Tanya Arlan pada pantulan dirinya di cermin.
Arlan pun menghela nafas dan berbalik menuju ke bathtub. Mengisi air dengan suhu air hangat. Arlan berpikir dirinya akan berendam dulu sebentar, merilekskan tubuhnya seperti yang di lakukan orang orang.
Arlan menikmati rendaman tubuhnya yang sudah telanjang itu, tak lupa ada busa busa yang tercampur dengan air tersebut. Arlan menutup matanya, seraya terus berendam.
Hingga tak sadar, dirinya malah ketiduran di kamar mandi. 1 jam Arlan di kamar mandi, dan dia masih tertidur di bathtub, padahal hari sudah sore.
suara ketukan pintu kamar mandi terdengar, Arlan yang merasa terganggu pun mulai membuka matanya dan langsung tersadar dengan posisi dirinya.
"Tuan muda Arlan, anda baik baik saja?!" Seru seseorang dari balik pintu kamar mandi. Arlan dengan cepat segera menyauti suara tersebut.
"Aku baik baik aja, lagi berendam!" Balas Arlan berseru. Lalu suara seseorang itu pun tak terdengar lagi, hanya terdengar suara pintu kamar yang di tutup.
Arlan bukannya langsung segera membersihkan tubuhnya, malah bermain main dengan busa busa yang dia ciptakan di air rendamannya. Entah kenapa, Arlan ingin berlama lama disini.
Disisi lain, Geano sudah kembali pulang dan masuk ke dalam kamar. Geano mencari keberadaan Arlan namun tidak dapat menemukannya, hingga saat dirinya mendekat kearah pintu kamar mandi. Suara cipratan dan tawa ringan terdengar dari dalam sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arlan [HIATUS]
Teen FictionArlan seorang murid yang mempunyai berbagai tingkah diluar nalarnya, dan suka bermanja manja itu, harus dipertemukan dengan seorang Guru baru yang terlalu banyak aturan selama mengajar di kelas. "berdiri kamu di depan, sampai jam pelajaran saya habi...