"Kamana wae lan? Baru dateng pas bel masuk" Tegur Panji saat Arlan datang ke kelas dan duduk di kursinya.
"Di lapangan atuh" Jawab Arlan. Zidane yang berada di sampingnya pun ikut menatap kearah Arlan.
"Lo ga jajan emang? Sama siapa di lapangan?" Tanya Zidan bertanya pada Arlan.
"Seriusan lo teu jajan lan? Gimana nanti perutnya kelaparan atuh, gara gara ga diisi!" Seru Reza.
"Isi perut yeuh, tadi gue sempet beli roti ma teh kotak" Ujar Panji seraya memberikan roti dan teh kotak pada Arlan.
"Satu satu atuh bertanya nya! Udah kayak wartawan wae! Btw, nuhun ji makanannya!" Seru Arlan yang merasa terpojokkan oleh pertanyaan mereka.
"Jadi pas lagi lagi di lapangan, aya si pak kris datang nyamperin sambil bawa makanan ma minuman juga. Kebetulan kan gue teh haus atuh da gerah, jadinya diterima wae lah itu pemberian si pak kris teh. Di lapangan juga pak kris nemenin istirahat, sambil ngobrol ringan lah!" Sambung Arlan menjelaskan kepada ketiga temannya itu.
Ketiganya pun mengangguk mengiyakan, tak lama guru mapel pun datang ke kelas untuk mengajarkan materi yang hendak di sampaikan nya.
Waktu terus berputar, hingga pada saatnya bel pulang berbunyi, para siswa langsung mengemas tas sekolahnya dan segera pergi dari ruangan kelas masing masing.
"Mau nebeng ma siapa hari ini?" Tanya Panji kepada Arlan setelah selesai dengan tas nya.
"Sama gue aja lah!" Sahut Reza yang sudah siap dengan tas di pundaknya.
"Yaudah deh, ntar malem ngumpul ga?" Tanya Panji kembali.
"Gue ntar pulang jam 10 an, mau nunggu?" ucap Arlan yang memang harus bekerja sampingan.
"Loh, tumben? Biasanya jam 9 nan teh udah selesai bukan?" Tanya Zidan yang langsung menatap Arlan.
"Harusnya sih gitu, tapi kata si bos akhir akhir ini cafenya teh rame terus, jadi tutupnya lebih lama ceunah!" Jelas Arlan kepada teman temannya.
"Yaudah, kita mah nunggu di kosan Arlan weh!" Ucap Panji kepada yang lain.
"Boleh! Tapi jangan berantakin rumah weh, sama bawa teh kotak 1 dus!" Seru Arlan yang membuat ketiga temannya menatap Arlan.
"Oke oke, ini teh cuma jokes yah, hapunteun manteman" Ucap Arlan, merapatkan kedua tangannya dengan wajah tersenyum lebar.
"Hayuk balik!" Ajak Zidan setelahnya. Mereka pun perlahan berjalan meninggal kan kelas.
Saat keempatnya tengah melewati ruang guru, karena berniat ingin berputar putar di gedung sekolahan. Alhasil, mereka bertemu dengan Geano yang baru saja keluar dari ruang guru.
Arlan cepat cepat menghampiri Geano dan menyapanya dengan cepat. Membuat ketiga temannya melonggo melihat tingkah temannya yang satu ini.
"Si Arlan mau ngapain eta?" Tanya Reza, Zidan dan Panji pun menggelengkan kepalanya.
"Liatin aja weh!" Sahut Panji.
"Halo pak kris!" Sapa Arlan dengan senyum khasnya. Geano pun tidak langsung menjawab, melainkan hanya menatap Arlan dengan wajah bingung.
"Pak kris mau pulang yah?" Tanya Arlan kembali, lagi dan lagi Geano menatap Arlan dengan bingung.
"Kok ga dijawab sih pak?!" Ujar Arlan sambil menyolek lengan Geano dengan ujung jarinya.
"Merepotkan." Celetuk Geano, lalu berjalan melewati Arlan yang tampak terdiam mematung.
"Bwahaha!" Seketika tawa ketiga temannya itu langsung pecah disaat itu juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arlan [HIATUS]
Teen FictionArlan seorang murid yang mempunyai berbagai tingkah diluar nalarnya, dan suka bermanja manja itu, harus dipertemukan dengan seorang Guru baru yang terlalu banyak aturan selama mengajar di kelas. "berdiri kamu di depan, sampai jam pelajaran saya habi...