Jam menunjukkan pukul 10 pagi, berarti 8 jam Arlan tertidur dengan Geano yang terus memeluknya erat. Matanya mengerjap, menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya.
Dilihatnya Geano yang masih tertidur pulas, sambil memeluk Arlan. Wajahnya terlihat lelah dan rentan, biasanya Geano akan terlihat damai dalam tidurnya.
Arlan dengan perlahan melepaskan tangan Geano yang melilit pinggangnya. Beranjak ke kamar mandi, untuk mandi di pagi hari. Lalu segera menyiapkan sarapan sekaligus makan siang untuk dirinya dan Geano.
Setelah membutuhkan waktu untuk menyiapkan nya, Arlan kembali berjalan ke kamar untuk membangunkan Geano yang masih tertidur.
"Kris... Kris, bangun... Udah siang.. " Ucap Arlan menggoyang kan pelan tubuh Geano.
"5 menit lagi." Pinta Geano masih enggan untuk bangun.
"Ini udah siang kris.. " Ucap Arlan kembali menggoyangkan tubuh Geano.
Geano yang masih tertidur pun, bukannya bangun, malah menarik tangan Arlan dan memeluknya. Membuat Arlan berbaring di sisiNya.
"Ihhh, kamu teh geura bangun atuh! Udah siang ini.. " Ucap Arlan sedikit kesal. Geano hanya diam saja dan tetap memeluk Arlan dengan erat.
Setelah beberapa jam berlalu, kini Arlan tengah mengerjakan tugasnya dengan Panji, Zidan dan Reza di ruang tamu. Sedangkan Geano tampak menonton televisi yang ada di depannya.
"Lan... Hese anying bikinnya.." Keluh Reza yang sedang membuat bola kecil dari styrofoam, untuk membuat planet nanti.
"Pelan pelan atuh za, kalem aja weh" Balas Arlan yang sibuk menentukan letak lingkaran sebagai tempat planet nanti.
"Ini teh yang bener yang mana dulu dan? Merkuri dulu?" Tanya Panji sibuk menamai planet bersama Zidan.
"Ai maneh, merkuri naon goblok?" Tanya Zidan bingung sekaligus kesal.
"Ini planet merkuri.. " Sahut Panji menunjuk gambar planet tersebut di laptop.
"Belegug! Itu mah Merkurius! Merkuri..merkuri.. Muka maneh sini aing pasangin merkuri!" Kesal Zidan dengan mata berapi rapi.
"Anying, merkuri... Ahaha!" Saut Reza yang mendengar hal itu.
"Busett, merkuri njirr!" Tambah Arlan ikut tertawa.
Geano yang mendengar hal itu, langsung fokus pada senyuman Arlan yang terlihat manis di matanya. Tanpa sadar Geano berbicara tanpa berpikir 2 kali."Arlan, ayok nikah sama saya"
"...."
Seketika hening.
"Telinga aing ga salah dengan kan ji?"
"Engga za, mungkin aing juga salah denger"
"Kita salah denger ini mah"
"...."
"Saya serius."
Seketika mereka semua melongo di buatnya, rasanya terkejut, kaget, terjungkal, shock, dan naga.
Arlan terlihat paling kaget dari ketiganya, dan bercampur bingung. Dirinya bingung harus menjawab apa, wajahnya pun mulai memerah karena menahan malu dan bingung.
"Saya mau nikah sama Arlan, gapapa kan? Ada apa dengan ekspresi kalian itu?" Tanya Geano memecah keheningan dan keterkejutan mereka semua.
"Kalo saya mah sih.... Yes!" Ucap Panji memberikan jempolnya.
"Engga.... Engga salah lagi maksudnya.. " Ucap Reza sambil salah tingkah.
"Lah.... Gas kondangan coy!" Seru Zidan dengan mengangkat kedua alisnya.
Arlan yang bingung harus menanggapi apa hanya diam saja, melihat reaksi teman temannya yang diluar dugaannya. Apa apaan Geano ini..... Diluar ide!
"Kita bakalan nikah secepat mungkin, Arlan." Ucap Geano tersenyum kepada Arlan. Arlan tertegun melihat ekspresi senyum Geano yang begitu tampan.
"Asekk! Mukbang kita bentar lagi!"
"Kondangan cuyy! Otw ngedangdut!"
"Request, vibesnya kayak kerajaan yah!"
"Yang penting mewah ga sih?!"
"Lebih penting, temen kita bahagia!"
"Betull!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Arlan [HIATUS]
Teen FictionArlan seorang murid yang mempunyai berbagai tingkah diluar nalarnya, dan suka bermanja manja itu, harus dipertemukan dengan seorang Guru baru yang terlalu banyak aturan selama mengajar di kelas. "berdiri kamu di depan, sampai jam pelajaran saya habi...