Pagi hari yang cerah di sekolah, Arlan bersama ketiga temannya yaitu Panji, Reza dan Zidan. Sedang berkumpul di kelas sambil menunggu bel masuk di mulai.
Materi pertama adalah mata pelajaran matematika yang di mana di benci dan di sukai para murid sekaligus. Bencinya, yah.. Karena materinya emang susah, tapi disukai karena yang mengajar adalah guru muda yang memiliki pesona mengikat itu.
"Eh, kumaha sih ceritanya kok lu teh bisa sama pak Geano? Tinggal bareng gimana?" Tanya Reza yang sudah kepo dari kemarin.
"Jadi gini.. " Ucap Arlan menjeda ucapannya. Dirinya menyeruput teh kotak dulu, lalu kemudian diam tanpa suara.
"Eh si kampret malah ngalamun! Ceritain atuh!" Seru Zidan yang tidak sabaran.
"Hehe, iya iya.. Jadi gini, kan pas waktu kejadian gue nabrak pak kris, di UKS dia nawarin pulang ceunah, kirain mah bakalan beneran dianterin ke kosan nya, ini mah malah lurus weh gatau kemana, tau taunya malah dibawa ke rumah sultan, alias rumahnya si pak kris." Ujar Arlan mulai menceritakan kejadian tempo hari.
"Terus gimana?" Tanya Panji berkomentar.
"Nah terus, pas ditanya ngapain bawa gue kerumahnya, dia malah bilang katanya kalo gue mulai hari ini tinggal sama dia. Ceunah mah barang barang gue di kosan henteu di bawa, katanya teh malah nanti ganti yang baru, euhh" Sambung Arlan menceritakan kejadian selanjutnya.
"Emangnya kunaon sampe disuruh tinggal sama pak Geano? Rumahnya sebesar apa sampe lu teh nyebutnya rumah sultan? Gede pisan kitu?" Tanya Reza penasaran.
"Gede pisan ieu mah, lamun teu percaya keureut yeuh ceuli aing!" Jawab Arlan berani bersumpah.
"Udah ah, kalo mau jadi wartawan yang suka banyak nanya mah, tanya weh ma pak kris nya langsung" Ujar Arlan segera membungkam ketiga temannya saat hendak bertanya kepada nya.
"Ck, padahal penasaran!" Decih Zidan sambil memutar bola matanya malas.
"Udah ah, ada PR weh?" Tanya Arlan mengalihkan pembicaraan nya.
"Gaada" Jawab Panji sambil menggelengkan kepalanya.
"Lan, lu bisa tuh kalo ada pr matematika nanya pak Geano langsung, kan sekarang udah satu rumah" Ujar Zidan sambil menyenggol bahu Arlan pelan.
"Ihh.. Kan ada kalian" Ucap Arlan menolak untuk bertanya kepada Geano.
"Itu teh keberuntungan, jangan di sia siakan lan, pamali!" Seru Reza ikut ikutan.
"Pamali kata sapa?" Tanya Panji mengangkat alisnya.
"Kata gue tadi" Jawab Reza dengan senyum bangganya.
"Yeuuhhh!" Seru Zidan dan Panji barengan. Sedangkan Arlan menggelengkan kepalanya dan Reza cuma nyengir aja.
Bel masuk pun berbunyi, semua para siswa/siswi yang ada diluar mulai masuk kedalam kelas masing masing. Menunggu sangat guru mata pelajaran masuk kedalam kelas mereka.
Tak lama Geano masuk kedalam kelas dan menyapa para murid didalam kelas termasuk Arlan, Panji, Reza dan Zidan.
"Selamat pagi semuanya." Sapa Geano sambil menatap anak didiknya itu.
"Selamat pagi pak Geano!" Sapa balik mereka.
"Baik, silahkan buka buku paket kalian dan kerjakan halaman 68." Perintah Geano yang langsung diikuti oleh para muridnya.
Arlan membuka buku paketnya dan melihat isi soal latihan yang sulit itu. Arlan melihat kesamping nya, menatap Zidan. Ternyata Zidan juga menatapnya Arlan sebaliknya, menyampaikan sesuatu yang mereka pahami pastinya. Susah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arlan [HIATUS]
Teen FictionArlan seorang murid yang mempunyai berbagai tingkah diluar nalarnya, dan suka bermanja manja itu, harus dipertemukan dengan seorang Guru baru yang terlalu banyak aturan selama mengajar di kelas. "berdiri kamu di depan, sampai jam pelajaran saya habi...