Lan, kunaon?

415 16 0
                                    

Hari ini semua warga sekolah sedang berkumpul di aula, sebagian ada yang membersihkan aula, membawa meja dan kursi yang akan dibawa ke aula, mengatur tata letak barang agar terlihat rapih, dan sebagainya.

Semuanya tampak bekerja sama, mereka mempersiapkan semua ini untuk acara ulang tahun sekolah yang akan ke 50 tahun.

Dari banyaknya siswa, terdapat Arlan dan ketiga temannya sedang membantu mengangkat meja dari kelas lain untuk dibawanya ke aula. Semuanya dilakukan oleh beberapa orang yang sudah di bagi bagi.

"Berat atuh! Bentar! bentar!" Seru Arlan segera melepaskan meja yang di angkatnya bersama Reza.

"Tanggung atuh lan, tuh tinggal taro disana!" Seru Reza yang sama capeknya dengan Arlan.

"Heeh bentar atuh!" Jawab Arlan sambil mengusap keringatnya.

"Woy! Buruan angkat sini!" Seru salah satu siswa memanggil mereka berdua. Mereka pun kembali mengangkat meja dan menaruhnya di bawah sesuai aturan yang di perintahkan siswa lain.

Setelah selesai mengangkat dan memindahkan kursi ke aula, Arlan pun berjalan ke sisi aula dan duduk disana bersama teman temannya. Meminum teh kotak dingin yang sudah disediakan oleh Panji.

"Ji, teh kotaknya masih ada?" Tanya Reza saat merasakan haus juga.

"Ada, nih!" Panji pun memberikan teh kotak kepada Reza dan tak lupa memberikan kepada Zidan juga.

"Tumben lu meuli teh kotak semua?" Tanya zidan sambil menusukkan sedotannya.

"Ya... adanya itu doang pas di warung teh.. Lain meuli di sekolah" Jawab Panji setelah menyedot sedikit teh kotaknya.

Semuanya tampak sibuk meminum teh kotaknya, tanpa ada lagi pembicaraan, tenggorokan mereka sudah haus daritadi.

"Eh, pak Geano tuh!" Ucap Zidan menyenggol Arlan. Arlan yang sedang sibuk bengong pun langsung mengedarkan pandangannya mencari Geano.

"Samperin sana!" Suruh Zidan kembali menyenggol Arlan. Arlan pun menatap kearah Zidan, sedikit bertanya melalui tatapannya. Zidan pun mengangguk dan menyuruh Arlan pergi.

"Dah, gue mau samperin pak Kris dulu" Ucap Arlan kepada teman temannya dan segera berlalu pergi.

"Tumben?" Tanya Reza menatap kearah Zidan dan Panji secara bergantian. Mereka berdua hanya mengangkat bahu mereka tidak tahu.

Arlan berjalan mengikuti Geano dari arah belakang, bermaksud untuk menepuk pundaknya jika sudah dekat. Namun saat langkahnya masih jauh, dirinya melihat Geano sedang menemui Gina.

Gina sudah menunggu di depan ruang guru, menunggu Geano. Mereka pun pergi bersama, berjalan berdampingan tanpa menyadari keberadaan Arlan yang tidak terlalu jauh dari mereka.

Seketika senyuman Arlan langsung luntur begitu saja. Wajahnya langsung cemberut dan segera berlari kearah teman temannya.

Sesampainya di sana, Arlan langsung memeluk Panji begitu saja, saat jaraknya mudah di jangkau oleh Arlan. Panji yang mendapat pelukan mendadak dari Arlan langsung terkejut seketika.

Panji menatap kearah Zidan dan Reza, merasa bingung dengan perubahan sikap Arlan yang begitu cepat. Mereka menjadi tanda tanya dan penasaran dengan apa yang terjadi kepada Arlan setelah meninggalkan mereka 5 menit.

"Lan, kenapa?" Tanya Reza mencoba bertanya dengan lembut. Arlan hanya menggeleng pelan dalam pelukan Panji, tanpa berniat menjawabnya.

"Gapapa kan?" Tanya Zidan, Arlan kembali menggeleng. Mereka tahu Arlan sedang dalam mood yang jelek. Mereka akan cepat tahu dengan perubahan mood Arlan jika ditanya Arlan akan menggeleng kan kepalanya atau tidak.

Arlan [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang