matematika

855 29 0
                                    

Keadaan di dalam mobil begitu hening, Arlan yang biasanya cerewet mendadak diam tidak berani bersuara. Apalagi orang yang berada di sampingnya adalah guru baru di sekolahnya, yang terkesan galak bagi Arlan.

"Dimana rumah kamu?" Tanya Geano saat beberapa saat terdiam.

"Sebentar lagi pak, pas ada tulisan 'kosan putra' berhenti disana pak" Jawab Arlan sambil menunjuk ke arah depan.

"Kamu ngekos?" Tanya Geano kembali, mendengar hal itu Arlan langsung mengangguk saja.

"Iya Pak, ngekos aja weh disini, biar deket sekolahnya" Angguk Arlan menjawab pertanyaan Geano. Geano hanya mengangguk saja menanggapinya.

Hening kembali terjadi, hingga mobil tersebut berhenti di depan gerbang kosan putra tempat Arlan ngekos disana.

"Makasih yah pak sudah nganterin saya pulang, mau mampir dulu pak?" Ucap Arlan setelah keluar dari mobil dan berdiri di depan pintu pengemudi, menampilkan Geano yang menatapnya dari dalam mobil.

"Saya langsung pulang saja, masih ada urusan. Sana kamu masuk, sebentar lagi malam" Tolak Geano dan menyuruh Arlan untuk masuk kedalam kosannya, setelah penampakan langit sudah mulai menggelap.

Geano pun segera berpamitan dengan Arlan, lalu meninggalkan Arlan seorang diri sebelum akhirnya masuk kedalam kosannya. Hari ini tubuhnya sangat kelelahan, dia membutuhkan istirahat.

Keesokan harinya, Arlan pun segera bersiap siap memakai seragamnya, karena sebentar lagi Panji akan datang menjemputnya.

Setelah dirasa semuanya sudah siap, Arlan pun segera keluar dari kosannya untuk menunggu Panji datang menjemputnya.

Namun, seperti biasanya, Panji akan datang lebih awal dan menunggu di depan gerbang kosan Arlan, duduk diatas motor nya sambil memainkan ponselnya.

Arlan pun tersenyum jahil, dirinya melangkahkan kakinya pelan hingga tak bersuara, lalu dalam sekali gerakan, Arlan langsung saja mengagetkan Panji yang sedang fokus dengan ponselnya.

"HWAA!" seru Arlan yang langsung membuat Panji terperanjat dari atas motornya.

"Anying!" Pekiknya kaget.

"Hahaha, fokus banget ihh main hapenya! Sampe engga sadar ada orang" Ujarnya sambil terkekeh pelan.

"Jangan ngagetin atuh lan! Untung teu jantungan!" Tegur Panji sambil menggeleng pelan.

"Hampura atuh, da aku ge cuma bercanda ini" Ucap arlan meminta maaf.

Lalu Panji pun segera menyuruh Arlan untuk naik keatas motornya, mereka pun segera berangkat menuju sekolahan untuk menemui teman temannya yang lain.

Tak lama, keduanya pun sudah memasuki area sekolah. Setelah menaruh motor di parkiran mereka pun segera berjalan ke kelasnya yang berada di lantai 2.

"Ji, kantin hela yuk!" Ajak Arlan di saat mereka melewati arah jalan ke kantin.

"Mau ngapain? Kan lu udah sarapan lan" Tanya Panji sambil terus berjalan, Arlan yang berjalan di sampingnya pun memasang wajah cemberut. Iya, Arlan tau jika ajakannya ditolak oleh Panji, tapi.... Ya sudah lah.

Mereka pun masuk kedalam kelas yang sudah ditunggu oleh Reza dan zidan. Arlan mendudukkan dirinya di samping Zidan, meletakkan tas nya di atas meja begitu saja.

"Eh, hari ini gaada PR matematika nya?" Tanya Reza memulai percakapan.

"Eweh, cuma katanya teh nanti gurunya bakalan ngasih soal pertanyaan kitu, nanti di tunjuk sama gurunya disuruh ngerjain di depan!" Jawab Panji setelah mengingat ngingat pertemuan materi matematika sebelumnya.

Arlan [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang