ngerjain soal matematika

470 17 0
                                    

"Sampai jumpa di materi saya nanti sayang." Ucap Geano sambil mencium kening Arlan. Untungnya di parkiran sedang sepi, jadi tidak ada yang melihat hal itu.

"Oke, dadah kris!" Ujar Arlan mulai keluar dari dalam mobil.

"I love you." Ucap Geano saat Arlan hendak menutup pintu mobilnya.

"I love you too" Sahut Arlan dan segera pergi dari sana.

Geano pun menghela nafas pendek, hari ini moodnya sangat bagus. Terkadang dihatinya masih tidak percaya, jika Arlan memikili perasaan yang sama seperti dirinya. Namun, akhirnya mereka memiliki hubungan yang lebih dekat dan bukan lagi sekedar guru dan murid.

Geano pun segera keluar dari dalam mobilnya. Berjalan kedalam sekolahan mengarah kepada ruang guru. Beberapa siswa/siswi pun menyapa Geano saat sedang berpapasan. Tentunya itu direspon dengan baik oleh Geano, moodnya sedang bagus.

"Good morning Geano" Sapa Gina saat Geano duduk di kursinya. Gina segera mendekat sedikit kearah Geano dan menatap lekat wajah pria yang ada di depannya.

"Morning." Jawab Geano seadanya.

"Mommy bilang, dia minta kita berdua buat datang ke Australia, ada sesuatu yang ingin di bicarakan mommy sama kita berdua." Ucap Gina sambil menatap Geano menunggu jawaban.

"Sebenarnya no kamu itu ga aktif karena apa sih? Mommy kamu gabisa telepon kamu, suka ga aktif katanya. Kamu gapapa kan?" Tanya Gina memastikan.

"Saya baik baik saja. Besok kita berangkat ke Australia." Ujar Geano tak ingin berlama lama berbicara dengan Gina.

"Oke, nanti kabarin aja" Ucap Gina sambil menganggukkan kepalanya pelan.

Bel pelajaran sudah berganti, kini mata pelajaran matematika pun menjadi materi selanjutnya di kelas Arlan. Geano pun seperti biasa, datang tepat waktu dan segera mengajarkan materinya.

"Tolong persiapkan diri kalian semua, saya akan mengetes kalian satu satu mengerjakan soal di papan tulis, saya akan kasih waktu untuk memahami materinya selama 15 menit." Ucap Geano memberitahu anak muridnya untuk mempersiapkan diri untuk tes kedepan.

Seketika raut wajah para murid langsung suram seketika, merasa terancam karena materi saat ini. tetapi disisi lain juga mereka menyukai jam materi tersenyum, dikarenakan ada sesosok visual yang membuat mereka betah untuk melihat sosok itu, yah.. Geano.

"Lu bisa teu?" Tanya Zidan menyenggol lengan Arlan.

"Nanya? Seriusan? Ck! Ya henteu lah!" Seru Arlan dengan ekspresi wajah tertekan dan kesal.

"Ji! Help aing!" Seru Zidan berbalik ke belakang, panji sudah menyambut wajah wajah stress teman temannya dengan senyuman manis, terpaksa.

"Iya, hehehe... Sok! Mau nanya yang bagian mana, hehe" Ujarnya dengan tawa canggung.

"Ga bisa semuanya" Celetuk Reza yang duduk sebangku dengan Panji. Arlan, Zidan dan Reza sama sama tersenyum lebar sambil menatap Panji.

Beberapa menit telah berlalu, satu persatu murid di panggil secara acak untuk maju ke depan menjawab soal matematika di papan tulis.

Satu persatu Panji, zidan dan Reza sudah terpanggil untuk maju kedepan. Dan yang tersisa saat ini hanya Arlan dan beberapa murid lainnya yang belum terpanggil.

"Arlan." Panggil Geano, Arlan yang sudah pasrah duluan pun hanya bisa melangkahkan kakinya dengan pasrah, menuju ke depan untuk menjawab soal matematika.

Di depan papan tulis, Arlan terdiam memperhatikan soal pertanyaan di hadapannya. Rumus rumus yang tidak dimengerti sama sekali itu, membuat Arlan terancam. Bagaimana ini?

Arlan [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang