Tengah malam, Arlan bersama ketiga temannya, Panji, Reza dan Zidan. Selesai menonton film horor yang di tampilkan oleh cahaya dari infocus menyorot ke tembok.
Film pun selesai di putar, dan mereka bertiga memutuskan untuk menginao kembali di kosan Arlan. Sedangkan Arlan sendiri, dirinya tengah tertidur pulas di pelukan Zidan.
"Dah! Dah! Waktunya tidur besok sekolah!" Seru Panji kepada teman temanya.
Mereka pun segera mencari tempat untuk mereka tidur, ada yang di atas kasur, ada juga yang di lantai yang beralaskan matras kasur.
"Besok gaada PR kan ji?" Tanya Reza sebelum pergi tidur.
"Gaada, paling besok praktek biologi tuh di lab" Jawab Panji, Reza pun menganggukkan kepalanya, lalu pergi tidur.
Malam sudah semakin larut, mereka pun satu persatu menjemput alam mimpinya. Mengistirahatkan tubuhnya, untung mengisi Kembali energi yang sudah terkuras hari ini.
Keesokan harinya, jam menunjukkan pukul setengah tujuh. Namun didalam sebuah kosan, terdapat empat pemuda yang masih tertidur lelap. Jendela pun masih tertutup tirainya.
Arlan yang terusik dengan suara alarm yang biasa dirinya setel sebagai pengingat pun, mulai terbangun dari tidurnya.
Menggosok gosok matanya, sambil mengumpulkan kesadarannya. Arlan pun perlahan melihat kearah jam weker yang ada di sisi nakas.
Matanya langsung melotot tajam, tatkala jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh lebih. Dengan panik, dirinya membangunkan ketiga temannya yang masih asik tertidur.
"Woy! Bangun woy! Kita telat anjirr! Bangun setan!" Seru Arlan dengan wajah panik membangunkan Panji, Reza dan Zidan.
"BANGUN MANEH! UDAH JAM SETENGAH TUJUH INI TEH!" Teriak Arlan sambil berlari ke kamar mandi.
Sontak ketiganya pun terbangun karena terusik dengan teriak Arlan. Refleks mereka melihat kearah pintu kamar mandi yang tertutup lumayan kencang, lalu beralih menatap jam weker.
"woy! Buruan mandinya lan! Gosah lama, jebar jebur aja biar cepet! Buruan!" Seru Zidan saat kesadarannya sudah penuh.
"Woy! Seragam, seragamnya siapin dulu anying!" Seru Panji sambil mengambil seragam mereka di tas masing masing.
"Wastafel! Buruan sikat gigi dulu!" Seru Reza sambil berjalan cepat kearah wastafel dengan gosok giginya yang sudah dipegangnya.
Seketika ruangan itu menjadi ricuh dengan kepanikan yang tercipta oleh orang orang nya. Bersiap siap dengan terburu buru, bahkan mereka melewatkan sarapan paginya.
Setelah dirasa selesai, mereka pun buru buru menghidupkan motornya dan langsung melesat pergi meninggalkan kosan.
"Anjirr!! Udah jam 7 kurang! Cepat kantin, beli roti woy! Maneh ma Panji pergi beli roti! Aing ma Zidan beli minum!" Seru Arlan kepada Reza, mereka berjalan di Koridor sekolah.
Pada saat itu juga, sebagian sepasang mata menatap ke arah mereka yang tengah kepanikan. Suara ribut yang mereka ciptakan, mengundang sebagian orang yang ada di sekitar mereka.
"Hei! Hei! Hei! Jangan buat keributan!" Tegur salah satu guru yang kebetulan lewat di sana.
"Hapunteun bu! Kami buru buru!" Seru Zidan disela sela jalannya.
Sang guru pun hanya menggelengkan kepalanya, kembali berjalan menuju ruang guru yang hampir dekat.
Saat satu kali belokan menuju kantin, tiba tiba saja tanpa sengaja Arlan menabrak Geano secara berlawanan.
Untungnya Geano mempunyai pertahanan, sehingga dirinya tidak terjatuh ke lantai. Malahan Arlan lah yang terjatuh ke lantai, setelah menabrak tubuh Geano.
"Aduhh!" Ringisnya, saat merasakan pantatnya menciun lantai dengan lumayan keras.
"Arlan!" Seru ketiga temannya, saat Arlan mulai meringis hampir menangis.
"Huwaa! Panji pantat gue sakitt!! Huhuhu... " Rengek Arlan saat merasakan nyeri di pantatnya.
Refleks Panji pun langsung menarii Arlan supaya bangkit dari jatuhnya, lalu menggendong nya di punggungnya.
"Maaf Pak Geano, Saya minta maaf atas ketidaksengajaan Arlan menabrak Bapak. Pak Geano ga kenapa napa kan?" Ucap Reza meminta maaf kepada Geano.
Geano pun menganggukkan kepalanya, menatap ke arah Arlan yang tengah merengek kesakitan kepada Zidan. Panji pun yang menggendongnya segera permisi untuk membawa Arlan ke UKS.
"Saya tidak kenapa napa, lain kali hati hati saat berjalan. Saya pergi dulu." Jawab Geano sambil tersenyum simpul.
Zidan dan Reza pun segera pergi ke kantin, untuk membeli roti dan Minum untuk mereka sarapan, membiarkan Panji yang menangani Arlan.
Di dalam UKS, Arlan tengah mengadu kesakitan, pantatnya masih terasa ngilu sehabis menciun lantai. Panji pun yang duduk di kursi samping ranjang, hanya bisa mendengarkan ocehan Arlan.
"Udah udah, sekarang lo baringan aja di kasur, biar ga sakit pantatnya" Ujar Panji sambil menatap Arlan khawatir.
"Laper atuh ji" Keluh Arlan sambil memegang perutnya yang kelaparan.
"Sama, si Zidan ma Reza teh kamana atuh!" Ujar Panji, sambil melihat liat kearah jendela yang menembus langsung keluar itu. Namun nihil nya mereka belum ada juga.
Bel masuk pun berbunyi, membuat Panji dan Arlan saling bertatapan. Seolah olah mengerti apa yang ada dalam pikiran masing masing. Tandanya, mereka akan mengisi perut saat jam istirahat pertama.
"Yahh... Dah bel deuih!" Ujar Panji saat bel selesai berbunyi.
"Hayu lah ke kelas aja!" Ajak Arlan, namun ajakannya malah mendapatkan gelengan dari Panji.
"Lo disini aja, nanti pas pergantian jam gue dateng lagi kesini, jemput lo!" Ujar Panji menyuruh Arlan untuk beristirahat saja.
"Gausah ahh! Udah ga ngilu ini atuh!" Ucap Arlan sambil beranjak dari ranjang UKS, namun segera di tahan oleh Panji.
"Ulah ngeyel! Diem disini, nanti sama gue di jemput!" Tegas Panji yang membuat Arlan diam saja jadinya.
Panji pun segera pergi meninggalkan Arlan di UKS sendirian. Kini hanya tersisa Arlan saja di dalam ruangan tersebut.
Dirinya sempat melirik kearah Teh manis yang tengah dibuat Panji tadi, kepulan asap mengebul keatas karena suhu air yang panas.
Meminum teh manis tersebut hingga sisa setengah dan berlalu merebahkan tubuhnya. Memilih untuk tertidur saja di ruangan UKS sebelum Panji datang kembali.
"Aduhh, tadi gue lupa minta maaf sama pak kris!" Ujar Arlan pada dirinya sendiri.
"Yaudah lah, nanti pas istirahat kalo ketemu, mau minta maaf sama dia karena udah nabrak tadi" Sambung Arlan sebelum akhirnya pergi menuruni alam bawah sadarnya kembali.
Disisi lain, Geano yang tadi sempat pergi setelah berbicara dengan Reza dan Zidan, Memutuskan untuk memutar balik jalannya untuk menemui Arlan.
Dirinya segera pergi ke UKS saat tak sengaja mendengar perkataan Panji, jika dirinya akan membawa Arlan ke UKS.
Geano pun dengan langkah santai, berjalan sampai di depan pintu UKS. Menatap pintu yang tertutup rapat ktu.
Geano merasa ragu saat hendak memegang gagang pintu tersebut, sedangkan tangannya sudah terulur untuk memegang gagang pintu UKS.
"Apakah dia ada didalam?" Gumamnya sebelum akhirnya membuka pintu tersebut dan mulai masuk kedalamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arlan [HIATUS]
Teen FictionArlan seorang murid yang mempunyai berbagai tingkah diluar nalarnya, dan suka bermanja manja itu, harus dipertemukan dengan seorang Guru baru yang terlalu banyak aturan selama mengajar di kelas. "berdiri kamu di depan, sampai jam pelajaran saya habi...