1. Sergio

12K 331 5
                                    

Hari ini adalah hari Senin, seperti yang paling banyak murid tak diharapkan. UPACARA. Kalian pasti tahu bagaimana rasanya upacara, panas, cape, lama lagi amanatnya. Kan asw.

Begitu pula keadaan sergio, pemilik nama lengkap sergio putra itu tampak sesekali mengusap keringat yang bercucuran. Bagaimana tidak, Senin sekarang rasanya cuaca sedang naik naiknya.

Bersebelahan dengan sang teman, ia menyenggol lengan teman nya itu, "Lo gak panas emang? Gue liatin, fine fine aja?" Ucapnya pada gifar yang tengah fokus kedepan.

Mendengar ucapan yang ada dari sebelahnya, gifar melirik lalu menjawab dengan entengnya.

"Ngeluh gak ngeluh kalo capek mah diem aja udah. Ntar berabe kalo pembina yang liat. Males gue urusan sama bk." Begitu katanya.

Dengan muka polosnya, sergio hanya meng-oh kan ucapan yang berasal dari temannya itu, kemudian kembali fokus kedepan.

Beberapa menit terlewat, hingga akhirnya upacara itu selesai. Langkah gontai itu, kini sudah berada dihadapan kelasnya. XI - ips, baru saja membuka pintu yang tertutup sedikit. Ia kini melihat keadaan kelas yang seperti kandang babi.

Teman temannya yang sudah tergeletak dilantai, dengan kipas angin yang menyala diberbagai sudut.

"Uwehhh panas huhu" itu teriakan sergio, tak lama sebuah geplakan gio dapatkan dari gifar, "berisik bego!" Dengan muka cemberutnya, sergio melangkah dengan menghentakkan kakinya menuju tempat duduknya.

"Gifar galak, asu!" Ucap Sergio, dihadiahi geplakan lagi oleh temannya yang berada disebrang bangkunya.

"Uke gosah ngumpat, diem aja" ucap meila pada Sergio,

"Uke uke, gue bukan uke ye mei. Cih" dengan tangan mengepal didepan muka Meila, ia berbicara sedikit lantang.

"Mang eak?" Meila berkata kembali, dilengkapi muka mengejeknya.

" Anjing! "

***

Waktu berlalu hingga kini istirahat telah datang, yuhu. Dengan bergegas, sergio merapikan barangnya yang hanya sebuah buku dan pulpen hasil meminjamnya.

"Far, ayo kantin." Ajak Sergio pada gifar yang tengah bermesraan dengan kekasihnya, hakim. Gak salah, gifar emang belok kok. Kalau sergio, gimana nanti aja.

"Duluan aja, gue Masi mau sama hakim. Pesenin bakso aja, hehe." tolak gifar, dengan tangan yang masih berpegangan erat pada kekasihnya itu.

"Iya deh" setelah menjawab pesanan gifar, sergio meninggalkan keduanya yang kini berciuman tak tahu tempat, mana disekolah lagi. Untungnya, tirai jendela yang menghadap koridor sekolah itu tertutup. Kalau tidak, yaaa paling ada yang lapor sama bk.

Sesampainya dikantin, Sergio pergi menuju stan bakso yang ada disana. "Ibu, pesen bakso nya 2 ya, yang satu gak pake sayur." Pesannya dengan mata yang memindai sudut tempat yang kosong, namun nihil.

"Bentar ya gi, ibu buatin dulu", diangguki oleh sergio, yang walau itu tidak terlihat si ibu karna tengah menyiapkan pesanan nya.

"Woke Bu!"

17,8,23

[1] SIDE classMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang