5. Hakim, gifar

2.6K 110 1
                                    

Lain tempat dengan gio, keadaan sekarang sepertinya tampak romantis. Bagaimana pun, itu karna kedua orang ini yang sedang berpelukan mesra disalah satu kamar asrama milik mereka.

"Kimm, mau makan" ujar gifar pada hakim, kekasihnya yang telah setengah terpejam, namun tangannya tak sedikitpun berhenti mengusap rambut sang kekasih yang berada di pelukannya.

"Hem? Dikulkas emang gada apa apa?" Pertanyaan itu yang menjadi jawaban bagi gifar, menjawab pertanyaan hakim, gifar hanya mengangguk angguk kepalanya.

"Kan kemarin abis, kamu tau kan stok nya cuma buat setengah bulan.... Mungkin juga sih, ya gak ada pokoknya!"

Usapan tangan hakim kini berpindah mencari ponselnya berada, dan dengan kemudian ia berikan pada gifar. Ponsel yang kini menampilkan laman pesan antar makanan.

Menerima ponsel itu, gifar langsung tersenyum cerah dan memilih makanan yang ia mau. Tanpa melihat hakim yang mulai terpejam kembali.

Setelah berhasil memesan, dengan segera gifar mengembalikan ponsel milik hakim ke nakas samping dipan tidur miliknya.

"Kimm, udah tidur ya?" Gifar bertanya dengan jari yang menulis abstrak didada hakim, hanya deheman lirih yang gifar dengar.

"Kenapa?" Dengan suara sedikit serak, hakim bertanya kepada gifar yang kini mendekapnya erat.

Menggeleng kan kepalanya, gifar beranjak setelah mendengar denting notifikasi. "Aku ambil makanan dulu ya, hehe"

Hakim yang ditinggal sendiri, mulai beranjak menuju meja yang ada dikamar asrama milik gifar itu.

Pintu terbuka menampilkan gifar yang ditangannya penuh dengan kresek hitam yang tentunya berisi makanan yang dipesannya, apalagi.

***

Setelah mereka memakan semua makanan yang mereka pesan, gifar sih yang banyak makan. Hakim beranjak menuju tempat tidur milik gifar yang kemudian ia berbaring dengan nyamannya.

Pun dengan gifar, selesai membereskan bekas makannya, dia langsung menyusul hakim yang sudah berbaring.

Dugh,

"Gifar!" Ucap hakim dengan segera setelah tubuh gifar menindih tubuhnya yang tengah berbaring. Namun, setelah itu tangan yang semula terentang kini mendekap erat tubuh kekasihnya.

"Hakimmm, kangenn" rengekan itu berasal dari gifar, namun kepala nya ia duselkan pada ceruk leher milik hakim.

Bibirnya jelas tidak tinggal diam, bibir itu mulai menjelajah leher hakim yang tentunya sang pemilik hanya memberikan celah utuk gifar menjelajah lehernya.

Gigitan dan lumatan hakim rasakan, hingga beberapa menit kemudian gigitan itu terasa perih, saat dilihat dari layar ponselnya. Terdapat kissmark yang gifar buat, dia hanya tersenyum saja melihat itu.

Entah sudah berapa lama gifar masih betah diceruk lehernya, hingga hakim hanya merasakan seruan napas teratur yang menandakan gifar tertidur.

Dirinya dengan pelan bangun dari tempat tidur menuju kamar mandi, untuk cuci muka doang sih. Saat melihat cermin, dapat dilihat dilehernya banyak kissmark dibuat oleh gifar.

Hakim berjalan menuju tempat tidur kembali, lalu dirinya berbaring persis disamping gifar, dirinya langsung mendekap tubuh yang hanya berbeda sedikit dengannya dan membubuhkan kecupan di pucuk kepala dan bibir gifar.

"I love you, babe"

22,8,23

[1] SIDE classMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang