3. Traktir

5.1K 210 1
                                        

Seperti yang dijanjikan oleh Ferry saat dikelas tadi, yang berakhir lah mereka berdua kini keliling melihat lihat jajanan kaki lima.

Tangan Sergio pun mulai terisi oleh plastik plastik jajanan yang dibeli nya dengan uang Ferry, dengan tangan sebelah kanan nya yang kosong, ia terus menyuapkan jajanan yang dibelinya.

"Mau gak ferr?" Tanyanya dengan menyodorkan sebuah tanghulu atau sate buah berlumur gula itu pada Ferry.

Menganggukkan kepalanya, Ferry menjawab seraya melahap tanghulu itu. "Boleh"

"Mau kemana lagi?" Ferry bertanya pada Sergio yang sedang duduk di bangku yang ada disana, tengah memakan jajanan nya kembali.

Melirik Ferry, Sergio menjawab dengan mulut yang penuh jajanan. "Pulang aja udah, cape gue nya" ucapnya seraya mengunyah.

Anggukan sekali lagi didapatkan Sergio dari Ferry. "Yaudah ayo, mau kapan baliknya?" Tanya kembali Ferry,

"Bentar dong ah, gue belum selesai makan ini" gerutuan Sergio itu terdengar lirih ditelinga ferry yang berada dibelakang bangku nya.

"Yodah, sok atuh makan dulu. Gue tunggu diparkiran ya?" Tangan Ferry merogoh saku celana abu-abu nya.

"Ih jangan ditinggal dong, ga seru banget" ujar Sergio, lalu tangannya menyuap kembali makanan nya.

"Mau ikut atau tunggu dulu?" Ferry bertanya setelah kunci motor yang ia cari ketemu.

Berhenti mengunyah, "ikut lah, yakali gue disini sendiri. Kek apa banget"

"Ayo" ajak Ferry, tangan kirinya menjulur kepada Sergio yang ada dibelakangnya, setelah Sergio menerima uluran itu, mereka kini mulai berjalan menuju parkiran guna pulang.

***

Sesudah mengantarkan Sergio pulang, dijalan kini Ferry sesekali termenung memikirkan Sergio, siapa lagi atuh.

Berduaan dengan Sergio selama beberapa jam itu hanya membuat hatinya tak karuan, coba pikir. Orang yang lo suka tiba-tiba Deket sama Lo, canggung banget Cok.

Namun, dilain hatinya ia merasa senang telah menghabiskan waktunya bersama Sergio, yaa walau uangnya yang habis dibobol karna membayar semua jajanan yang dibeli Sergio.

Motor matic berwarna biru itu, kini melaju dengan kencangnya menuju rumah Ferry, dengan pengendara motor yang tampak bahagia.

Hingga kini, dihadapan Ferry telah ada rumahnya. Setelah memarkirkan motornya, dia bergegas masuk menemui sang ibu.

"Ibu, dimana?" Tanya spontan Ferry saat tak melihat yang tengah dicarinya ada.

Tak mendengar sahutan, ferry berjalan menuju belakang. Dan ya, ada ibunya yang tengah memasak dengan khidmat nya.

"Bu!" Ujarnya,

"Eh apa?" Jawaban berisi tanda tanya itu Ferry dapatkan, dengan pukulan kecil dipundak sang anak ibu berujar kembali, "duh alah, Ari kamu gak bisa manggilnya pelan? Kaget ibu nya, kaseppp"

Mulut yang mengaduh, tangan yang mengusap, Ferry membalas dengan wajah tak berdosa nya. "Orang ferry panggil gak nyaut, yaudah Ferry samperin. Ibunya aja yang kagetan"

"Anak ini"

"Hehe"

19,8,23

[1] SIDE classMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang