4. Asrama Sergio

3.2K 133 4
                                    

Keadaan kamar yang tampak berantakan, banyak bungkus Snack bertebaran. Keadaan itu cocok untuk keadaan kamar Sergio yang tengah menonton dilaptopnya. Tanpa tahu, ada seseorang yang berdiri didaun pintu.

"Bagus ya, anak Lanang kelakuan kayak anak perawan. Beresin Sergio!" Ucap ibu Sergio setelah melihat keadaan kamar Sergio yang bak kapal pecah.

Mendengar orang yang berbicara, Sergio dengan segera bangun dari rebahan nya. "Eh ibu, nanti diberesin kok sama gio." Dia berucap, namun tangannya bergerak menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Nanti nanti, sekarang! Nanti kalo nggak, ibu kirim kamu ke asrama" ucap ibu Sergio, lalu berlalu pergi meninggalkan gio yang tengah menonton kembali.

"Palingan boong,"

Mengabaikan titah sang ibu, Sergio malah melanjutkan menontonnya. Hingga sejam kemudian, teriakan sang ibu terdengar kembali.

"Sergio! Diberesin belum kamarnya heh!" Setelah teriakan terdengar, kini sang ibu telah menjulang didaun pintu, dengan tangan yang memegang sutel, dan tatapan tajam.

"Aduh ibu, iya iya ini diberesin" dengan segera, ia membereskan kamarnya itu. Meninggalkan sang ibu yang telah pergi kembali kedapur.

***

Malam datang, suasana yang ada di rumah Sergio sedikitnya ramai karna sang adik. Setelah makan malam, kini keluarga itu berada diruang keluarga. Dengan sang adik yang menonton televisi dan Sergio yang duduk diantara sang ibu dan ayah.

"Gio, kamu mau masuk asrama?" Tanya sang ayah yang kini memperhatikan sang anak.

"Kata siapa yah? Gio gak pernah bilang kok?" Sergio menjawab dengan alis yang menukik, namun matanya melirik sang ibu yang cekikikan.

"Kata ibu mu itu,"

"Ibuuuu" rengek sergio, sang ibu hanya melirik,

"Bukan apa gio, kami mau kamu selalu terpantau. Sedangkan kami ada masalah diluar kota. Memang, kamu pasti bisa jaga diri, tapi apa salahnya kan asrama. Gapapa ya?" Ibu berbicara dengan panjang lebarnya, tangan yang selalu mengulur ketika mereka kesusahan.

Rambut yang Diusap, lalu mata Sergio melihat sekeliling nya, tak luput pula air mata Sergio mulai turun.

"Huhu ibuu," isak gio pada sang ibu yang kemudian memeluknya erat, terharu dia tuh.

Beberapa lama kemudian, Sergio mengiyakan permintaan keluarganya itu. "Oke deh, gio masuk asrama aja. Tapi disana banyak temen gio gak?"

Ayah terkekeh, "ya ada dong gio, hakim sama gifar aja asrama. Kamu gatau?"

Wajah yang tersenyum itu kini melongo tak percaya, temannya itu tinggal diasrama? Kok dia gatau? Wah harus ditanyakan sih ini mah.

"Kalo gitu gio tidur dulu,"

***

Dikamar, gio dengan segera mengambil ponsel nya lalu mengirim pesan kepada gifar,

Gipariiiii

Gip, Lo tinggal diasrama?
Kok gue gatau?
Any gipar

Begitu lah kira kira yang gio kirimkan pada gifar yang tidak terlihat online sekalipun. Dengan pikiran yang sangat amat positif, ia berpikir mungkin gipar bersama hakim tengah Nina ninu. Hehe.

[1] SIDE classMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang