11. Adik gio

1.6K 76 1
                                    

Sekarang, mereka berdua telah berada didalam bus yang akan mengantarkan mereka ke rumah gio. Penampilan gio sendiri cukup simpel, dirinya mengenakan Hoodie warna mint yang dipadukan celana jeans hitam.

Duduk bersebelahan, gio yang memang duduk dekat jendela hanya memperhatikan jalanan yang sudah penuh kendaraan.

"Ferry, pinjem ponsel, punya gue gada paketnya" ujar gio, dengan tangan mengadah pada Ferry, Ferry yang memang tengah memainkan ponselnya hanya diam sembari memberikan ponselnya.

"Makasih," ucap gio, diakhir kecupan dipipi milik ferry.

Ferry tentunya berusaha untuk tidak banyak salah bertingkah didekat gio, harus stay cool. Perjalanan bus itu memakan waktu dua jam kira kira.

Bus telah berhenti dibeberapa halte, mereka berdua sesekali bercerita hal acak yang ada di kepala mereka untuk mencair kan suasana.

Tiba di halte yang keempat, mungkin karna kelelahan gio tertidur dengan ponsel Ferry yang masih ditangannya.

Ferry yang memang belum terlalu mengantuk, tersadar akan gio yang akan terhantuk saat ada polisi tidur yang dilewati bus. Dengan segera, Ferry meraih kepala gio untuk ia senderkan pada bahunya.

Tangannya yang lain mengambil ponsel miliknya dan mengantonginya. Dirinya tak luput mengusap lembut rambut gio yang bersandar dibahu, sesekali dirinya menepuk pelan kepala itu.

Perjalanan berjalan lancar, sampai dengan tak sadar, Ferry ikut tertidur disana. Namun tangan itu berganti menggenggam tangan gio.

***

"Aaaa Sarah, dimana kamu?" Teriak gio sesaat setelah dirinya membuka pintu rumah yang sudah beberapa lama tak dihuninya.

Langkah kaki terdengar, "wah Abang. Sama siapa bang?" Tanya Sarah seraya memeluk tubuh gio.

Gio melirik Ferry yang berdiri dibelakangnya, "oh itu, pacar Abang lah. Kenalan gih" Jawab gio, tangannya meraih tangan Ferry layaknya, milik gue, gosah ganggu Pada sarah.

Mengangguk, "oh pacar Abang, halo bang salam kenal Sarah. Adek dari bang gi" ujar Sarah disertai senyuman

"Halo, panggil Abang Ferry aja biar sama kaya gio. Salam kenal" jawab Ferry.

Setelah perkenalan singkat itu, mereka berjalan masuk dan menemui ibu gio yang ada di halaman belakang.

Sore menjelang, waktu mungkin telah memberikan kenangan pada Gio dan Ferry yang berkunjung pada rumah Gio.

"Bu, Gio pamit ya mau keasrama lagi." Gio berucap disertai kecupan singkat dipipi sang ibu. Begitu pun dengan Sarah.

Sarah sendiri, dirinya tengah mengobrol dengan ferry diruang tamu. Entah bagaimana, mereka secara singkat telah akrab saja. Gio melihat Ferry beranjak pun mendekati nya.

"Ayo" ajak gio, Ferry hanya mengangguk dan tak lupa ia berpamitan pada keluarga gio.

"Ayo, pamit ya Bu" Pamit Ferry pada ibu Sergio.

Mereka perlahan berlalu meninggalkan rumah yang nyaman itu, di sore yang meninggalkan langit cantik berwarna jingga.

"Adekmu lucu, —" ucap Ferry, gio hendak menjawab namun terpotong oleh Ferry,

"— tapi lucuan abangnya" lalu kecupan Ferry berikan pada dibibir milik gio.

26,8,33

[1] SIDE classMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang