2. Ferry

5K 230 3
                                    

Setelah lamanya Sergio menunggu pesanan bakso miliknya dan gifar, dan berakhir kini tangannya terdapat nampan berisi bakso.

Melangkah menuju meja yang berisikan teman sekelasnya, tidak akrab juga sih. Ia meminta izin untuk duduk disana.

"Ferr, gue ikut duduk sini ya!" Izinnya,

"Gih duduk, bukan milik gue juga" orang yang Sergio sebut ferr itu menjawab. Dengan tangan yang memegang ponsel dengan dimiringkan itu, dia menjawab.

Ferry werio, teman sekelasnya Sergio. Sifatnya gak jauh beda sama Sergio, cuma emang dia suka bolos. Humor receh, tapi kalo lagi badmood, serem parah. Gio yang bilang.

"Nggak pesen Lo fer?" Tanya gio dengan sesekali menyuapkan baksonya, tak lama gifar datang dengan bibir yang tampak mengkilap. Dengan cengengesan, dia duduk lalu memakan baksonya setelah tadi melihat lirikan tajam gio.

"Gak, lagian kenyang juga." Jawaban Ferry berikan pada gio, lalu melanjutkan kembali permainan ponselnya.

"Hemm," berdehem canggung, mata Sergio kini melirik temannya yang tampak anteng memakan baksonya. "Makasih ya gif, " dengan secara tiba-tiba gio berucap seperti itu.

Mendengar ucapan yang pasti ditujukan untuknya, gifar lalu tersenyum seperti logo kumon. "Aduh lupa, makasih yaa giooo" setelah itu cengengesan bak odgj. Mendengus lirih, gio lanjut memakan makanannya.

***

Ferry kini berada di toilet, dan sekarang tengah berdiri didepan wastafel yang ada di toilet ini. Tangannya yang tadi hanya menganggur, terangkat merapikan rambutnya yang berantakan.

"Gio, gio. Sampe kapan gue harus mendem ini?" Ucap lirih nya, lalu kembali menyelipkan tangannya disaku celana. Berlalu meninggalkan toilet, yang bagian paling ujungnya terdengar desahan lirih. Siapa tahu ada yang tengah sex, kan ia tak mau ganggu.

***

Pintu yang tertutup itu, dibuka oleh Ferry yang baru saja kembali dari toilet. Dan tampaklah keadaan kelas yang hanya sedikit orang, karna memang masih istirahat.

Melihat Sergio yang cemberut dibangkunya, dihampiri lah oleh dia, "kenapa?" Tanya nya.

Mendengar orang yang bertanya, sergio langsung menurunkan bibir nya hingga tambah cemberut. "Gifar nya, huhu. Jahat banget anjing, masa ninggalin gue dikantin. Udahmah ga bayarin makanan gue, enak banget dia." Ucapnya dengan nada merajuk.

Terkekeh sebentar, "gue kira kenapa. Mau ditraktir emang?" Kemudian bertanya sembari duduk dimeja milik gio. Tangannya pun tak luput dari usapan lembut dirambut sergio.

"Mau, Lo mau traktirin?" Jawabnya dengan mata berbinar, diangguki oleh Ferry.

"Iya, mau kapan?" Jawabnya sekaligus bertanya, Ferry melirik sekeliling kelasnya yang mulai berdatangan.

"Pulsek yaa, hehe" ucap Sergio, tangannya bertepuk dengan pelan. "Siap, gue ke bangku gue dulu" ujaran itu berasal dari Ferry, yang kini sudah berdiri dibelakang bangku gio, menundukkan badannya sedikit. Ferry berucap disamping telinga gio,

"Dah sayang," disertai kecupan singkat ditelinganya.

18,8,23

[1] SIDE classMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang