8. Kiss

2.5K 100 1
                                    

Pelajaran baru selesai, persis sekarang. Ya, untungnya guru yang ngajar tadi gak korupsi waktu. Dengan segera gio keluar menuju kantin, dengan menarik tangan gifar. Jangan tanya Ferry dimana, tentunya dia bolos.

"Gif, mo makan apa?" Tanya gio pada gifar yang tengah melihat lihat kantin, "hah? Oh bakso lah" setelah menerima jawaban gifar, Sergio bergegas menuju stan bakso dan memesan untuk mereka berdua.

Selama menunggu pesanannya siap, dia memainkan ponselnya dengan santai, hingga notifikasi bar dengan nama seseorang membuatnya tersenyum, sedikit.

pery'

Dikantin belum?

Udah, lgi psn makan.
[Pict stan bakso]
Tuh, antri huhu TT

Jan nrobos antrian ya,
Slmt makan..

Sip!

Yaaa, singkat dulu saja.

Setelah menunggu berapa lama, akhirnya pesanan miliknya itu telah jadi, dengan segera ia kembali menuju bangku tadi yang akan ia duduki.

Meletakkan dengan pelan, "nih gif!" Ucapnya lalu duduk dan mulai memakan baksonya.

"Makasih gioo" sama seperti gio, gifar mulai memakan baksonya. Namun sebelum itu dia menambahkan beberapa  bumbu yang sekiranya agar rasa bakso itu pas.

Selesai melahap bakso nya, mereka kini kembali menuju kelas, tidak ada adegan bolos bolosan dikamus gio, gak tau nanti kalo udah sama Ferry.

"Gi," panggil gifar pada gio yang tengah memperhatikan murid yang bermain bola di lapangan.

Menoleh, "Apa?" Jawab gio.

"Gimana sama Lo ma ferry?" Tanyanya pada gio.

"Ya gak gimana gimana, ada apa emang?" Setelah menjawab itu, gio mengalihkan pandangannya pada ponselnya yang bergetar.

Menghela napas, "cepetan dong jadiannya, gue pen traktiran hehe. Kaburrr" ucap gifar yang kemudian berlari meninggalkan gio yang kini fokusnya teralihkan pada ponsel.

"Anak asu"

***

Kembali dengan keadaan asrama, gio kini tengah merapikan meja belajarnya yang sepenuhnya berisi bungkus jajanan. Dirinya melirik meja Ferry yang 11 12 dengan mejanya.

Bedanya, jika miliknya berisi jajanan. Milik Ferry itu sisa sisa puntung rokok. Sebuah keberuntungan sebenarnya, karena petugas asrama belum mengecek setiap keadaan kamar lagi.

"Ferr!" Teriaknya pada Ferry yang tengah memainkan game online diponselnya.

Tanpa melihat, Ferry hanya menyahut. "Apa sayang?" Jawabnya.

"Sayang sayang, beresin itu meja. Ntar kalo petugas kontrol ketauan bahaya. Males disangkut pautin gue mah" gio berucap dengan panjang lebar, tanpa tahu ferry memilih memakai earphone lalu melanjutkan game nya.

Tidak mendengar sahutan, gio dengan segera melihat dimana Ferry berada. Dan ya, terlihat bahwa Ferry tengah memainkan ponselnya, bukan mendengar kannya.

"Anak asu!" Ucapnya kemudian menghampiri Ferry dan memberikan sebuah pukulan.

"Aduh, apasih gio~" Ferry membalas dengan tangan yang mengusap bagian pundaknya yang dipukul gio.

Melihat itu, gio dengan geram kembali memukul Ferry pun dengan sigapnya menghalangi kembali pukulan itu.

Hingga, saat yang salah, gio yang mendorong Ferry lalu mencium ferry yang sedikit terkejut. Namun tak bertahan lama, karena dengan segera Ferry membalas ciuman gio.

Dengan tangan yang memegang tengkuk leher gio, dia memperdalam ciuman mereka.

25,8,23

[1] SIDE classMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang