13. Gio, Gifar

1.3K 59 0
                                    

Gio dan Ferry sudah kembali dari rumah Ferry dan kini mereka berdua berada diasrama. Jika Ferry tengah tidur, berbeda dengan gio yang sedang memainkan ponselnya —saling memberi pesan pada gifar.

Gio beranjak bangun menuju kamar mandi,  setelah menerima pesan bahwa gifar mengajaknya untuk bertemu.

"Ferr, aku pergi dulu ya sama gifar" pamit gio pada Ferry yang sudah terbangun, anggukan Ferry berikan, "hati hati"

Gio mengambil dompet dan ponselnya yang tadi ia tinggalkan dimeja. Dirinya mengabari gifar melalui pesan,

Gipariiiii

Gue tunggu didpn
asrm Lo y.

Setelah itu, gio langsung pergi keluar kamar. Demikian Ferry yang sudah tertidur kembali.

***

Mall tengah kota, menjadi tujuan mereka berdua. Dengan tangan saling bergandeng, gio dan gifar terus berjalan menelusuri sudut sudut mall itu.

"Mau kemana dulu ya?" Tanya gio pada dirinya sendiri, namun gifar menyeletuk jawab. "Cafe gasih?"

"Oh yodah lah, ayooo" tangan gio menarik tangan gifar yang memegang Vape. Iya, Vape. Gifar memang bukan perokok aktif, namun dia memakai Vape.

Beda dengan gio, gio bukan perokok atau pengguna Vape aktif, dia melakukan hal itu jika ingin saja. Kendati demikian, dia dilarang memakai kedua hal tersebut terlalu sering oleh Ferry.

Kembali ke keadaan mereka berdua yang kini sedang memilih menu,

"Mau apa gip?"

"Latte aja dah, "

"Oke, cake nya?"

"Lo pengen apa?"

"Cheesecake yaaa"

Mengangguk dengan santai, gifar mengalihkan pesanan nya pada waiters yang disampingnya. "Dua latte, sama dua cheesecake ya mba"

"Baik, ditunggu mas"

***

Selesai nongkrong dicafe, lanjut mereka menuju toko pakaian. Menelusuri deretan deretan baju yang tergantung ditempat.

Tangan gio mengambil satu Hoodie dan sebuah topi. "Bagus ga gif?"

Melihat yang dipilih gio, gifar hanya mengangguk. "Udahkan? Ayo bayar" ujar gifar.

Selesai membayar, mereka berlalu untuk kembali ke asrama. Tangan tangan yang tadinya kosong kini sudah ada beberapa paperbag berisi semua belanjaan mereka.

Kendati demikian, tangan gifari tidak terlalu penuh oleh paperbag,  tangan lainnya meraih Vape yang ada disaku celana. Menjulurkan pada gio, menawarkan.

"Mau gak?" Tanya gifar, gio meraih Vape itu lalu menyesapnya.

"Kenapa nggak, mumpung gada Ferry hehe" jawabnya begitu. Mereka mampir sebentar ke minimarket, untuk membeli rokok.

Setelah masuk, mereka langsung menuju kasir. "Mba, rokok yang itu 1 ya sama pemantiknya." Ucap gio, iya tak salah. Gio yang membeli rokok, mungkin dia sudah ingin merokok lagi. Toh Ferry tak ada disekitarnya. Lalu berlalu menuju pulang.

Melirik tangan gio yang terdapat rokok, lalu melihat gio yang sudah mengapit rokok dibibir nya. "Yakin gak kena marah si Ferry? Gue gak yakin deh. Apalagi kalo ferry tahu tadi Lo juga ngevape."

Menyesap rokoknya, gio melepas rokok itu sebelum berbicara. "Gatau, palingan kalo kena marah tinggal cipok, pasusahnya"

"Tolol" maki gifar, tangannya menggeplak kepala gio.

1,9,23

[1] SIDE classMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang