14. Part of hakim

1.1K 55 5
                                    

Hakim Azikri,

Namanya emang islam-able. Gak salah kok. Dia itu satu kelas sama gifar, beda dibagian kelas A atau kelas B nya. Kalau gifar kelas A, hakim sendiri kelas B.

Dia itu anaknya kaya cuek(?) Tapi bisa care sama yang lain juga. Maklum, anak sulung jadi harus bisa jaga adiknya berakhir dia tsundere sama yang lain.

Kalau ngomongin soal dia sama gifar, mereka udah jadian sekitar satu tahunan. Naik kelas sepuluh mereka jadian, tapi pdkt-an udah dari kelas sembilan. Langgeng ya,

Sekarang ini, hakim ada diasrama nya. Dengan keadaan badan yang tak memakai atasan, dan berbaring dikasur dengan laptop dipangkuannya. Mengerjakan sesuatu.

Ding!

Notifikasi mengalihkan mata hakim yang terfokus pada tugasnya pada ponselnya yang menampilkan sebuah pesan.

Babe

Kim, mau dibawain apa?
Kalo mau itu juga,

Tersenyum samar, dirinya menekan ikon telepon pada layar pesan tersebut.

Halo? Ada apa nelpon?
—halo, lagi dimana?)
Lagi dijalan si, mau pulang. Ada apa Kim?
—gak boleh emang nelpon? Yaudah aku matiin ya)
Dih dih, ya nggak. Tumben nelpon gitu
—kangen.)

Tut!

Suara panggilan terputus itu, mengakhiri telepon antara hakim dan gifar. Mungkin, gifar disana mencak mencak disisi jalan.

Tangan hakim kembali mengerjakan tugas yang masih terpampang dilayar laptop. Mengabaikan ponsel yang berada dinakasnya.

***

"Hakimmm" teriakan berasal dari pintu yang menampilkan gifar yang berdiri didaun pintu.

Hakim yang memang baru saja selesai mandi, keluar hanya dengan handuk dipinggang. "Apa?" Jawabnya, tangan nya melambai mengajak gifar masuk. Teman sekamar hakim tidak ada disana, semuanya sedang diluar, jadi hakim aman aman saja.

Gifar melangkah masuk, paperbag nya disimpan disofa yang ada. Setelah nya, langsung menubrukan tubuh yang tak jauh tinggi dihadapan nya.

Hakim langsung melingkarkan tangannya kepinggang gifar yang memeluknya. Tangan satunya mengusak rambut flufy gifar.

"Kenapa telpon nya langsung dimatiin?" Ucap gifar melepaskan pelukannya. Pun hakim yang menuju lemari dan memakai pakaiannya.

"Gapapa, bentar deh. Kamu ngevape?" Hakim menjawab namun tangannya menarik gifar untuk duduk di ranjang miliknya, alisnya terangkat saat ia mencium bau liquid yang biasanya gifar kenakan.

Dengan cengengesan nya, gifar menjawab "hehe iya," tangan hakim mengelus kepala gifar, "jangan sering sering." Gifar mengangguk.

***

Kini hakim sedang berada dikelas gifar, ngapel istilah nya. Mereka berdua duduk dibangku, dengan pandangan terfokus pada ponsel masing-masing.

hakim gifar
⬜⬜⬜⬜

⬜⬜⬜⬜

[⬜=Meja bangku]

Karna merasa pegal, hakim berbaring dibangku yang disatukan, kepalanya ia pangkukan pada paha gifar.

Setelah merasa nyaman, hakim kembali memainkan ponselnya,

"Kim, sibuk gak sore?" Tanya gifar, by the way teman sekelasnya sedang istirahat dikantin. Yaa walau ada beberapa yang dikelas. Sama sedang pacaran. Contohnya Ferry dan gio yang ada didepan bangku mereka.

Hakim mengangguk singkat, "kenapa emang?"

Bibir gifar mengerucut kecewa, padahal kan dia mau mengajak hakim jalan jalan. "Mau ajak jalan"

"Yaudah nanti lagi yaa"

Gifar mengangguk, tak lama ia berceletuk "geseran mau rebahan juga"

Hakim menggeser tubuhnya, lalu gifar langsung merebahkan telungkup tubuhnya seperti hakim namun kepalanya berhadapan dengan wajah hakim.

Merasa nyaman, keduanya mulai sibuk oleh ponsel nya. Gifar yang merasa bosan, menaikkan kepalanya hingga tak lebih tinggi dari wajah hakim.

Gifar sesekali mengecup sisi wajah hakim, hakim sendiri hanya diam melanjutkan game yang dimainkannya.

Cup!

Kecupan terakhir itu dibubuhkan diatas bibir hakim. Hakim yang terkejut langsung melirik gifar yang tertawa, tak lama bibir tebal hakim itu telah bermain main dengan bibir gifar.

Bukannya menolak, gifar malah tersenyum senang, 'ini yang gue mau' batinnya.

Ciuman itu terus berlanjut, namun karena tak merasa nyaman, hakim meminta gifar untuk duduk dimeja, pun dia yang berdiri dari rebahan nya.

Setelah gifar duduk dimeja, hakim langsung melanjutkan ciuman yang tertunda tadi, menghiraukan teman sekelasnya yang sudah mulai berdatangan dari kantin.

"Uwahhh kissing in live" celetuk Meila yang datang bersama Yani dan adis. Mereka memang fujoshi, gak juga. Yang fujoshi cuma adis dan Meila.

Hakim benar benar menghiraukan keadaan teman sekelas gifar, toh dikelasnya ini tak hanya dia yang sering berciuman. Ada gio dan Ferry juga. Untung untungan juga kalau mau ciuman, kalau guru lewat ya mereka masuk bk.

Gifar membalas ciuman Hakim yang sedikit menuntut, lumatan bibir bawah dan atas hingga suara bel membuyarkan aksi ciuman kelas itu.

"Hah hah. Udah sana masuk" ujar gifar sedikit terengah, nafasnya kan habis diajak ciuman tadi.

"Oke, makasih" hakim membalas diakhiri kecupan serta lumatan singkat dibibir gifar.

"Pelan pelan pak hakim" teriak Meila.

"Santuy Kim, ntar lagi kissing nya" itu adis yang bilang,

"Wahhhh anjir" Yani sendiri hanya menganga.

Hakim saat itu hanya terkekeh lalu kembali kekelasnya.

2,9,23

[1] SIDE classMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang