22. Kelulusan

1.2K 32 0
                                    

Semenjak keduanya terlibat akan 'adu ranjang ditengah liburannya, keduanya tampak semakin dekat saja.

Banyak hari, mereka lalui dengan banyaknya kebahagiaan dan sekurang-kurangnya sedikit masalah. Begitupun dengan teman mereka, hakim dan gifar.

Keduanya -hakim dan gifar - setuju dengan ajakan gio yang mengajak mereka mendaki. Sebagai pengalaman, kilah gifar.

***

Kembali ke hari sekarang, dengan setelan khas kantoran, gio dan seluruh teman kelas 12 nya sedang merayakan kelulusan mereka.

Gifar dan gio duduk bersebelahan mendengarkan beberapa petuah yang para guru dan kepala sekolah tuangkan dalam pidato mereka.

"Anjir gif, emang kita nakal banget ya pas kemaren kemaren?" Tanya gio pada gifar yang memainkan ponsel tengah berbalas pesan dengan kekasihnya.

Gifar mengalihkan pandangannya pada gio, tangannya dengan enak mendorong pelan kepala gio. "Lo bodoh pa gimana Sergio Putra?—" Gifar menjeda sedikit perkataan nya menunggu jawaban gio. Dengan remehnya, gio menggeleng kepalanya.

"— yang kemaren bolos Mulu siapa? Banyak absen? Trus jailin guru? Ribut dikelas kaya monyet? Mana yang gak nakal, yaa walau gue juga gitu sih hehe" ucap gifar.

Termenung sebentar, "iya juga ya? Wah gue bakal dikenang dong" jawabnya dengan bahagia.

"Tolol bet anjing" gumam gifar.

Perhatian mereka teralihkan saat penampilan kreasi seni. Tadinya mereka tak memperhatikan jalannya acara ini sebelumnya. Tapi, ketika kedua kekasih mereka berada diatas panggung, mereka mengerutkan keningnya bersamaan.

"Itu mereka ngapain?" Ujar gifar.

"Lo tanya gue?" Gifar mengangguk, "ngamen mungkin"

Dipanggung terdapat hakim dan Ferry yang sedang bersiap. Dengan Ferry yang memegang gitar seraya terduduk dan hakim yang mengambil vocal.

Petikan alunan chord gitar mulai terdengar disekeliling sekolah yang sedang mengadakan pesta kelulusan.

"Untuk yang pertama, perkenalan dahulu ya semua. Kalau siswa sekolah mungkin udah tau, buat bapak ibu sama tamu, perkenalkan saya Hakim Azikri, sebelah saya yang membawa gitar bernama Ferry Werio—" ujar hakim panjang lebar,

"—begitulah intinya, jadi langsung saja ke tujuan kami ya. Selamat menikmati " sekarang Ferry yang berucap, setelah menyamankan duduknya, dirinya mulai memetik senar gitar.

Wanna be yours

will never rust
If you like your coffee hot
Let me be your coffee pot
You call the shots, babe
I just wanna be yours
Secrets I have held in my heart
Are harder to hide than I thought
Maybe I just wanna be yours
I wanna be yours, I wanna be yours
Wanna be yours
Wanna be yours
Wanna be yours
Let me be your leccy meter
And I'll never run out
Let me be the portable heater
That you'll get cold without
I wanna be your setting lotion (wanna be)
Hold your hair in deep devotion (I'll be)
At least as deep as the Pacific Ocean
Now I wanna be yours
Secrets I have held in my heart
Are harder to hide than I thought
Maybe I just wanna be yours
I wanna be yours, I wanna be yours
Wanna be yours
Wanna be yours
Wanna be yours
Wanna be yours
Wanna be yours
Wanna be yours
Wanna be yours
(Wanna be yours)
I wanna be your vacuum cleaner (wanna be yours)
Breathing in your dust (wanna be yours)
I wanna be your Ford Cortina (wanna be yours)
I will never rust (wanna be yours)
I just wanna be yours (wanna be yours)
I just wanna be yours (wanna be yours)
I just wanna be yours (wanna be yours)

Tepuk tangan terdengar disekeliling mereka. Begitu pula dengan Sergio dan Gifar yang sedikit terharu dengan keduanya.

Bukan terlalu percaya diri, tapi mereka pastikan lagu tersebut milik mereka, untuk mereka.

"Thats my boy" ucap keduanya.

9,9,23

[1] SIDE classMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang