Sepulangnya dari kampus, gio langsung bergegas menuju motornya untuk ke fk teknik mesin.
Gak terlalu jauh, tapi kan kalau Sunda kata mah 'melang ah, bisi dipaling' (khawatir ah, takut di curi)
Dirinya memberi tahu gifar bahwasanya ia akan kesana. Menemui gifar dan tujuan utamanya, ferry.
Deruman knalpot motor yang dikendarai gio menjauh meninggalkan fakultas yang telah ia selesaikan kelasnya.
Sampainya disana, dirinya langsung pergi menuju kantin fk mesin teknik ini. Melirik sekitar yang tampak ramai, gio mengambil ponselnya dan menghubungi nomor gifar.
Dimana?
—bentar, Lo dimana
Gue dikantin, Lo dimana?
—gue baru dari toilet, tunggu
OkTut!
Panggilan terputus, sembari menunggu gifar datang, dirinya memutuskan untuk makan dahulu. Gak fair dirinya kekantin tapi gak jajan, kata gio.
"Ibu, pesen batagornya satu ya" gio berujar pada penjual batagor yang sedang membuat beberapa batagor pesanan.
"Siap den, tunggu ya ibu buatin yang lain dulu" gio memberi jempol dan menunggu dibangku yang tersedia.
Tak lama, gifar datang bersamaan dengan batagor miliknya yang sudah jadi. "Makasih bu" kata gio, si ibu mengangguk dan berkata sama sama.
Gio melahap batagornya dengan santuy dan dirinya mengalihkan tatapan pada gifar.
"Jadi gimana sama Ferry gif?" Tanya gio, Ferry kemudian menjelaskan kejadian yang dia lihat tadi. "Inget ya, ini masih persepsi gue, belum fakta" ujarnya diakhir kata.
Gio cukup mendengar cerita gifar sambil memakan makanannya. Dirinya mengambil minum, dan meminumnya perlahan.
"Hmm, oke deh. Ntar gue tanya baik baik"
***
Setelah menunggu berapa lama, akhirnya netra gio menemukan Ferry yang berjalan dengan seorang perempuan yang gifar ceritakan tadi.
Sesak, hatinya sesak saat mereka tampak tertawa tanpa beban apalagi Ferry yang sedang tertawa itu, hingga netra gio dan Ferry bertabrakan. Dengan isyarat, gio menyuruh Ferry mendekat tanpa sang perempuan tersebut.
Gio memperhatikan bagaimana Ferry menyuruh perempuan itu pergi sebentar, dan Ferry menghampirinya.
"Jelasin" tekan gio pada Ferry yang seperti gelagapan? Itulah.
Mengulum bibir nya, Ferry dengan segera menjelaskan yang tadi ia lakukan.
"Jadi gini, aku gak selingkuh kok, jujur demi tuhan. Dia sahabat aku yang baru masuk kuliah, masuk jurusan teknik mesin sama kaya aku." Jelas Ferry, gio hanya mengangguk,
"Sahabatan kok rangkul pinggang, encok dia?" Sarkas gio, kesal dia anjing.
"Arh, gimana ya. Intinya aku gak selingkuh, dia bilang tadi pusing makanya aku rangkul. Jujur deh. Giiiii jangan salpah yaaa"
Mengusap wajah dengan kasar, "trus kemaren kemaren kemana? Gue nyuruh bareng ga bisa, jalan bareng bilang sibuk. Mau nya gimana anjing?" Sentak gio,
"Aku—
"Gimana gue gak mikir Lo selingkuh tolol? Kelakuan aja bikin nethink Mulu." Potong gio, Ferry menghela nafasnya.
"Mau aku ajak temuin dia? Biar beres urusannya?"
"Iya" jawab gio, dia akan mengamati perempuan tersebut, bukan waktunya jumbak Jambak rambut. Mereka sudah dewasa, pun ia lelaki. Harus ada harga dirinya lah.
10,9,23
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] SIDE classMATE
Teen Fiction[ the story already ENDING ] " dimana ini cerita tentang antara dua orang siswa yang berada dalam satu kelas, yang isinya sus semua. " (n.) this bl area | ferry, sergio ©rdhisty - 230818 ending - 230910