Matcha

1.2K 89 3
                                    

Mengambil keputusan untuk suatu hal harus dilandasi dengan tanggung jawab. Apa yang kita mulai harus diselesaikan itulah tanggung jawab. Seperti halnya dengan Nabila.


Seminggu kebelakang Nabila harus double latihan. Dari kegiatan untuk perfom dan syuting segala macam dia juga harus belajar untuk mengikuti ujian sekolahnya.


Seperti yang kita tau, dia masih berada di bangku sekolah menengah atas atau SMA. Double kill bukan??


Di tengah kesibukan kegiatan karantina, dia juga tidak boleh mengesampingkan sekolahnya, mau tidak mau di harus menyempatkan belajar untuk melanjutkan sekolahnya.


Tepat seperti pada umumnya ujian sekolah pasti dilakukan 1 Minggu full. Senin - Sabtu, Senin malam adalah kompetisi di adakan setiap minggunya. Dipagi hari dia sendiri yang izin tidak bisa mengikuti kegiatan karantina dikarenakan dia ada ujian sekolah.


Dilain waktu orang orang sibuk latihan untuk perform nanti malam. Sedangkan Nabila menyiapkan diri untuk mengikuti ujian. Tepat sudah di depan laptop nya.


"Hay nab" Ucap Rony yang tiba-tiba sudah berada di depan Nabila sambil memegang minuman matcha favorite gadis itu.

"Eh kak, ko bisa di sini" Ucap Nabila kaget.

"Emang gak boleh?? " Tanya Rony.

"Gak gitu maksudnya. Gak latihan emang?? " Tanya Nabila penasaran.

"Ini mau latihan, kesini dulu mau ngasih ini" Sambil mengangkat minuman yang dipegangnya.

"Kok tau aku disini??Ih ko bisa beli minuman di luar?? Beli dimana?? Pake HP siapa?? " Ucap Nabila kaget dan penasaran tentunya.


Pada dasarnya semua hp kontestan sudah di kumpulan.


"Tanyanya satu satu Nabila Wulandari" Ucap Rony yang mendapatkan senyum manis dari Nabila karna rasa malunya.

"Jangan senyum senyum gitu, diminum nanti biar semangat ujiannya yah. Oke" Ucap Rony semangat.

" Iya iya iya Kak Ronay. Tapi jawab dulu pertanyaan aku" Jawab Nabila mengerucutkan bibir mungilnya.

"Gemes banget Tuhan" Ucap hati Rony.

"Semalam denger kamu ijin kegiatan buat ujian sekolah terus tadi pinjem HP crew, order matcha deh" Ucap Rony

"Ohhhhhhhhhh makasih yah" Jawab Nabila tulus.

"Diminum ya. Dahh mau latihan dulu. Yang semangat Ujiannya" Tangan Rony Reflek mengelus pucuk kepala Nabila.


Seketika Nabila Freeze belum sempat menjawab ucapan Rony karna pria itu sudah belari keluar.





•••••





Hampir dzuhur tiba Nabila berhasil mengerjakan 2 mata pelajarannya tinggal satutu mata pelajaran lagi.


"Alhamdulillah tinggal satu lagi" Monolog Nabila sambil merenggangkan sedikit otot otot lengannya ke atas.


Nabila meminum sisa matcha yang diberikan temennya itu. Diam diam dia tersenyum sambil meperhatikan bungkus minuman yang hampir kosong itu.


Senyum apa tuh, ada artinya gak yah?? Hhhaha.


"Solat dulu ah biar ada hilal pas ujian matematika nya" Ucap Nabila karena 2 menit sebelumnya terdengar suar adzan berkumandang.

"Masih ada sisa 26 menit buat jeda solat sebelum ujian lagi" Ucap Nabila pelan sambil berjalan pelan ke arah mushola yang di sediakan.





••••





Setelah selesai GR untuk perfom malam nanti Paul menyempatkan diri menuju musola, karena tepat selesai dia latihan adzan berkumandang. Paul yakin wanita yang sedang diincarnya pasti akan melaksanakan solat terlebih dahulu.

Brukkkkkkkk.

"Astaghfirullah" Ucap Nabila keras. Tepat di belokan kearah musola dia menabrak seseorang.


Tubuhnya yang kecil terlempar tidak terlalu jauh tapi lumayan sakit karena nabrak orang yang jauh lebih besar dari badannya.

"Eh Nab, kamu gak papa?? " Ucap Paul khawatir.

"Gakpapa kak. Dikit si sakit Hehehe" Tawa paksaan dari Nabila.

"Maaf ya, aku gak tau kalau ada Nabila disitu" Ucap Paul tak enak.

"Gapapa Kak, lagian gak sengaja kan?? " Ucap Nabila tenang.

"Mau kemana?? Bukannya lagi ujian yah" Ucap Paul penasaran.

"Mau solat dulu kak. Dulan ya kak" Pamit Nabila dibarengi langkah kakinya.

"Eh Nab tunggu, semangat ya ujiannya" Tangan Paul menyerupai emoticon semangat seperti dalam whatsapp.


Nabila hanya tersenyum dilanjut dengan anggukan.
Selepas itu dia melanjutkan langkahnya menuju Mushola.


Paul yang masih berdiri di sana memandang tubuh kecil yang semakin lama semakin tak terlihat. Diapun berjalan kembali ke studio latihan yang tadi ia tinggalkan.




_______________________________________________________

*Cerita ini hanya sekedar fiksi semata

*Yang terhibur selamat menikmati

*Terimakasih

Kalah StartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang