masak

817 90 54
                                    

Pagi hari Nabila ingin membantu Mamahnya memasak di dapur. Nabila bukan anak yang suka berada di dapur. Terlebih dia tidak mempunyai bakat sedikitpun untuk menyentuh peralatan dapur. Terakhir kali dia memegang pisau yaitu SMP itupun dia lakukan karna ada tugas dari guru nya.



"Pagi Mamah ku sayang" Ucap Nabila mencium pipi kiri sang Mamah.

"Pagi cantik" Memberikan senyum terbaiknya.

"Ada yang bisa Kaka bantu" Tawar Nabila.

"Emmm apa yah"

"Kamu cuci piring aja nak" Ucap Uma Nabila.

"Siap komandan" Memberikan hormat di barengi dengan senyuman manisnya.

"Mah"

"Iya sayang" Ucap Uma Nabila dengan kesibukannya memasak.

"Kaka mau nanya deh"

"Mamah bisa masak dari kapan?? "

"Ko masakan mama enak enak semua" Ucap Nabila penasaran.

"Mamah pas masih di SMP juga udah seneng masak kak"

"Mamah suka liat Nenek kamu masak, terus kalau Nenek kamu masak uhhhhhhh semuanya enak"

"Gak ada masakan Nenek kamu yang gak enak" Ucap Uma dengan wajah bangganya.

"Terus-terus" Ucap Nabila penasaran dengan cerita Uma.

"Ya Mamah belajar dari Nenek kamu itu, belajar dikit-dikit"

"Semua orang tuh gak ada yang langsung bisa sayang"

"Semua itu butuh proses. Ada yang prosesnya cepet ada juga yang lama"

"Tapi Mamah sempet khusus masak juga loh kak" Ucap Uma kembai.

"Wahhh masa Mah"

"Iya"

"Soalnya Nenek kamu kan sukanya masakan rumahan aja, trus Mamah di suruh buat kursus Masakan luar, dessert, western, bikin kue juga"

"Kenapa memangnya kak"

"Gapapa nanya aja" Sambil melanjutkan kegiatan mencuci piringnya.

"Kaka kalau ada waktu luang nanti Mamah daftarin kursus masak mau?? " Tanya Uma.

"Mau, tapi dibawa kesini aja gimana Mah?? Aku gak mau ada yang tau soalnya heheh" Ucapan dengan gigi rapih.

"Oke siap, nanti Mamah liat jadwal kamu yahh"

"Oke Mamah"

"Oh yah mah ada yang mau kaka ceritain" Menghampiri Mamahnya.

"Apatuhhhh" Ucap Uma becanda.

"Ini soal serius loh Mah"

"Iya apa kak"

"Emmmm" Nabila ragu .



Tapi mau tidak mau dia harus bercerita, karna selain ke Uma siapa lagi yang dia percaya??Apalagi ini masalah hati.


Nabila akan bercerita tentang apa saja kepada sang ibu. Hubungan mereka bukan hanya Ibu dan anak saja tapi Uma dan Nabila bisa seperti sahabat pada umumnya. Uma yang selalu siap mendengarkan keluh kesah anak-anaknya dan pastinya dia orang pertama yang tau tentang kebahagiaan dan kesedihan anak-anaknya.



"Rony yah" Ucap Uma santainya.

"Deg" Seketika jantungnya berdetak kencang.


Ko bisa-bisanya Uma tau?? Apa dia seorang cenayang??



Kalah StartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang