🌷 Die For You : Eugene Dubois 🌷

11 2 2
                                    

Di tengah keheningan malam yang kelam, sebuah rumah tua berdiri dengan anggun di pinggiran kota. Di dalamnya, hiduplah seorang wanita cantik bernama Isabella. Dia adalah seorang penari balet yang berbakat dan memiliki masa depan yang cerah. Namun, segalanya berubah ketika dia jatuh cinta pada seorang pria misterius bernama Adrian. Akhirnya pada bulan januari, Isabella menikah dengan Adrian.

Adrian adalah pria tampan dengan rahasia gelap yang menyelimuti dirinya. Dia terlihat sebagai seorang pria yang lembut dan perhatian, tetapi di balik senyumannya yang manis, ada bayangan misterius yang mengikuti dirinya. 

Isabella tahu bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan Adrian, tetapi cintanya kepada pria itu mengalahkan segalanya. 

Entah mengapa, Isabella selalu merasa seperti ada magnet yang membuatnya kembali pada Adrian. Isabella tak kuasa menahan pesona Adrian, bahkan ketika dia mencoba untuk menjauh dan melupakan kehadiran dengan mencoba berkencan dengan Leo. Tetap saja selalu ingin kembali pada Adrian.

 Malam itu, ketika Isabella sedang berlatih balet di ruang latihan di rumahnya, dia merasa ada kehadiran aneh yang mengamati. Mencoba untuk fokus pada gerakan baletnya.

 Tiba-tiba, lampu ruang latihan berkedip-kedip. Isabella terpaksa menghentikan gerakan latihannya. 

“Aduh, lampu ini kenapa sih? Padahal sudah diganti kemarin.” Gadis itu berjalan menuju ke arah saklar yang terletak di dekat pintu.

Tiba-tiba, langkahnya terhenti ketika Adrian tiba-tiba muncul di hadapannya dengan tatapan serius dan senyum misterius. 

"Adrian, kau menakutkanku!" seru Isabella dengan napas tersengal.

Pria itu tidak menjawab, melainkan berjalan mendekat dengan langkah perlahan. Dia mengeluarkan sebuah pisau dari balik jaketnya.

“A-adrian. Apa yang akan kau lakukan?” tanya Isabella dengan sedikit ketakutan.

Adrian hanya tersenyum tipis, sambil menempelkan jari telunjuk di bibirnya. Memberi isyarat Isabella untuk diam.

 Isabella tahu bahwa sesuatu ada sesuatu yang tidak beres dengan pasangannya. Ia mencoba untuk berlari menuju pintu keluar, tetapi Adrian lebih cepat dan dengan gesit menutup jalan keluarnya.

Adrian tertawa dengan sinis. "Eits, mau kemana kau?"

"Kau berani mengkhianatiku?" sindir Adrian dengan nada suara dingin dan sorot mata tajam.

Isabella ketakutan, ia mundur beberapa langkah sampai punggungnya bersentuhan dengan dinding. Adrian terus maju, sambil mengacungkan pisau ke arah Isabella.

 “Tidak ada yang perlu dijelaskan, Isabella!” potong Adrian dengan sinis. 

“Pria itu bernama Leo, kan?!” 

Dengan tatapan marah, Adrian melemparkan foto-foto bukti kedekatan Isabella dan selingkuhannya itu ke wajah Isabella. 

“Lihat ini!” 

Lembaran foto itu jatuh berserakan di lantai kayu. Isabella terdiam , terjebak dalam ketegangan dan kehancuran. Ia tidak menyangka bahwa perselingkuhanya dengan Leo akan diketahui.

"A-Adrian, biarkan aku jelaskan,” ujar Isabella dengan suara memelas, bergetar ketakutan. 

"Diam!" bentak Adrian, sambil mengarahkan jari pada bibirnya untuk menyuruhnya berdiam.

"Kau pikir kau bisa pergi dariku begitu saja?" tanya Adrian dengan suara bergetar penuh kemarahan.

Air mata Isabella mengalir, dan dia berkata, "Aku minta maaf, Adrian."

"Setelah kau tahu semua rahasiaku. Aku tak bisa memaafkanmu!" ucap Adrian tajam.

Adrian semakin mendekat, dari sorot matanya tajam jelas terlihat kemarahan.

“Kau hanya boleh menjadi milikku Isabella! Milikku!” 

Dengan cepat Adrian meraih wajah Isabella, lalu mendekatkan bibirnya ke bibir wanita cantik itu secara paksa. Sensasi panas menjalar ke seluruh tubuh Isabella, saat secara liar lidah Adrian menjelajah.

 Isabella merasa takut, ia berusaha untuk berontak dari ciuman ganas pasangannya yang psikopat itu. Ia sadar harus melawan Adrian untuk melindungi dirinya sendiri. Wanita itu menendang tepat bagian bawah perut pria tampan itu, dengan sekuat tenaga. Sehingga Adrian ambruk ke lantai sambil meringis kesakitan.

 Dalam sekejap, Isabella memanfaatkan peluang itu dan mendorong Adrian dengan segenap tenaganya. Pria itu terjatuh ke belakang, memberi Isabella kesempatan untuk melarikan diri.

Tanpa berpikir panjang, Isabella berlari secepat mungkin menuju pintu keluar. Dia berlari tanpa mengenal lelah, nafasnya tersengal-sengal. Ia hanya ingin menyelamatkan diri dari ancaman maut.

Dia berlari tanpa berhenti, berusaha untuk menyelamatkan dirinya. Sementara di belakang Adrian tampak mengejar dengan membawa pisau besarnya. Beruntung di tengah jalan di dekat bukit, tanpa sengaja ia bertemu Leo.

Isabella melihat ke arah pria itu dengan kelegaan. "Tolong, selamatkan aku," pintanya.

 “Ada apa denganmu, Isabella? Kenapa kau keluar rumah hanya dengan pakaian tipis seperti ini?” ujar Leo. 

Pria itu memperhatikan penampilan Isabella dari atas ke bawah. Sekilas ia lekuk tubuh indah dibalik balutan baju balet yang tipis, memancing hasrat kelelakianya bangkit. 

“A-adrian ingin membunuhku,” ucap Isabella dengan sedikit terisak. Ia merasa sudah tidak tahan lagi.

“Tenangkanlah, dirimu dulu,” ucap lembut Leo samba menyeka dengan lembut air mata Isabella. Kemudian memeluknya. Leo yang sedikit mabuk menjadi kalap, ia malah berbuat tidak senonoh kepada Isabella. Isabella berontak, tapi tenaga Leo lebih kuat. 

Sementara itu di jarak 5 meter, di balik pohon besar Adrian melihat semuanya. Api cemburu semakin membakar dadanya. Adrian merasa tidak tahan lagi melihat semua itu. Apalagi saat melihat tangan pria lain menyentuh tubuh Isabella. 

"Aku akan membunuhmu!" teriak Adrian dengan marah terbakar cemburu.

Adrian menggengam erat pisau yang ada ditanganya, ia segera keluar dari persembunyiannya. Ia bertarung dengan sengit untuk menyelamatkan Isabella. Pertarungan itu berlangsung dengan cepat dan ganas. 

Pertarungan itu semakin memanas, dan Isabella yang menyaksikannya merasa ketakutan dan kebinggungan secara bersamaan. Ia tidak ingin kehilangan ayah dari bayi yang ada di kandungannya, yang masih berusia 3 minggu.

Adrian berusaha memberikan serangan tajam ke arah Leo. Ia berhasil membuat pria itu terdesak. Namun keadaan berbalik dengan cepat, saat Leo mengeluarkan pistol dari balik jaket seragamnya.

“Mati kau, bedebah!” desis Leo sambil mengarahkan moncong senjatanya.

Di tengah pertarungan yang mencekam itu, Isabella tiba-tiba muncul dari balik bayangan. 

"Berhenti! Tolong hentikan!" teriak Isabella dengan suara bergetar, saat dia berdiri di antara Adrian dan Leo.

Tetapi terlambat. Pistol itu telah melepaskan tembakan. Isabella terkejut saat peluru menembus perutnya. Darah perlahan mengucur membasahi pakaian putih yang dikenakan Isabella. Tubuh wanita cantik itu ambruk ke tanah. 

Adrian histeris saat melihat tubuh istrinya terkena tembakan. 

“Tidaak!” teriak histeris Adrian, sambil memeluk tubuh istrinya yang sudah tidak berdaya.

Sementara Leo terdiam, terkejut dengan apa yang baru saja terjadi. 

Adrian menangis tersedu, sambil memeluk tubuh Isabella. Disaat terakhirnya wanita itu, mencoba untuk minta maaf kepada suaminya,

“Ma-maafkan a-aku, Adrian,” lirih Isabella.

“Isabella! Jangan tinggalkan aku, sayangku!” isak tangis Adrian. 

Perasaannya hancur lebur. Saat melihat wanita yang sangat dicintainya meregang nyawa dengan sangat tragis. 

                      --SELESAI—

Bionarasi

Halo, namaku Eugene Dubois (baca Yujin). Seorang penggemar sastra, kelahiran Bulan Oktober. Ditengah kegiatan sehari-harinya, yunjin mencoba menjadi penggiat literasi dengan mencoba menulis beberapa karya. Selain kopi dan musics, dunia sastra sangat menyenangkan untuk digeluti bisa untuk penyaluran hobi dan healing.

IRIDESCENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang