Hari itu adalah hari yang sangat ingin ku lupakan... Hari dimana monster itu datang kekota...
Hari dimana aku dan keluargaku bersimpah darah. Aku sedang berjalan pulang dari hutan melihat kota yang kutinggali membubung tinggi dan tembok yang hancur di depan gerbang.
Segera aku panik dan lalu bergegas berlari kearah kota, aku melihat situasi kota yang sedang kacau dan melihat beberapa monster yang berkeliaran membawa pedang kecil seperti belati yang kupunya. Seolah-olah mereka sedang memburu mangsanya, disela-sela monster yang berburu
itu, banyak penjaga yang membentuk pasukan untuk memburu monster-monster yang ada disekitar, namun ada beberapa monster besar dengan membawa kayu mirip seperti pentungan.
Monster itu menghempaskan mereka semua dalam sekali ayunan.
Akupun panik dan bergegas berlari ke arah rumahku, tanpa memikirkan apa yang terjadi pada penjaga-penjaga tersebut. Setelah sampainya dirumah, Aku melihat pemandangan yang tidak mengenakkan dimana rumahku hancur berkeping-keping, ayah dan ibu yang tergeletak di reruntuhan dengan bersimbah darah dengan makanan disebelahnya.
" Ayah... Ibu... " Air mataku mengalir dengan deras sampai dimana ayah mulai menggerakan bibirnya dan aku mendekatkan telingaku dengannya.
" C....ari.... A...dik..mu " Aku berangsur panik dan sekaligus tenang, Ayah.... Ibu... Maafkan aku, Aku mulai menyeka tangisanku dan bergegas pergi lagi dengan rasa yang bersalah dengan berdiri tegap dan mulai mencari Adikku disekitar.
" Asahi! Dimana kau?!!! " Teriakku sambil berlari dengan menghindari dan membunuh beberapa monster dengan pisau belati yang kupunya.
" ASAHI! JAWAB AKU!!! " Dengan napas yang terengah-engah dan juga mata yang mulai kehilangan pandangan, aku. menemukan adikku, yang tergeletak bersimbah darah di bagian
lengan. Mataku mulai tidak bisa melihat dengan jelas, mata yang kabur seakan-akan melihat kabut yang tebal.
Disana aku melihat seorang ksatria berambut putih, berbaju zirah dengan jubah kerajaan yang mempunyai teknik unik dengan membunuh monster sekali tebasan.
"Selamat Pagi, hari ini saya yang akan merawat anda, Saya perawat Ina permisi" Aku mendengar suara yang asing, perlahan aku membuka mataku dan melihat sekeliling dan didepanku ada perawat dengan rambut hitam pendek yang pekat, dengan mata yang indah seperti permata.
Perawakan perawat tersebut seperti gadis tercantik didesaku.
Aku dengan spontan menjawab "Selamat Pagi". Perawat tersebut bergegas keluar tanpa
mengucapkan satukatapun kepadaku, lalu beberapa saat kemudian seseorang dengan baju seperti perawat dengan jubah yang aneh berwarna putih bersih dengan perawakan yang tinggi dengan rambut hitam panjang pekat yang diikat dengan karet gelang dirambutnya, ditempat ini banyak sekali mata cerah seperti perawat itu.
"Selamat Pagi. Saya dokter Rian yang berjaga disini selama paska anda sakit, saya permisi untuk mengecek keadaan anda, anda bisa mengangguk jika boleh.." aku menganggukkan kepalaku keatas dan kebawah secara perlahan.
"Apakah kamu bisa melihat kekiri dan kekanan dengan baik?" Aku mengangguk kembali.
"Baiklah kamu sudah mulai sehat, tapi dalam beberapa waktu ini, Kamu mungkin tidak bisa berbicara dikarenakan benturan dari jatuhnya dirimu. Apakah kamu ingat apa yang sedang kamu lakukan saat itu??" Segera aku panik dan ingin beranjak dari kasur tapi suster dan dokter itu
menghentikanku.
"Tenanglah.... Orang yang berada di sebelahmu waktu itu adalah orang tersayangmu ya. Saat ini
KAMU SEDANG MEMBACA
IRIDESCENT
Short StorySiapkah kamu menjelajah dunia bersama SOUL? Berisi kumpulan cermin dari para pejuang generasi ketiga. Tidakah membuatmu penasaran dengan isinya? Mari, mampirlah sejenak. Mengikuti kisah yang ditulis oleh para pejuang! . . . SOUL 2023