Semua anak perempuan pasti memimpikan kehidupan seindah dongeng. Mereka berpetualang di dunia penuh keajaiban, lalu suatu saat bertemu pangeran tampan yang akan saling jatuh cinta. Dan mungkin hanya ada satu dua kali penghalang bagi mereka, sebelum akhirnya mereka menikah dan bahagia selama-lamanya.Ashy, nama gadis berambut panjang kemerahan dengan mata sebiru langit. Pagi ia habiskan untuk berkeliaran di hutan untuk mencari tumbuh-tumbuhan obat. Dia asik mengumpulkan tumbuhan-tumbuhan yang bersembunyi di bawah batang pohon jatuh. Biasanya mereka menutup diri dari sinar matahari yang tidak bersahabat dengan tumbuhan herbal di hutan ini. Butuh kejelian mata agar bisa menemukan mereka.
Namun kali ini ada yang aneh, ada bau amis yang Ashy sangat kenali. Ini bau darah, dan masih darah segar manusia. Benar saja, ada bercak darah yang menetes membuat jejak panjang ke arah sungai depan sana. Sepertinya orang ini terluka para sampai harus menyeret kakinya, Ashy tau dari jejak garis yang dia tinggalkan.
Tanpa mengulur waktu Ashy mengikuti jejak itu. Tidak ada suara manusia yang merintih kesakitan. Atau gesekan rumput tanda-tanda ada makhluk hidup di sana. Namun ketika ia keluar dari rimbunan pepohonan, dia melihat tubuh terdampar di pinggir sungai. Tubuhnya tidak basah, namun darahnya mengalir hingga menyatu dengan arus air. Ashy melihat bibirnya masih bergerak, dan kedua matanya masih berusaha terbuka walau sudah tidak ada tenaga. Dari pakaian yang ia kenakan cukup formal dan terlihat bukan pelancong. Kemungkinan dia berasal dari ibu kota, dan bisa jadi dia seorang prajurit.
###
"Anda sudah bangun?" Tanya Ashy ketika melihat pria yang baru saja ia selamatkan mengangkat badannya sendiri.
Ashy sempat kesal karena pria ini tak sadarkan diri cukup lama. Dia terpaksa harus menutup usahanya, dan menunggu pria ini bangun. Tubuhnya terlalu kecil untuk mengangkat pria itu ke rumahnya, dan akan sangat berbahaya jika Ashy meninggalkannya sendiri. Dan ini sudah sangar senja, Ashy takut jika harus menunggu hingga malam, untung saja pria ini sudah sadar.
"Jangan terlalu banyak bergerak, anda luka cukup parah," ujar Ashy yang membantu Pria itu bersandar pada sebuah pohon.
"Kau ... Menyelamatkanku?" Tanyanya dengan suara kecil. Dia masih merintih kesakitan. Wajar saja, ini luka yang cukup fatal. Ashy hanya menutupi luka itu dengan beberapa potongan kain dari bajunya, dan aku tumbuhan seadanya yang bisa ia temukan.
Ashy tidak mau menjawab pertanyaan yang sudah jelas itu. "Jika anda sudah sedikit pulih, lebih baik kita segera pergi dari sini. Hutan ini terlalu bahaya saat malam, dan saya bisa memberikan pengobatan yang maksimal di rumah. Jangan khawatirkan biayanya, anda bisa membayar saya saat sudah sehat," ujar Ashy panjang lebar.
Ashy berdiri untuk merapikan barang-barangnya yang berantakan. Namun sebelum bisa mengumpulkan semua barang, pria itu menahan tangan Ashy. "Siapa namamu?" Tanyanya dengan wajah yang masih menahan sakit.
Ashy tersenyum lebar. "Anda bisa memanggil saya Ashy. Saya bisa sedikit sihir penyembuhan, jadi anda akan baik-baik saja."
Itulah awal pertemuan Ashy dengan orang asing, pria yang tidak tahu asal usulnya, namun dia memperkenalkan diri sebagai Raven. Setelah cukup lama Raven memulihkan diri di rumah Ashy, dia akhirnya bercerita tentang sedikit latar belakangnya. Dia seorang prajurit dari Soul Kindom yang ditugaskan untuk menjaga perbatasan karena ada serangan monster. Suatu hari kelompoknya di serang kawanan Rouge. Semuanya bisa dibasmi, hanya tersisa satu Rouge yang lari ke wilayah ini. Namun sialnya karena seorang diri melawan, Raven terluka dan Rouge itu kabur. Dia akan mencari Rouge itu sampai ketemu, karena itu misinya. Sebelum Rouge itu berhasil dibasmi, dia tidak akan kembali ke rumahnya.
Selama pemulihan sifat Ashy yang baik hati kepada semua orang dan ceria membuat Raven terpesona. Memang Ashy tidak secantik gadis-gadis lain di ibu kota. Tapi kebaikannya justru membuat Raven perlahan jatuh cinta kepara Ashy. Dia yang awalnya ingin berada di desa ini untuk mencari Rouge, berubah fikiran. Dia ingin menetap di sini bersama Ashy. Dia tidak ingin meninggalkan Ashy sendirian, karena Ashy sering bercerita betapa kesepiannya dia tinggal sendiri.
"Ashy, saya memang bukan orang yang baik. Saya mungkin bukan pangeran yang kau harapkan. Kita juga belum lama mengenal satu sama lain. Saya sangat ingin mengenalmu lebih jauh, dan menggunakan sisa waktu dalam hidup saya ini untuk membahagiakanmu," ujar Raven sambil berlutut di depan Ashy. Mata Ashy berbinar-binar, pipinya memerah, dia terdiam masih meyakinkan dirinya bahwa ini bukan mimpi. Raven memegang tangan Ashy dan mengecup punggung tangannya. "Mau kah kau menerima saya ini dalam hidupmu?"
Ashy yang sangat senang langsung memeluk Raven. "Iya, tentu saja!" Ujarnya kegirangan.
Raven tertawa senang, dan memeluk balik tubuh Ashy yang begitu mungil. "Terimakasih Ashy, saya akan membahagiakanmu."
###
Ucapan manis yang tidak akan pernah Ashy lupakan. Dan hari-hari ini setelahnya yang membuat impiannya untuk hidup dalam dongeng terwujud. Raven dan Ashy hidup bahagia di desa kecil, menjalankan hari-hari seperti pelangi yang tidak pernah berkahir. Soalnya tidak ada badai atau hal yang dapat memisahkan mereka.
Namun Ashy salah, dia hidup di dunia nyata. Harusnya dia tahu itu dan tidak egois mewujudkan dongengnya. Hari itu hujan turun bersama petir. Saat sekelompok prajurit masuk ke rumah Ashy dan berbicara dengan Raven. Ashy ingat tangan Raven yang tidak ingin membiarkan Ashy. Dia berkata akan kembali, dan semua ini akan selesai dalam semalam. Ashy percaya, dan dia melepaskan Raven pergi menembus badai. Itu adalah kesalahan besar yang dibuat Ashy.
Malam yang panjang, Ashy hanya duduk di ruang tamu semalaman sambil mendengarkan suara hujan dan guntur yang terus-menerus menggelar. Perasaannya sangat tidak enak, dia bahkan takut kehilangan kesadaran, dan menutup matanya. Namun akhirnya ia menutup mata, dan dengan itu mengakhiri segala mimpi indah dalam hidupnya yang ia idamkan.
Malam itu Rouge menyerang perbatasan. Para prajurit yang dikirim berhasil mengalahkannya. Namun sayangnya hanya satu dari mereka yang selamat. Seorang wanita yang memimpin operasi itu, dan sisanya gugur. Jika hanya satu wanita yang selamat, itu berarti Raven tidak selamat. Dia gugur bersama para prajurit lain, mengingkari janji yang ia buat dengan Ashy, dan benar-benar mengakhiri dongeng bahagia Ashy.
Ashy menangis histeris saat tubuh Raven dibawa ke hadapannya. Permintaan maaf tidak akan bisa mengembalikan Raven kembali ke Ashy. Bahkan sihir yang Ashy punya sudah terlambat untuk menyembuhkan Raven. Harusnya Ashy tidak melepaskan Raven. Harusnya Ashy ikut dengannya malam itu. Dia pasti akan langsung mengobati Raven seperti saat pertama kali bertemu. Namun saat ini sudah terlambat, semua sudah berakhir, tidak ada yang bisa dilakukan. Hanya tersisa kekosongan dari segala impian dan dongeng indah itu. Kekosongan panjang yang tidak akan bisa kembali terisi lagi di hati Ashy. Hal yang paling disesali Ashy adalah, dia belum mengatakan ke Raven bahwa dirinya mengintai Raven.
###
Selembaran tersebar di seluruh penjuru Kindom. Pengumpan bahwa Soul Kindom sedang merekrut para pejuang hebat untuk mencari permata Ammolit. Ashy menatap selembaran itu dengan tatapan kosong. Rambut panjangnya yang indah sudah lama berganti dengan rambut pendek yang dipotong berantakan. Ruang kerjanya tidak serapi dan seindah dulu, lebih suram dan gelap. Sudah lama Ashy hidup dalam kekosongan tanpa keinginan untuk kembali mencari matahari yang dapat membuat hidupnya kembali terang. Disebutkan bahwa permata Ammolit dijaga oleh banyak monster. Ini akan menjadi perjalanan paling berbahaya dan mematikan yang akan dihadapi seorang pejuang. Hanya orang pemberani siap mati yang dapat mendaftar diri.
"Aku akan bergabung," gumam Ashy dengan suara datar.
Bionarasi
Halo semua, kenalin aku Ashira Yuemada (bukan nama asli memang) tapi dimanapun semua orang memanggilku Rara. Mahasiswi jurusan manajemen yang sering bolos dan tidur di kelas. Hobi berkhayal cursh 2D, menulis cerita walau jarang tamat, dan gak mau dipanggil Cosplayer walaupun tiap bulan pasti Cosplay. Cita-cita terbesar jadi Rich aunty yang tinggal di rumah besar berangkat bersama para kucing. Suka caper sama sini, padahal di real life sering dikatain cuek dan pendiem. Semua suka dengan karyaku, terimakasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
IRIDESCENT
KurzgeschichtenSiapkah kamu menjelajah dunia bersama SOUL? Berisi kumpulan cermin dari para pejuang generasi ketiga. Tidakah membuatmu penasaran dengan isinya? Mari, mampirlah sejenak. Mengikuti kisah yang ditulis oleh para pejuang! . . . SOUL 2023