🌷 Who is by my side? : Ria 🌷

11 0 2
                                    

   Hujan lebat mengguyur kota Jakarta sejak siang hari tadi, di taman yang sepi. Hanya terdengar suara hujan yang membasahi taman, terlihat dua sejoli berdiri di tengah-tengah taman.

"Beri aku kesempatan sekali lagi" pinta lelaki yang berdiri dengan terguyur air hujan yang lebat. Arum menatap lekat manik mata lelaki yang berdiri di depannya, hatinya terenyuh mendengar kalimat itu keluar dari mulutnya.

"Aku sudah beberapa kali memberikanmu kesempatan kepada dirimu, tetapi kamu sendiri yang membuat aku tidak percaya lagi denganmu" ucap Arum. Sesak di dada ia rasakan, rasa sayang yang masih ada. Namun, dirinya sudah lelah jika harus bertahan di hubungan yang tidak jelas ini. 

"Aku juga manusia, aku juga merasa lelah" ucap Arum sebelum dia meninggal kan lelaki itu, ia sudah tidak peduli walaupun lelaki tersebut terguyur hujan lebat. Hatinya sakit menerima perpisahan ini, tetapi hatinya lebih sakit jika ia terus bertahan dengan hubungannya.

"Hubungan kita sudah selesai." gumam Arum pelan, jemarinya menggenggam erat ganggang payung yang dia bawa. Menahan terpaan angin pasca hujan lebat yang mengguyur kotanya. Dirinya berjalan gontai menahan tubuhnya yang mulai melemah. Sesampai di apartemennya dirinya segera berlari ke arah bathub, membenamkan dirinya di dalam genangan air yang mengisi bathtub. Mengusap gusar rambutnya yang menjuntai panjang, air matanya mengalir dari pelupuk matanya.

" Hahaha, hampa lagi ya?" gumamnya.

Setelah selesai mandi dirinya memutuskan untuk mencoba tidak terlarut dalam sedih nya dengan mencoba mengisi waktunya dengan bekerja sebagai freelancer. Hari mulai malam Arum masih menyibukkan dirinya dengan komputer yang ada di depannya, dia melirik jam yang berada di sampingnya. Menghembuskan nafas perlahan, menatap jam dengan gelisah.

"Aaargh, lebih baik aku keluar jalan-jalan saja" dirinya segeral beranjak, menyambar kunci mobil serta jaketnya yang berada di kursi yang berada tidak jauh dari dimana tempat komputer nya. Jam menunjukkan pukul 19.00 WIB, Arum mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang berkeliling-liling Kota Jakarta. Sambil mendengarkan musik dan membuka kaca mobil, dia menikmati angin yang berhembus dan bersentuhan dengan kulitnya.

"Aku akan mengisi kekosongan ini dengan kehidupanku yang lebih membuat aku bahagia" ucap Arum untuk menyemangati dirinya sendiri.

Waktu terus berlalu, Arum terus berusaha untuk mengisi kekosongan hatinya dengan bekerja, lebih peduli terhadap diri sendiri, lebih menghabiskan waktunya dengan keluarganya dan keluar bersama dengan teman-temannya. Walaupun begitu sebwrusaha apapun Arum untuk mengisi kekosongan hatinya ternyata masih ada rasa untuk mengharapkan seseorang hadir di dalam hatinya. Hingga suatu hari dirinya bertemu dengan sesosok laki-laki yang dapat membuat nya terpana, sikap laki-laki itu membuat Arum merasa nyaman dan terjebak dalam pesona orang itu. Namun, dibalik terlenannya dia terhadap orang tersebut, dirinya masih merasa takut untuk mengisi hatinya lagi untuk seseorang. 

"Arum aku meminta izin kepadamu, bolehkah aku mencintaimu? " Ucap laki-laki itu terhadap Arum. Dirinya yang mendengar itu hanya diam membisu pikirannya berkelebat mengingat hubungannya dulu. Dirinya bingung harus menerimanya atau tidak disatu sisi dia ingin seseorang menemani dirinya di dalam kehidupannya, tetapi di satu sisi lainnya dia takut akan dikecewakan lagi. Bagi dirinya dikecewakan oleh pasangan itu menyakitkan karena itu sama saja memecahkan kepercayaan kita terhadap pasangan dan hanya menimbulkan dampak negatif terhadap diri kita sendiri.

"Arum?" Panggil laki-laki itu, karena melihat Arum hanya diam sambil melamun.

"Ah.. ya maaf, aku belum bisa jawab sekarang"

"Maaf" pinta Arum terhadap laki-laki yang berdiri di depannya.

"Tidak apa-apa aku akan menantimu, lupakan saja dulu pikirkan harimu untuk saat ini saja ya" laki-laki itu menepuk perlahan bahu Arum.

"Semangat" dengan mengusap lembut kepala Arum.

Arum tersenyum dengan sikap laki-laki itu, dia selalu bisa membuat Arum tersenyum dan merasa tenang jika berada di sekitarnya.

"Aku pergi dulu ya, aku ada kerjaan yang harus aku kerjakan" pintanya meminta izin kepada Arum.

"Baiklah, hati-hati" Arum melambaikan tangannya terhadap laki-laki itu dengan senyuman yang terukir di wajah Arum.

"Kamu juga merasa bahagiakan ketika bersama nya, kenapa tidak kamu terima saja?" Ucap tiba-tiba temannya yang muncul dari belakang.

"Astaga, kamu ngangetin aja" ucap Arum sambil mencoba mengatur detak jantungnya.

"Tapi beneran kata-kataku?" tanya temannya.

"Iya, aku juga merasa begitu tetapi aku takut... Aku takut dikecewakan lagi, aku takut buat dia malu seperti saat bersama mantanku dulu" Arum menundukkan kepalanya menatap sendu ke bawah.

"Hey Arum dengar, dia dan mantanmu berbeda. Kalau soal kecewa, kitakan juga manusia sering membuat orang kecewa juga, tetapi kalau mantanmu dulu memang tidak pernah menganggapmu ada Arum " temannya menepuk bahu Arum perlahan.

" Lupakan mantanmu, saat ini ya saat ini. Masa lalu ya masa lalu" temannya memeluk tubuh Arum perlahan.

Setelah ia mendapatkan saran dari temannya dan memikirkan beberapa kali. Akhirnya dia mulai memantapkan hatinya untuk menerima laki-laki yang saat ini sedang mengejarnya.

"Jadi bagaimana Arum?" tanya laki-laki itu, sambil menatap hangat kepada Arum.

"Aku mempersilahkanmu untuk mencintaiku" ucap serius Arum sambil menatap manik mata laki-laki yang duduk didepannya.

"Terimakasih banyak Arum, jika suatu saat nanti aku mengecewakan mu beritahu aku ya. Aku akan memperbaiki kesalahanku dan sikapku lagi" laki-laki itu menggenggam erat jemari Arum.

"Iya Ansaya" mereka berdua tersenyum bahagia.

Tahun ke tahun setelah Arum dan Ansaya bertemu dan bersama selama 4 tahun. Akhirnya mereka memutuskan untuk menjalin hubungan yang lebih serius, Arum sungguh merasa bahagia akhirnya dia menemukan seseorang yang menemani kehidupannya.

"Terimakasih Ansaya, sudah memberikanku kebahagiaan" Arum memeluk erat tubuh Ansaya .

"Aku juga berterimakasih kepadamu Arum karena sudah mau menerimaku" Ansaya memeluk membalas pelukan Arum sambil mengelus rambut Arum perlahan.

Jodoh tidak ada yang tahu, termasuk ruang kosong yang berada dihatimu itu akan diisi oleh siapa. 

Haii!!! Aku Ria Teylone biasanya aku dipanggil ria. Aku masih duduk dibangku SMA kelas XII MIPA 5 di SMA N 3 Salatiga. Aku sebenarnya dulu awalnya tidak suka menulis, tetapi suka baca buku novel. Hingga akhirnya aku menyukai menulis pada saat SMP kelas 9 ketika cerpenku terpilih masuk ke dalam buku. Disitu aku mencoba untuk mencoba menulis dan membuat cerpen -cerpen. Walau kata-kataku masih sering berantakan ini kelemahan ku, jadi aku harus belajar lagi soal merangkai kata-kata yang tepat.Hobi ku mendengar kan musik, ketika diriku merasa stres pelarianku mendengar kan musik.

IRIDESCENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang