🌷 Star : Ochi 🌷

7 1 1
                                    

Gadis berkulit putih itu terlihat menatap langit yang mendung seperti akan segera menangis. Dan benar saja, sedetik kemudian rintik-rintik air jatuh membasahi apa saja. Gadis itu pun segera berbalik dan masuk kedalam rumah menuju kamarnya. 

Gadis bernama Rayna Al-Putri yang kini berumur 17 tahun, tampak pucat karena setiap harinya harus menanggung beban berat. Dia harus bangun pagi-pagi buta untuk mengolah adonan menjadi kue yang akan dijual di sekolah nantinya, sepulang sekolah harus pergi kesebuah perumahan elit ditengah padatnya kota hanya untuk memenuhi biaya hidupnya hingga sore tiba.

Seperti pagi ini, Rayna berjalan ke sekolah dengan menenteng tas di pundak serta kedua tangan membawa kotak berisi kue. Detik demi detik berlalu, saat tiba di kelas ternyata bel masuk juga berbunyi. 

"Qa, kamu gak papa kan? Kok pucet gitu?" tanya sahabatnya bernama Raya Ananda. 

"Gak papa kok," jawab Rayna. 

Tak lama derap kaki terdengar, masuklah guru bertubuh gemuk dengan seorang murid disampingnya. 

"Anak-anak! Perkenalkan ini Raka murid pindahan dari bandung," ucap Bu Ranti. 

"Halo Raka!" sapa seluruh siswa dibalas anggukan Raka. 

"Apakah ada yang mau ditanyakan pada Raka?"

"Nama panjang Raka apa Bu?" salah satu dari mereka berani untuk bertanya karna banyak yang takut dengan eksperi yang dikeluarkan oleh Raka. 

"Raka Danendra... Baik, sekarang kamu boleh duduk dibangku kosong," 

Raka melirik kebangku dekat jendela yang mana terdapat sosok gadis cantik menatap kearah jendela. Tak lama, gadis cantik yang tak lain ialah Rayna itu menoleh. Raka segera memalingkan wajah.

Rayna merasakan diperhatikan menoleh dan mendapati pria asing menatapnya, tapi tak lama pria itu terlihat duduk dikursi kosong. Mungkin anak baru, pikirnya. Dari tadi Rayna tidak memperhatikan Bu Ranti karna memikirkan nasipnya. 

Setelah Raka duduk, Bu Ranti memulai pembelajaran hari ini sampai tak terasa waktunya istrirahat di jam 10.00 WIB. Raka menghampiri Rayna yang melayani pembeli didepan kelas, ia meminta Raya untuk menjaga barang dagangan Rayna sebentar. Tapi sebelum itu, 

"Rayna, ikut aku ya." saat Raka akan menarik tangan Rayna langsung ditepis oleh pemiliknya.

"Kamu siapa? Kita gak kenal ya, jadi! Kamu gak ada hak buat narik aku," sentak Rayna dengan nada sedikit tinggi. Ia kesal, pasti! Siapa yang gak kesal coba, ada orang asing main narik-narik aja. 

"Aku Aka, udah ayo! Lu jagain dagangan Rayna," kata Raka.

Raya mengangguk. Lalu, menarik tangan kecil nan halus itu menuju ke taman belakang sekolah. Rayna yang masih dalam keadaan shock hanya diam dan mengikuti langkah kaki panjang itu saja. 

"Rayna, apa kabar? Kamu masih ingat aku kan?" tanya Raka menatap Rayna didepannya. 

"Aka!" spontan Rayna juga membalas menatap Raka dan mendapat anggukan dari orang yang dirindukannya itu.

Mereka berpelukan sampai Raka kembali membuka suara. "Na, ada apa dengan kamu selama ini, kenapa kamu jualan kue segala?"

Air mata tumpah dari pelupuk mata Rayna, ia menggenggam erat tangan Raka lalu mulai bercerita , "Setelah mengantar kamu dan keluargamu, dipertengahan jalan ada truk yang remnya blong dan menabrak mobil aku hingga orang tua aku meninggal. Setelah kejadian itu, aku hidup sendiri dan semua harta papa habis diambil oleh paman. Aku harus bekerja agar bisa bertahan hidup, handphone pun terpaksa aku jual untuk bayar kontrakan. Dan seperti itulah sampai kini,"

Raka yang mendengar cerita Rayna pun tak bisa menahan sedih, ia balas menggenggam tangan Rayna.

"Na, kamu gak usah kerja lagi ya. Mulai sekarang kamu tinggal sama aku sama bunda aja! Dan kamu gak usah banyak pikiran, kamu harus jadi Rayna yang aku kenal lagi. Oke!" 

"Makasih Aka,"

"Sama-sama cantik."

Senyum manis tercetak jelas diwajah Rayna, ia bersyukur bisa mendapatkan lelaki seperti Raka yang selalu memberi warna pada hidupnya yang seperti kertas putih. Ia berpikir, bahwa tidak selamanya akan dibawah dan tidak akan selamanya diatas. Dulu ia kaya, lalu miskin dan sekarang jauh lebih baik. Dunia berputar kan? 

"I LOVE YOU, RAKA DENANDRA!"

"LOVE ME, NA!"

"Ihh... Kok love me sih, kan harusnya Love you too, na. Gitu,"

"Iya-iya. LOVE YOU, RAYNA AL-PUTRI!"

Kata yang Razyna ucapkan tadi adalah kata terakhir dirinya sebagai Rayna yang menderita. Dan dari detik itu juga ia akan mulai merasakan kebahagian yang diidamkannya selama ini. 

Pesan dari Reyna Al-Putri adalah 'Jangan pernah mengeluh atas apa yang kamu alami sekarang, teruslah berusaha sampai kamu menemukan titik terbaik dalam hidupmu. Mungkin sekarang kalian menderita tapi kita tidak tau apa yang akan terjadi dimasa depan. Takdir tuhan tidak akan mengecewakan ciptaannya.'

Pesan dari Raka Denandra, 'Jika kau tak bisa menerima takdir yang sudah digoreskan oleh tuhan. Jangan salahkan dirinya jika hidupmu berantakan! Semua manusia berhak bahagia. Semoga kehidupan kalian bisa lebih baik kedepannya. 

Pesan dari Author "Saat aku melihat ke atas, awan putih menutupi bumi dari sinar matahari yang panas. Jika aku melihat ke depan, kamu menutupi hatiku agar tidak ada seorang pun yang bisa masuk kecuali dirimu. 

Jika bicara tentang takdir! Apakah takdir kita akan indah? Bukankah, takdir yang ditulis tuhan lebih baik dari segalanya, walau pun yang baik itu tidak mungkin indah. Tapi kita harus percaya, apa yang ditulis tuhan itu tidak akan membuat ciptaannya kecewa.'

                 'End'

Bionarasi: Aku seorang yang gemar melukis dan menulis. Diwaktu senggang aku melakukannya. Jika dikatakan pelukis atau penulis itu  bukanlah diriku. Kota Bukittinggi tempat aku dilahirkan dan dibesarkan dari beberapa tahun lalu.

IRIDESCENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang