Kisah perang tak pernah berakhir. Perang hanya dipenuhi kesedihan, ketakutan dan
kemarahan. Jika memang harus berakhir, salah satu pihak akan menang. Namun akhir cerita itu sebenarnya bukan happy ending. Tragedi tak pernah berhenti menghantui perang.
Inilah kisah yang dimiliki Ermis Rondeas, yang dipenuhi penyesalan akan cinta pertamanya saat perang berlangsung.
Kisah ini asli dari ribuan tahun yang lalu, ketika terjadi keanehan di Kekaisaran Northoriale. Para bayi terlahir dalam keadaan memiliki kekuatan khusus. Kekaisaran menggunakan mereka untuk kekuatan militer mereka. Para pemuda itu tak berhak menolak karena itu takdir mereka masing-masing.
Namun karena ada pemilik kekuatan khusus itu menyalahgunakan pada Kerajaan Zashos, negara tetangga yang seharusnya dalam masa berdamai, mereka mendeklarasikan perang. Sebaliknya, Kekaisaran menyetujuinya karena mereka percaya diri dengan kekuatan pasukan mereka.
Ermis Rondeas, prajurit terkuat dengan kekuatan khusus ‘Immortal’ dan kekuatan fisik yang melebihi siapapun. Dengan adanya prajurit kuat sepertinya, Kekaisaran tak perlu lagi takut kalah.
Perang berlangsung tanpa henti. Seluruh tubuh Ermis diselimuti darah, sehingga membuatnya tampak seperti monster. Ya, panggilan monster memang cocok untuknya. Namun sebenarnya Ermis sangat membenci panggilan tersebut. Kekuatan monsternya membuat dia tampak tak
manusia lagi. Padahal dia menginginkan kehidupan manusia normal dibanding berdiri di medan perang.
Ketika dia ingin mencari tempat istirahat, dia menemukan danau kecil di sebuah hutan sunyi yang berdiri di sekitar medan perang. Suasananya amat menenangkan hatinya. Ditambah lagi, dia terkesiap saat mendapatkan seorang gadis di tepi danau tersebut. Gadis tersebut sangat cantik bahkan sampai membuat Ermis jatuh cinta pandangan pertama.
Gadis itu sadar kehadiran Ermis. “Halo. Badanmu penuh dengan darah. Apa kau mau membersihkannya di sini?” Ia bertanya dengan senyuman yang amat hangat.
“Ah ya, begitulah. Lalu apa yang kau lakukan di sini? Tempat ini sangat berbahaya.” Ermis menegurnya dengan lembut.
Gadis itu hanya tersenyum tanpa menjawab apa pun. Ermis tak terlalu peduli dan dia lah yang pertama kali mengajaknya mengobrol. Tak hanya hari itu saja, setiap hari Ermis mengunjungi danau tersebut hanya untuk menemui gadis bernama Lisanne. Sejak hari itu, rasa cinta Ermis
terhadap Lisanne makin tumbuh besar dan itu pertama kalinya Ermis merasa menjadi manusia normal, yaitu bisa jatuh cinta.
Namun takdir membunuh rasa cintanya. Di hari mundur sementara dari perang, Ermis baru mengetahui bahwa Lisanne dari Kerajaan Zashos setelah komandannya memberikan misi untuknya. Lisanne Gewald adalah putri dari Kerajaan Zashos. Mengetahui kenyataannya, Ermis sangat marah karena merasa ditipu oleh putri dari negara musuh.
Esok harinya, Ermis tak bisa mengalihkan kenyataan lagi jika sudah tepat di depannya. Ia
menemui sang putri Kerajaan Zashos, Lisanne Gewald yang dikawali beberapa prajurit. Sama seperti biasanya, Lisanne tersenyum dengan hangat meski sitiasi sangat mencekam. Namun Ermis sudah tak terpikat lagi dengan senyumannya, karena malah tambah menyakitkan baginya.
“Ermis Rondeas, senang bertemu denganmu... apa aku boleh bilang begitu?”
“... Terserah apa yang ingin kau katakan. Aku ingin segera berbicara denganmu, berdua saja.” Ermis menatap Lisanne dengan penuh ancaman.
Para prajurit yang mengawalnya segera maju ke depan Lisanne, hendak melindunginya dari
tatapan ancaman tersebut. Sayangnya Lisanne menggeleng dan mengisyaratkan mereka untuk mundur seolah baik-baik saja. Kemudian para prajurit mundur dengan pasrah, sedangkan
Lisanne maju ke tempat Ermis berdiri.
“Jadi, mau bicara di mana?” tanya Lisanne.
“Di tempat biasanya.” Ermis menjawabnya dengan mantap.
Lalu mereka pergi ke tempat biasa mereka saling bertemu dalam diam. Tak ada yang tahu bagaimana perasaan mereka. Patah hati, kekecewaan, kemarahan, berbagai emosi bercampur aduk. Namun hanya Lisanne yang masih belum menunjukkan emosi sebenarnya di wajahnya.
Tepat setelah mereka berhenti di tepi danau, Ermis mengutarakan semua kemarahannya.
“Lisanne, apa kau menipuku? Jika iya, jawab sekarang juga.” Lisanne masih terdiam dengan senyuman yang belum memudar. Ermis makin marah besar. “Kau... tak bisa dimaafkan. Aku sangat membencimu. Karena itu, matilah di sini!”
Ermis narik pedangnya dan meletakkan ujung pedang di sekitar leher Lisanne. Sekali gerak, nyawa Lisanne tak tertolong lagi. Namun Lisanne belum gentar juga. Justru dia malah
menyetujuinya dengan anggukan. Senyuman yang sama bahkan ketika kematian mendekatinya benar-benar membuat Ermis muak dan tak tahan lagi untuk membunuhnya.
“Matilah, Lisanne!”
Sebilah pedang menancap tepat di jantung Lisanne. Di akhir hayat pun Lisanne masih tersenyum hangat meski sebentar lagi tubuhnya akan dingin. Lisanne yang sedari tadi
tersenyum dalam diam, akhirnya bersuara dengan kalimat yang tak ingin Ermis dengar.
“E... Ermis, aku... mencintaimu juga...” Suaranya sangat lirih.
Tangannya yang mulai dingin menyentuh pipi Ermis. Kehangatan yang didapatkan dari
Lisanne sudah lenyap dari dunia. Tangan yang dingin itu terjatuh bersamaan tubuhnya. Dan pada saat itu, Ermis baru tersadar bahwa dia sekali lagi menjadi monster. Dia membunuh orang yang dicintainya.
Dalam hatinya, apa salahnya mencintai seseorang dari negara musuh? Perasaan cinta bukanlah dosa, namun kenapa semenyakitkan ini? Padahal baru saja ia merasakan menjadi manusia normal setelah pertemuannya dengan Lisanne. Lisanne telah mengisi kekosongan dalam
hatinya yang terdalam. Namun, dengan kematian Lisanne di tangannya sendiri, Ermis baru sadar bahwa sejak awal ia ditakdirkan hidup sendirian di dunia ini.
Di hari itu, Ermis menangis sangat kencang bukan karena hanya orang yang dicintainya mati, namun dia takut pada dirinya sendiri yang merupakan monster. Sejak itu, Ermis bertekad untuk tidak mencintai seseorang lagi, karena itu takdirnya tanpa memiliki akhir sebagai
‘Immortal’.
Bionarasi
Alicee hanya nama pena, lahir di Kalimantan Timur pada tahun 2004. Menyukai dunia kepenulisan sejak SD. Novel favoritnya bergenre fantasi, scifi dan thriller. Bisa ditemukan di Instagram: @arisu_sumeragi dan wattpad: @alicee_al
KAMU SEDANG MEMBACA
IRIDESCENT
Short StorySiapkah kamu menjelajah dunia bersama SOUL? Berisi kumpulan cermin dari para pejuang generasi ketiga. Tidakah membuatmu penasaran dengan isinya? Mari, mampirlah sejenak. Mengikuti kisah yang ditulis oleh para pejuang! . . . SOUL 2023