Chapter 27_ Dilema

133 23 2
                                    

"ngghh... SJ berhenti... Ini rasanya geli" Jisoo sedikit menggeliat ketika Seokjin terus saja mendusel di ceruk lehernya.

Tak lama kemudian pria itu berhenti bergerak tapi masih diposisi yang sama. Dia menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Jisoo lalu menghirup aroma tubuh wanitanya itu dalam-dalam.

"Bagaimana harimu?." Jisoo mencoba bertanya karna sedari tadi Seokjin hanya diam saja.

"Baik tapi juga buruk."

"Maksudmu?."

"Jisooya... Apa kau benar-benar mencintai ku?."

Jisoo terdiam beberapa detik sebelum akhirnya menjawab.

"Tentu saja." Jisoo mengelus surai hitam kekasihnya itu. Dia tau hari ini Seokjin sedang tidak merasa baik-baik saja.

"Mereka menemukan DNA ku. Aku yang ceroboh karna saat itu kakiku tidak sengaja tergores paku dan sedikit terluka."

"Lalu?." Jisoo sebenarnya masih belum faham arah pembicaraan Seokjin tapi dia berusaha meresponnya dengan baik.

"Aku tidak terlalu khawatir karna DNA ku tidak terdaftar di negara ini tapi tetap saja aku merasa sedikit takut. Semakin kesini mereka semakin banyak menemukan bukti dan juga memperketat penjagaan. Rasanya aku jadi semakin sulit untuk bergerak."

"Jin... "

"Hm..?"

"Sebenarnya apa alasan mu menjadi seperti ini? Maksudku, masih banyak kan pekerjaan lain di dunia ini kenapa juga harus pencuri dan kenapa juga kau mencuri barang-barang yang sangat bernilai itu?"

"Apa lagi jika bukan tuntutan ekonomi Jis. Membiayai sekolah dan kebutuhan sehari-hari itu tidak sedikit. Dan juga fakta jika aku adalah orang asing di negara ini membuat kesempatan ku mendapatkan pekerjaan semakin kecil."

"Lalu kenapa kau merantau kesini? Jika seperti itu lebih baik kau menetap saja di Korea saja. Seharusnya dari awal kau sudah memikirkan resiko ini Jin."

Seokjin diam.

_apa aku salah bicara?

Pria itu terlihat memperbaiki posisinya menjadi setengah duduk dan bersandar di headbroad. Jisoo pun mengikutinya.

"Dulu ketika aku berumur 18 tahun aku mulai merasa jika hidupku ini memberatkan pihak panti asuhan. Waktu itu aku lah yang paling dewasa disana, rata-rata anak-anak disana sudah diadopsi ketika usianya masih di bawahku. Saat itu aku mulai merasa sebegitu tidak berharganya diriku. Aku merasa tidak berguna."

Jisoo memegang tangan Seokjin, berusaha untuk menguatkannya.

"Lalu aku mendapat informasi dari temanku, katanya ayahnya akan pergi ke London untuk bekerja dan kebetulan mereka membutuhkan seorang karyawan. Aku yang waktu itu merasa jika ini adalah kesempatan ku untuk membalas jasa panti aku pun segera meminta ijin pihak panti untuk ikut pergi ke London dan sialnya Jake yang masih berusia 13 tahun mendengar pembicaraan ku dengan pengurus panti asuhan. Bocah itu bersikeras untuk ikut."

"Jadi kau membawanya? Kau kakak yang baik SJ."

"Semuanya berjalan lancar hingga 1 tahun kemudian perusahaan tempat ku bekerja melakukan pengurangan jumlah karyawan secara besar-besaran. Sialnya lagi aku termasuk didalamnya tak terkecuali ayah teman ku itu. Dan kau tau apa ayah teman ku itu lakukan setelah nya? Dia kembali ke Korea dan meninggalkan ku sendiri disini. Dia beranggapan aku pembawa sial, dia dipecat karna aku."

"Dasar orang tua bodoh! Bisa-bisanya beranggapan seperti itu, jelas-jelas perusahaannya yang salah karna melakukan pengurangan jumlah karyawan secara mendadak."

Secret Mission (JinSoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang