Chapter 1_ First Meet

671 51 2
                                    

Pukul 10 malam di New York city, seorang gadis terlihat linglung di tengah keramaian orang-orang kota yang berlalu lalang. Gadis itu berusaha mengingat jalan untuk pulang kembali ke kosanya. Semuanya tidak akan seperti ini jika dia tadi tidak turun dari bus untuk mengantarkan seorang anak kecil untuk pergi ke toilet. Setelah dia mengantar anak kecil itu ke toilet dia juga mengantarnya pulang karna anak itu bilang rumahnya tinggal sedikit lagi sampai.

Jisoo sampai disebuah rumah yang berukuran cukup besar bertuliskan 'orphanage' dan terdapat dua kata dibawahnya yaitu *children's house*' yang artinya 'panti asuhan' *rumah anak-anak*. Sekilas Jisoo teringat tentang masa lalunya, ia dulu juga adalah seorang gadis kecil yang berasal dari panti asuhan seperti anak itu.

Setelah anak itu masuk kedalam rumah Jisoo langsung saja berjalan menjauh meninggalkan area panti asuhan tersebut menuju ke jalan raya, berharap jika masih ada bus yang bisa dinaiki dan mengantarnya ke tempat kos nya.

Jisoo terus saja berjalan, walaupun jalan yang diingatnya tidak lebih dari 500 meter ia terus berjalan, mencoba mengandalkan instingnya yang tidak pasti. Jisoo sampai disebuah persimpangan, mampus! Dia adalah orang yang paling apes jika disuruh memilih. Ya benar, 99% pilihannya selalu salah.

"Ini belok kanan atau kiri?" Jisoo terlihat berpikir keras dengan menggaruk pelipisnya dan menatap kedua arah jalan yang berlawanan

"Ah aku tahu! Orang bilang pilihan kanan adalah pilihan yang biasanya tepat, baiklah aku akan belok ke kanan saja kalau begitu", "lagipula sepertinya aku mendengar keramaian disebelah kanan, ya memang ingatanku dan penglihatan ku kurang bagus tapi tidak dengan pendengaranku" monolog Jisoo mencoba menghibur dirinya sendiri.

Setelah berjalan beberapa meter benar saja, Jisoo sampai disebuah jalan yang cukup ramai dan dilewati oleh puluhan orang yang memakai pakaian formal.

Mereka pasti habis pulang kerja_ pikir Jisoo

"Tapi aku rasa aku tidak melewati tempat ini tadi", "sekarang haruskah aku bertanya dengan salah satu dari mereka jalan menuju terminal terdekat?" Jisoo terlihat berpikir sejenak lalu akhirnya ia memutuskan untuk melakukan idenya tadi.

"Selamat malam nona bisakah kau-...."

"Permisi tuan-...."

"Tunggu sebentar pak, aku ingin minta tolong untuk-...."

"Nyonya bisakah kau-...."

Jisoo sudah mencoba bertanya kepada beberapa orang yang lewat disana tapi belum sempat dia selesai bertanya orang-orang itu langsung pergi mengabaikannya. Benar-benar seperti orang kota yang super duper sibuk sampai tidak perduli dengan sekitarnya.

"Aku benci orang-orang kota yang menyebalkan ini!" gerutu jisoo sambil berjalan menjauhi kerumunan. Dia sedang kesal saat ini dan kerumunan hanya akan menambah tingkat kekesalannya jadi ayo cari tempat yang tenang sedikit dan temukan seseorang yang memiliki waktu untuk ditanyai jalan.

Jisoo sampai disebuah gang kecil yang minim pencahayaan. Entah ini pilihan yang tepat atau tidak dia berjalan menghampiri seseorang yang sepertinya sedang memanjat turun dari sebuah apartemen mewah. Orang itu terlihat memakai pakaian serba hitam dan turun menggunakan tali atau apapun itu Jisoo tidak bisa memastikannya karna pencahayaan yang kurang.

---

Seokjin, pria berbahu lebar itu mencoba turun menggunakan tali dari sebuah apartemen mewah setelah mengambil beberapa perhiasan disana tanpa ijin. Karna dirasa sudah mendekati tanah dia langsung saja melompat.

Brukk

"Hahhh... Ini pengap" Seokjin langsung membuka topeng wajah penyamarannya yang menutupi wajah tampannya beberapa jam tadi. Pasalnya untuk masuk kedalam apartemen mewah itu dia harus menyamar sebagai seorang pelayan dan kebetulan sang pemilik apartemen juga sedang mencari seorang pelayan rumah.

Sudah satu bulan penuh Seokjin bekerja disana menggunakan penyamarannya. Dia juga sudah mengambil hati dari si pemilik apartemen agar nanti tidak dicurigai saat ia mengambil beberapa perhiasan dari sana. Benar-benar trik mencuri kelas kakap sir Seokjin. patut diapresiasi.

Puk

"anu...permisi tuan"

"Eh!?" Merasa ada yang menepuk pundaknya Seokjin langsung saja berbalik melihat siapa orang itu.

Karna terkejut dengan pergerakan pria didepannya itu yang spontan Jisoo tanpa sengaja menjatuhkan ponselnya.

"Sial!! Apa dia sempat memotret wajahku tadi?" Seokjin yang panik pun langsung menginjak ponsel Jisoo hingga retak tak berbentuk

"Astaga Ponselku! Tuan apa yang kau lakukan!?" Jisoo langsung berjongkok mengambil ponselnya yang sudah rusak.

"Padahal aku barusaja melunasi pembayarannya minggu lalu tapi sekarang malah...." Jisoo mendongakkan kepalanya menatap tajam pria yang baru saja menginjak ponselnya dengan sengaja

"Cih! itu hanya ponsel kan!?" Seokjin berkata pelan sambil memandang remeh Jisoo

"Hanya ponsel? Kau bilang hanya ponsel!!!?" Jisoo seketika murka

"Asal kau tau tuan! Aku melunasi cicilannya duabelas bulan penuh dan baru saja aku satu minggu menggunakannya bebas tanpa beban pikiran pembayaran tapi kau malah merusaknya dalam satu detik!?"

"Perlu digaris bawahi duabelas bulan! Satu tahun aku menanggung cicilannya dan kau merusaknya dalam sekejap! Tidakkah kau merasa bersalah hah!?" Jisoo menunjuk dada bidang pria itu dengan emosi yang meluap-luap. Ayolah yang dia inginkan hanya pulang kembali ke kosan dan meringkuk diatas ranjang mininya tapi yang dia dapatkan sekarang malah kehilangan ponsel yang diperjuangkannya selama satu tahun penuh untuk melunasi pembayaran. Demi temperglass yang belum sempat dia beli, Tuhan benar-benar kejam!

"Sorry, sudah kau puas sekarang!?" Nada bicara Seokjin terdengar tidak ikhlas ditelinga Jisoo

"KAU!!!" Jisoo berteriak, dia tidak terima dengan nada bicara pria itu yang terkesan meremehkan

"TIDAK!! Aku tidak menerima maaf dengan ucapan! Aku hanya menerima maaf dengan tindakan!" ucap Jisoo yang sudah kepalang emosi dengan sikap angkuh pria didepannya itu

"Lalu apa maumu? Kau ingin aku mengganti ponselmu?"

"Tidak!"

"Lalu apa?"

"Aku ingin sesuatu yang lebih baik dari itu sekarang"

"Apa?" Seokjin menanggapi lagi

"Itu ....."

"Katakan dengan benar! Aku tidak punya banyak waktu!" Kini Seokjin juga terlihat mulai sedikit emosi

"Antar aku pulang, aku tidak ingat jalan pulang" cicit Jisoo dengan volume suara terendahnya

"Ha?"








Hai hai hai, karya pertama aku di wp nih;v
Check readers dulu ah, ntar kalo rame dilanjut hehe... Maaf kalo feel-nya kurang 🙏

See You next chap

♥️Papay!!♥️

Secret Mission (JinSoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang