Chapter 3_ Harus Tinggal

235 39 6
                                    

Jisoo sampai disebuah gedung tua yang terbengkalai. Tidak ada lampu sama sekali, beberapa jendelanya pecah dan bagian luar gedung yang ditumbuhi dengan semak liar menjadi hidangan awal mata Jisoo disana. Pemandangan didepannya itu cukup membuat bulu kuduknya kembali berdiri. Seokjin masih menarik tangan Jisoo dan membawanya masuk kedalam gedung tersebut. Seketika opini-opini mengerikan kembali menyerang otak mungil Jisoo

Apa yang sebenarnya ingin dia lakukan?

Kenapa dia membawaku ke gedung yang menyeramkan ini?

Tunggu sebentar! Tidak mungkin dia adalah psikopat yang hobi menguliti manusia kan?

Jangan-jangan benda yang aku temukan tadi adalah bekas dari perbuatannya!?

Kalau begitu karna aku sudah melihat kejahatannya, bisa jadi target selanjutnya adalah.....AKU!!?

"TIDAKKKK!!tuan tolong lepaskan aku, aku masih ingin hidup tuan hiks.." Jisoo tiba-tiba saja histeris setelah beberapa langkah masuk kedalam gedung tersebut

"Aku tidak akan melaporkan mu pada polisi tapi aku mohon biarkan aku pergi" Jisoo berusaha melepaskan tangannya dari genggaman tangan Seokjin

"Tunggu sebentar, kau bilang tidak akan melaporkan ku? Apa itu artinya kau melihat semua yang aku lakukan tadi!?" Seokjin terlihat panik bercampur marah yang menyebabkan Jisoo semakin ketakutan dibuatnya

"Tidak! M-maksudku aku hanya.... Maaf tuannn aku mohon jangan kuliti wajahku seperti orang tadi, asal kau tau aku baru membeli skincare kemarin dan belum sempat memakainya, kumohon biarkan aku pergi" jawab Jisoo dengan nada bergetar ketakutan

Seokjin menghela nafas panjang sambil mengusap kasar wajahnya. Dia menyesali pemikirannya yang mengira gadis ini melihat semua kejahatannya padahal Jisoo hanya menemukan topeng penyamarannya dan tidak melihat apapun lagi selain itu. Dan yang lebih bodohnya lagi sekarang gadis ini mengira dia adalah seorang psikopat kejam yang hobi menguliti manusia. Benar-benar pemikiran yang konyol!

"Hei tenanglah nona, aku tidak akan menyakitimu" kata Seokjin mencoba menenangkan

"Sekarang berhentilah menangis dan ikuti aku" Seokjin sedikit melonggarkan genggaman tangannya pada tangan Jisoo. Sadar atau tidak tapi sekarang tangan Jisoo sedikit merah karna dia menggenggam terlalu kuat tadi.

"Oh ya, jangan lupa lap juga ingusmu itu" kata Seokjin lalu berjalan mendahului Jisoo dan masih menarik tangannya lembut. Jisoo yang mendengarnya sontak langsung mengelap ingusnya dengan lengan tangan kirinya yang tidak dipegang Seokjin. Sekarang mau tidak mau ia harus mengikuti langkah Seokjin yang membawanya semakin melangkah jauh kedalam gedung gelap itu.

Jisoo berpikir jika Seokjin seperti sudah hafal diluar kepala tentang denah gedung ini. Pasalnya sedari tadi Seokjin membawa Jisoo berjalan menyusuri lorong gedung tersebut yang gelap dan minim pencahayaan dengan langkah pasti. Setelah beberapa meter berjalan Seokjin berhenti didepan sebuah pintu, tangannya terulur memegang kenop pintu dan menariknya kebawah

Ceklek

Gelap...

Ini bahkan lebih gelap daripada lorong tadi _ pikir Jisoo yang masih dilanda rasa takut

"Ck, hilangkan kebiasaan burukmu tidak menyalakan lampu!" celoteh Seokjin. Lalu tiba-tiba saja lampu diruangan itu hidup dan membuat semua sudut ruangan terlihat jelas dimata Jisoo. Tidak seperti lorong dan pemandangan luar gedung yang terbengkalai, ruangan itu terlihat rapi dengan beberapa oranamen dan hiasan dinding yang menempel sempurna di dinding. Bahkan cat diruangan itu masih terlihat bagus. Ruangan itu lebih terlihat seperti tempat tinggal seseorang

Secret Mission (JinSoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang