Chapter 26_ Kebenaran

154 25 8
                                    

"Uhukkkk... Uhukkk...."

Seokjin dengan sigap langsung mengambilkan air untuk sang gadis. Bukannya menerima air tersebut Jisoo masih tertegun tidak percaya dengan apa yang baru saja dilihat dan didengarnya.

"K-kauu.... Buronan itu Seokjin...!? O-orang yang dicari-cari polisi tiga tahun terakhir ini?."

Seokjin menghembuskan nafas kasar.

"Minumlah dulu." Akhirnya Jisoo menerima segelas air yang diberikan Seokjin lalu meminumnya.

"Ya, kau benar. Aku yang selama ini mereka cari. Lalu sekarang kau mau apa? Kau sudah tau kebenarannya sekarang nona. Apa kau akan melaporkan ku kepada polisi?."

"Tidak... Aku tidak bisa membayangkan aku berhubungan dengan seorang buronan. Jika saja nanti kau tertangkap maka aku juga...." Jisoo menggantungkan kalimatnya dengan wajah tidak percaya.

Tep

Seokjin langsung memegang kedua pundak Jisoo untuk menenangkan gadis itu.

"Aku tidak akan membiarkannya. Aku tidak akan membiarkan sesuatu yang buruk terjadi padamu jika bukan kau sendiri yang memancing hal itu terjadi."

"T-tapi Seokjin-"

Drrtt... Drrtt... Drrttt...

Ucapan Jisoo terhenti ketika mendengar handphone Seokjin yang bergetar dari dalam saku celananya.

"Tunggu disini sebentar, aku akan segera kembali." Seokjin mengambil ponsel dari dalam sakunya lalu berjalan menjauh dari Jisoo.

Jisoo tidak mendengar pembicaraan Seokjin dengan jelas di telfon tersebut. Seokjin hanya berdehem seperti sedang menyepakati suatu hal tapi hal apa itu Jisoo tidak tau pasti. Dirinya masih dirundung kecemasan setelah mengetahui status Seokjin sebenarnya yang ternyata adalah seorang buronan. Bukan buronan biasa tapi buronan negara.

Jisoo pernah membaca disebuah buku tentang hukum jika sanksi yang dikenakan untuk para buronan negara adalah minimal 20 tahun penjara untuk kasus yang ringan dan hukuman mati untuk kasus yang berat. Jisoo tidak tahu Seokjin masuk kategori yang mana tapi dia tetap saja takut. Jika saja Seokjin tertangkap maka dia juga pasti akan ikut ditangkap kan. Jadi apa yang harus Jisoo lakukan sekarang? Haruskah dia memilih kabur meninggalkan pria nya itu? Bukankah jika seperti itu dia seorang sangat pengecut?

Ini membuat Jisoo stress. Rasanya kepalanya mulai berdenyut.

Setelah selesai dengan pembicaraannya Seokjin kembali menghampiri Jisoo. Seokjin sedikit terkejut ketika melihat wajah Jisoo yang sangat pucat. Dia tau gadis itu mengalami shock tapi dia tidak menduga akan separah ini. Seokjin lalu berlutut didepan Jisoo, membelai lembut pipinya lalu membawa sang gadis kedalam pelukannya.

"Aku tahu ini berat untuk mu, tapi kau tau... Aku tidak ingin kehilanganmu jisooya. Aku tidak bisa membayangkan hidup tanpamu. Jadi aku mohon, jangan pergi, jangan tinggalkan aku. Aku berjanji akan menjagamu dan tidak akan menyeret mu ke dalam penjara."

Seokjin mengatakan dengan tulus sepenuh hati. Dia kemudian mengecup lama pucuk kepala Jisoo lalu melepaskan pelukannya dan beranjak pergi. Seokjin pikir Jisoo perlu ruang untuk sendiri jadi dia memberikannya setelah mengatakan apa yang selama ini dia rasakan. Jujur, sebenarnya Seokjin tidak tahu apa ini cinta atau hanya rasa sebatas ketergantungan. Yang pasti dia tidak ingin kehilangan sosok Jisoo dihidup nya, itu saja.

Hari itu Jisoo memilih untuk hanya berdiam diri didalam kamar. Merenungkan apa yang harus ia lakukan. Dalam lubuk hati terdalamnya dia tidak ingin meninggalkan Seokjin, dia sudah terlanjur jatuh cinta dengan pria itu. Tapi jika terus bersama Seokjin masa depannya terancam. Antara dia ikut masuk penjara ataupun jika dia berhasil kabur dia juga akan ikut menjadi seorang buronan. Jisoo mencoba memikirkan semua kemungkinan yang akan terjadi, entah itu hal paling buruk sekalipun. Akhirnya karna tak kunjung menemukan solusi terbaik Jisoo hanya bisa pasrah dan berakhir tertidur karna kepalanya mulai terasa berat dan semakin pusing.

Secret Mission (JinSoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang