Chapter 10_Perpustakaan ke-12

154 29 3
                                    

"kak! Kau membawa dia lagi!!?"

Seokjin langsung disambut oleh teriakan Jake ketika sampai di rumah. Ia menatap datar adiknya itu sembari memberi isyarat jika dia akan menjelaskan alasannya membawa Jisoo kembali kepada Jake nanti. Jake yang faham pun berdecih pelan lalu meninggalkan kakaknya yang masih berada diambang pintu tanpa berkata apapun.

"Kenapa adikmu itu seperti tidak suka jika ada tamu yang menginap disini?" Jisoo bertanya sambil berjalan masuk mengekori Seokjin

"Entah, mungkin karna ini baru pertama kalinya ada seseorang yang datang dan menginap disini" jawab Seokjin enteng

"Benarkah? Aku adalah tamu pertama kalian disini?" Seolah tak percaya Jisoo bertanya kembali pada Seokjin

"Terserah kau mau percaya atau tidak"

"Ck"

"Daripada membuang-buang waktu dengan bertanya hal yang tidak penting lebih baik kau bersihkan dulu dirimu, kamar mandi ada disebelah kananmu nona" setelah menunjukkan letak kamar mandi Seokjin langsung pergi menuju kamar Jake. Ya benar, dia harus memberi penjelasan kepada Jake agar pria itu bisa menerima keberadaan Jisoo disini untuk beberapa hari kedepan.

Tok tok tok

"Masuk saja" terdengar suara Jake dari dalam kamar tersebut. Seokjin pun segera masuk kedalam

"Jake"

"Kak, apa kau tau resiko dari keputusan mu ini hah? Kau tidak tahu seberapa bahayanya wanita itu"

"Jake, dia tidak akan membahayakan kita, aku jamin"

"Atas dasar apa hah? Bagaimana kau bisa percaya begitu saja dengan penyakit aneh yang diderita wanita itu? Bisa saja dia hanya membohongi mu kak!" Urat dileher Jake terlihat jelas. Dia benar-benar sedang marah sekarang

"Kenapa kau berkata seperti itu?" Seokjin masih menanggapi dengan tenang

"Firasat ku tidak enak. Aku rasa keberadaannya akan menimbulkan masalah besar untuk kita nanti". Seokjin terdiam

"Kak aku mohon, usir dia dari sini sekarang juga"

"Apa kau tidak menghawatirkan bagaimana jika dia berkeliaran malam-malam sendiri ditengah kota Jake?", "Sudahlah aku rasa kekhawatiran mu itu berlebihan, dia hanya gadis polos yang mengidap penyakit sulit mengenali wajah seseorang, jadi apa yang perlu kau takutkan hm?" Seokjin masih berusaha membujuk Jake dengan halus

"Tapi kak-"

"Hanya beberapa hari, aku janji akan segera memulangkannya. Bisakah kau sedikit bersabar Jake, aku mohon"

Jake menghela nafas kasar. Sekeras apapun hatinya dia tidak akan bisa menolak permintaan sang kakak

"Hahhh... baiklah kalau begitu, hanya beberapa hari janji?" Jake menunjukkan jari kelingkingnya

Seokjin tersenyum simpul. Inilah adiknya, Jake akan selalu jadi anak yang penurut dan tidak pernah melanggar perintahnya. Adik yang patut dibanggakan.

"Janji" Seokjin mengaitkan kelingkingnya dengan jari kelingking Jake

-
--
---3 hari kemudian

Semua berjalan normal. Hanya saja Jake masih tetap tidak bisa menerima keberadaan Jisoo dirumahnya. Sudah terhitung 4 hari Jisoo tinggal dirumah Seokjin dan sudah 10 perpustakaan lebih mereka kunjungi namun semuanya tidak membuahkan hasil.

Pagi ini Seokjin sudah sibuk bergulat dengan alat masaknya didapur sedangkan Jake sedang berada dikamar mandi. Tiba-tiba saja Jisoo datang menghampiri dan menyapanya

"Morning" sapa Jisoo

"Oh hai, morning too. Kau sudah bangun" jawab Seokjin basa-basi

"Hu'um aku bangun karna mendengar suara merdu dari dapurmu"

"Ahahaha maaf jika aku mengganggu tidurmu"

Percakapan yang cukup normal. Baru kali ini mereka bisa berbicara seperti orang-orang normal pada umumnya. Namun keadaan mendadak menjadi hening kembali setelah Seokjin mengucapkan kalimat terakhirnya tadi. Jisoo yang merasa canggung berusaha menutupinya dengan mencoba menawarkan bantuan kepada Seokjin

"Kau perlu bantuan?"

"Tidak aku bisa menyelesaikannya sendiri"

"Oh baiklah"

Percakapan kembali terhenti.

Oh ayolah ini benar-benar menyebalkan! Bagaimana bisa ada orang sekaku ini!!!_pikir Jisoo

"Kau yakin kau tidak perlu bantuan SJ?" tanya Jisoo sekali lagi

"Em... Sebenarnya aku hampir selesai tapi jika kau bersikeras ingin membantu kau bisa membantu menyajikannya ke piring dan menatanya di meja makan"

"Oke!" Jisoo menjawab dengan antusias

Beberapa menit kemudian makanan sudah siap diatas meja makan. Jake yang sudah siap dengan seragam sekolahnya segera berjalan menuju meja makan

"Kau yang memasaknya?" Jake menatap sinis kearah Jisoo

"Bukan, kakakmu yang melakukannya" jawab Jisoo seadanya

"Oh" Jake langsung saja duduk di kursinya dan mulai menyantap makanannya

Hanya ada suara piring dan garpu yang sedang beradu tanpa ada percakapan apapun.

Selama empat hari ini Jisoo sudah bisa sedikit akrab dengan Seokjin. Ternyata Seokjin memang tidak seburuk yang dipikirkannya. Nyatanya selama empat hari tersebut semua kebutuhan Jisoo berusaha dipenuhi oleh Seokjin, termasuk baju dan beberapa produk skincare.

Sebenarnya Seokjin melakukan itu semua hanya karna Jisoo bilang dia akan mengganti semuanya setelah dia kembali ke kos nya dan mulai bekerja. Atas dasar itulah dia menuruti semua permintaan Jisoo tanpa protes sedikit pun.

Seperti biasa setelah mereka mengantar Jake ke sekolah, mereka melanjutkan pencarian perpustakaan tempat bekerja Jisoo. Dan kali ini adalah perpustakaan ke dua belas yang mereka kunjungi

"Jis- eh Jasmine! Kemana saja kau, aku mencarimu" ucap seorang gadis yang berada didepan meja pustakawan

"Kau mengenalku?"









To b3 c0ntinued 🔜

Secret Mission (JinSoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang