Chapter 4_ Kejahatan

218 37 3
                                    

Beberapa menit kemudian Jisoo terlihat keluar dari kamar mandi dengan ekspresi wajah yang lebih tenang. Seokjin yang mendengar pintu terbuka langsung tau jika itu adalah Jisoo.

"Hei Nona kemarilah, aku ingin berbicara serius denganmu" ucap Seokjin dengan nada dan ekspresi wajah serius. Jisoo yang mendengarnya pun langsung berjalan menghampiri Seokjin lalu mendudukkan bokongnya disofa yang berhadapan dengan Seokjin

"Ada apa?" Kini nada bicara Jisoo juga sudah biasa dan ekspresi wajah yang biasa juga

"Dimana tempat tinggal mu?"

"Aku tinggal disebuah kos-kosan"

"Iya aku tau tapi dimana alamatnya?" tanya Seokjin greget

"Aku lupa" jawab Jisoo enteng

Seokjin mendesah kasar. Sabar, dirinya harus banyak sabar jika berbicara dengan gadis yang satu ini

"Sebenarnya aku sudah menulis semuanya di ponselku, tapi seseorang dengan sengaja menginjaknya hingga hancur berkeping-keping" Jisoo sedikit menyindir. Gadis itu terlihat menatap sinis Seokjin sambil bersedekap dada

"Baiklah, lupakan soal tempat tinggal. Kau bekerja dimana?" tanya Seokjin mengalihkan topik

"Perpustakaan"

"Perpustakaan mana? Apa nama perpustakaannya?"

"Aku lupa"

"Bagaimana dengan orang tuamu?"

"Aku yatim piatu"

"Nomor telepon temanmu?"

"Aku tidak mengingatnya"

"Apa otakmu kosong?kenapa kau tidak mengingat sesuatu yang penting sedikitpun!!!?" Teriak Seokjin sedikit emosi

"Sudah aku bilang kan, aku pelupa dan aku sudah mencatat semuanya diponselku tapi kau merusaknya tuan!" Jisoo juga ikut berteriak. Sekarang dia tau jika lawan bicaranya ini adalah orang yang sama dengan orang yang menginjak ponselnya. Jisoo tau dari nada teriakannya yang mirip persis seperti pria itu

Karna dirasa dia sudah tidak kuat lagi untuk berbicara dengan Jisoo, Seokjin memilih untuk membangunkan dirinya dan berjalan menuju kamar adiknya

Tok tok tok tok

"Jake, buka pintunya, ini aku" Seokjin mengetuk pintu sebelum masuk. Dia tidak akan membuka pintunya jika bukan adiknya sendiri yang membukakan. Jake sangat tidak suka jika ada seseorang yang merusak privasinya. Tak lama kemudian pintu kamar pun terbuka dari dalam.

"Ada apa kak?" Tanya Jake malas. Sebenarnya dia masih tidak terima dengan keputusan kakaknya untuk membiarkan gadis asing itu tinggal disini.

"Malam ini kita tidur disofa, biar kamar ini gadis itu yang memakai"

"APAAA!!!?" Jake refleks berteriak. Lagi-lagi dia tidak terima dengan keputusan Kakaknya yang terlalu mendadak dan tanpa meminta persetujuannya itu

"Hanya beberapa hari, atau kau tega membiarkannya tidur disofa itu hm?" tanya Seokjin pada sang adik. Dia sengaja menyerang langsung kelemahan terbesar Jake yaitu mudah merasa tidak tegaan.

"Tapi kak dia hanya orang asing, aku rasa lebih baik kita biarkan saja dia pulang kerumahnya" protes Jake

"Tengah malam begini? Lagipula dia tidak ingat jalan pulang dan aku juga malas mengantarnya pulang dijam segini"

"Alah alasan" ucap Jake singkat lalu berjalan keluar dari kamarnya. Seokjin tersenyum simpul, dia tau sekeras apapun adiknya itu dia tidak bisa menolak apapun perintah dari kakaknya.

"Aku hanya mengizinkanmu menginap satu malam disini, besok pagi aku tidak mau melihat wajahmu ada disini lagi!" Kata Jake kepada Jisoo yang masih duduk tenang disofa

"Kau bukan SJ kan?" tanya Jisoo pada Jake

"Bukan urusanmu, cepat masuklah ke kamar aku muak melihat wajahmu!" Jake langsung merebahkan tubuhnya diatas sofa setelah mengatakan hal kejam itu pada Jisoo

"Kalian berdua sama-sama bermulut kasar, ck sulit sekali aku membedakan kalian" Jisoo beranjak berdiri lalu berjalan menuju kamar yang yang tadi ditempati Jake.

Tepat ketika Jisoo sampai didepan pintu kamar tersebut dia tidak langsung membuka pintu tapi lebih memilih untuk berbicara singkat dengan Seokjin yang sedang menyandarkan tubuhnya disamping pintu kamar

"Kau SJ?" Tanya Jisoo sambil mengamati wajah Seokjin yang terlihat blur dimatanya

"Yap, kau benar kali ini"

"Sepertinya adikmu itu tidak menyukaiku disini" Jisoo mengarahkan pandangannya matanya sekilas kepada Jake yang sudah tertidur diatas sofa

"Dia hanya tidak suka orang asing" Seokjin ikut menatap kearah adiknya

"Seharusnya aku tidak disini. Aku harap kau bisa mengantarku pulang besok tuan" kata Jisoo. Gadis itu lalu membuka pintu kamar dan berjalan masuk kedalam. Baru satu langkah tiba-tiba dia berhenti dan menoleh kearah Seokjin lagi

"Oh ya aku ingin memastikan sesuatu"

"Apa itu?" Tanya Seokjin sedikit penasaran

"Kau bukan... seorang psikopat kan?"

"Pfftt... Imajinasi mu terlalu bagus nona, tapi akan lebih bagus jika kau pendam saja" Seokjin mengacak rambut Jisoo sekilas lalu berjalan menjauh menyusul Jake yang tertidur di sofa

Deg!

Detak jantung Jisoo mendadak berhenti sejenak. Apa itu tadi? seorang pria asing baru saja mengacak rambutnya? Itu tidak sopan! Tapi kenapa bukannya marah Jisoo malah merasa sedikit salah tingkah. Aneh

---

Malam berlalu dengan cepat. Tidak butuh waktu lama bagi Jisoo untuk menyesuaikan diri. Dia bukan tipe orang yang tidak bisa tidur jika bukan dirumahnya sendiri, dia bisa tidur dimana pun dan kapanpun sesuai yang dia mau.

Tidak ada cahaya matahari yang masuk membangunkannya hanya deringan jam weker yang berbunyi nyaring tepat dipukul 6 pagi. Jisoo langsung bangun, menguap beberapa kali lalu berjalan keluar dari kamar. Tepat ketika dia membuka pintu kamar Jisoo disambut dengan pemandangan seorang pria yang sibuk memasak didapur sedangkan satu pria lainnya terlihat sibuk bermain game di handphonenya.

"Jake, berhenti bermain game dan pergilah mandi, Kau harus berangkat sekolah" Seokjin frustasi melihat adiknya yang selalu lupa waktu jika sudah bermain game

"Lima menit lagi kak", "oh ya apa wanita itu sudah pergi?" tiba-tiba Jake bertanya ditengah-tengah permainan gamenya

"Belum" jawab Seokjin singkat

"Ck, kapan dia pergi sih, baru sehari tinggal dia sudah merebut kamarku"

"Dia tidak merebutnya tapi dia hanya meminjamnya" jelas Seokjin

"Kenapa sih kakak selalu membelanya? Apa jangan-jangan kakak jatuh cinta lagi sama dia!?" Jake mulai memberi tatapan curiga kepada sang kakak

Seokjin tiba-tiba menghentikan aktifitasnya. Dia lalu menatap adiknya dalam-dalam. Berusaha memahami apa yang sedang mengganggu pikiran Jake sekarang, kenapa sejak semalam anak itu jadi pemarah seperti ini?

"Jake kau salah faham, bukankah aku sudah memberitahumu alasanku membiarkannya tinggal disini" Seokjin mencoba menjelaskan dengan tenang, Jake bukan tipe orang yang bisa dibujuk dengan cara kasar maka dari itu Seokjin selalu berhati-hati jika menasehati adiknya.

"Ya, kau membiarkannya tinggal disini untuk memastikan dia melihat kejahantanmu atau tidak" jawab Jake dengan nada malas

"Ke-kejahatan!?" Sontak pandangan mata Seokjin dan Jake langsung tertuju ke sumber suara. Itu Jisoo, yang sedari tadi berdiri diambang pintu kamar dan mendengar pencakapan kedua kakak adik itu.

"Kejahatan apa? Kejahatan apa yang telah kau lakukan SJ!?"

"Apa kau benar-benar habis menguliti manusia tadi malam!?"








Next?

Secret Mission (JinSoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang