Dan benar saja keadaan didalam bus sekarang sudah penuh. Jake masih dapat tempat duduk karna dia masuk lebih awal tadi tapi tidak dengan Seokjin dan Jisoo. Mereka berdua harus berdiri. Jisoo berdiri disamping Seokjin sambil berpegangan pada handle grip yang terpasang di langit-langit bus.
Jisoo melihat atmosfer diantara kakak adik itu sedikit aneh. Jake duduk santai di bangku bus dengan telinga yang ditutupi head set sambil memainkan ponselnya sedangkan Seokjin terlihat acuh tak acuh dengan sang adik. "Apa mereka habis bertengkar?" Pikir Jisoo. Jisoo masih terus mengawasi gerak-gerik sepasang kakak adik itu sampai tiba-tiba bus mengerem mendadak dan membuatnya hampir terjatuh kedepan. Untung saja Seokjin dengan sigap merentangkan tangan kirinya didepan perut Jisoo hingga membuatnya tidak jadi jatuh. Jisoo langsung menatap kearah Seokjin. Adegan barusan cukup membuat jantungnya kembali berdetak dua kali lebih cepat
"Kau tidak apa-apa?" tanya Seokjin lembut yang membuat Jisoo mendadak salah tingkah
"Y-ya... terimakasih" Jisoo berucap pelan sambil memalingkan wajahnya. Dia berusaha menyembunyikan semburat merah di pipinya
"Jika kau mau kau bisa pindah kedepanku, aku rasa jika tanganku terus seperti ini malah akan menghalangi jalan"
"...."
Karna tidak mendapat jawaban dari Jisoo Seokjin pun tanpa basa-basi menarik pinggang Jisoo kearahnya. Jisoo seketika membulatkan bola matanya.
"Apa? Aku pikir kau diam artinya setuju" Seokjin menaikkan sebelah alisnya yang hanya mendapat dengusan kesal dari Jisoo
Karna kondisi bus yang benar-benar penuh, beberapa kali Seokjin bersenggolan dengan penumpang lain yang berdiri. Seokjin tidak marah dan hanya memakluminya saja tapi lain halnya dengan Jisoo yang berada di depannya. Jisoo dapat merasakan jika sudah tidak ada jarak diantara punggungnya dan dada Seokjin. Dan untuk dorongan tidak sengaja yang kesekian kalinya dia bisa merasakan dengan jelas sesuatu yang menabrak bokongnya dibelakang sana. Wajah Jisoo kembali memanas. Dia bahkan sampai mengipasi wajahnya dengan tangannya sendiri beberapa kali
"maaf, seseorang mendorongku dibelakang" ucap Seokjin didepan telinga Jisoo. Pria itu terlihat sedikit menurunkan wajahnya agar sejajar dengan Jisoo
"Hem... Tidak apa-apa" jawab Jisoo singkat. Dia masih terus berusaha menyembunyikan wajah merah padamnya agar tidak terlihat oleh Seokjin
"Jadi apa kau bisa mengingat sesuatu? Seperti nama perpustakaan tempatmu bekerja atau nama tempat kos mu?"
"Tidak, aku tidak mengingat apapun"
"Apapun?"
"Apapun, itu sebabnya aku selalu menulis sesuatu yang penting diponselku" Jisoo berucap sedih hingga tak sadar sedikit memanyunkan bibirnya. Seokjin sempat gemas beberapa saat dengan ekspresi wajah Jisoo tapi dia langsung menepisnya jauh-jauh.
Ingat Seokjin, dia hanya sandera sesaat mu jangan sampai kau terjebak dengannya!
"Lalu bagaimana caraku mengantarmu pulang nona? Kita tidak punya petunjuk apapun" Seokjin mengusap kasar wajahnya. Rasanya kesabarannya sekarang mulai terkikis
"Bagaimana jika kita ke tempat semalam kita bertemu, mungkin aku bisa mengingat sesuatu disana"
"Bukankah kau sampai disana karena tersesat?" Seokjin menaikkan sebelah alisnya lagi
"Eh iya juga sih haha" Jisoo menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Rasanya malu sekali jika dia mengingatnya
"Lalu apa? Kita harus kemana sekarang?" Tanya Seokjin lagi dan hanya mendapat balasan gelengan dengan wajah pasrah dari Jisoo
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Mission (JinSoo)
Roman d'amourJisoo Kim seorang gadis berusia 24 tahun yang menderita Prosopagnosia alias face blindness yang membuatnya kesulitan mengenali wajah setiap orang yang ditemuinya, bahkan mengingat wajahnya sendiri pun sulit. Selain sulit mengingat wajah orang dia ju...