Di sebuah kantor perusahaan terlihat pegawai berlalu lalang. Mereka berkutat dengan dokumen dan juga komputer.
Berjalan kesana kemari dengan lembaran dokumen di tangan, sebagian ada juga yg sibuk menerima menjawab telpon yg berdering tanpa henti.
Tampak kacau dan berantakan.Di ruangan direktur, terlihat pria muda yg meremas remas dokumen. Di hadapan nya ada seorang gadis yg berdiri menunduk sedang menahan tangisnya.
"apa yg kau lakukan! Dasar ceroboh! Lagi lagi Kau menambah pekerjaan ku saja!." Ucap pria itu dengan melempar remasan dokumen itu pada wanita di hadapan nya.
"Kau tau kekacauan yg kau buat sebab kecerobohan mu ini, sial!!" Ia pun meluapkan marah nya sembari melempar tumpukan kertas dokumen ke wajah wanita tersebut.
Sakit ! Ya ini terasa sangat menyakitkan bagi wanita ini. Ia hanya bisa menundukkan kepalanya dan mengeratkan kepalan tangan nya. Ia tidak bisa membantah atau pun membalas. Ia sadar bahwa ini memang sebagian dari kesalahan nya. Namun itu tidak sebanding dengan amukan marah direkturnya ini, ia akui memang ceroboh, tapi apa yg diucapkan pria itu sangat menggores hatinya.
Diam, dan diam yg dilakukan nya. Ia takut bila ia menjawab malah membuat marah pria tersebut kembali naik.
"Keluar kau dari sini ! Jangan datang selain meminta tandatangan pengunduran diri mu, Lee chaeryeong!." Ucap pria itu pada nya.
Wanita itu segera melangkahkan kaki nya, namun ia di hentikan dengan kertas yg tadi jatuh berserakan di lantai.
Ia pun berjongkok mengumpulkan kertas yg berserakan, mengambil nya satu persatu dan di kumpulkan menjadi satu dengan rapi. Kemudian ia letakkan di atas meja.
Setelah itu ia melangkah keluar menuju pintu.
Dia pun berusaha menutup pintu kembali dengan perlahan.Di lorong kantor dia membawa kaki nya berlari melangkah Pergi. Satu satunya tempat yg bisa membuat dia bebas melepas tangis nya hanya atap.
Dia segera berlari menaiki tangga ke atas menuju atap perusahaan.Dipikiran nya ia hanya ingin mencari tempat tenang. Ia ingin segera meluapkan emosi nya, tangis nya, marahnya tanpa di ketahui orang lain.
Sampai di atap, terdengar nafas nya tersengal sengal.
ia segera membuka pintu atap dengan kasar, mendorong dan bahkan menutup pun dengan membanting nya. Setelahnya Pintu tertutup ia tumpahkan semua yg membuat hati nya sesak. Ia menangis hebat sembari meremas kain baju yg ada di dada nya. Memukul mukul kasar dada nya yg sesak.Dia tak perduli, ini benar benar menyesakkan, Ia merasa marah.
Baru kali ini ia berbuat kesalahan, tapi di perlakukan seolah olah dia yg paling buruk disini. Ini sangat tidak adil untuk nya.
Masih dengan tangis nya. Ia menjatuhkan dirinya duduk bersimpuh. Menarik kaki nya ke dalam pelukan tangan nya. Wajahnya ia sembunyikan dalam dalam. Saat ini yg terdengar hanya isakan tangis dari nya.
"Lee chaeryeong..?"
Gadis itu terdiam, ia menajamkan indra pendengaran nya.
mengangkat wajah nya, menatap dan memastikan milik siapakah suara itu."Aku sedang bersantai disini. Tadi terkejut mendengar bantingan pintu dan isakan tangis seseorang. Aku tak tau jika kau pun hendak kemari". Tutur lelaki itu.
Chaeryeong pun mengusap air mata nya kasar, ia merasa malu dengan wajah yg sangat berantakan.
"Maaf jika aku mengganggu mu, aku tak tau tempat sepi selain ini" jawab nya, masih menyembunyikan jejak air matanya.
"Usap dulu air matamu, lihat hidung mu sudah semerah tomat!" Ledek pria itu.
Chaeryeong langsung saja menyambar saputangan dari tangan pria itu dengan cepat. Ia mengusap wajah nya, membersih kan jejak air matanya, dan merapikan penampilan nya.
Dirasa sudah baik, ia memberanikan diri kembali menatap pria itu.
"terimakasih, lee daehwi" ucap chaeryeong.
"Mau melihat pemandangan kota dari atas atap ini? Ayoo!" Ajak nya pada chaeryeong.
Daehwi meraih tangan chaeryeong dan mengajak nya bangun, berjalan menuntun nya mendekat ke tembok pagar.
Chaeryeong masih diam, ia hanya menurut mengikuti ajakan daehwi melihat pemandangan kota. Penuh di hiasi bangunan tinggi dan lalu lalang nya kendaraan yg terlihat mengecil dari atas.
Mereka sama terdiam sesaat, menikmati keindahan yg disugukan, di tambah hembusan angin yg sepoi sepoi.
"Apa yg kamu lakukan disini?" Tanya chaeryeong sembari menatap lawan bicara nya.
Daehwi yg sedang menikmati pemandangan menoleh mendengar pertanyaan dari chaeryeong. Bukan nya menjawab, Ia malah memasukkan tangan nya ke saku, seperti merogoh sesuatu dan mengeluarkan kotak persegi panjang seukuran dompet, lalu menunjukkan pada chaeryeong.
"Rokok?? Kamu merokok disini?" Chaeryeong terkejut dan merasa tidak percaya dengan apa yg dilihat nya.
Pasal nya, di perusahaan ini ada semacam peraturan dilarang merokok bagi pegawai kantor. Direktur mereka benar benar sangat menjaga kesehatan dan lingkungan sehat. Sehingga sudah jelas apa yg di lakukan daehwi adalah hal yg melanggar.
"Sssttt... pelankan suaramu, bila ada yg mendengar bisa bahaya tau,". Ucap daehwi dengan memberi isyarat tangan untuk diam.
"Ohh.. maaf maaf." Chaeryeong menutup mulutnya dengan kikuk. Ia lupa bisa saja disini ada orang lain selain mereka.
"Bagaimana kamu bisa melakukan itu? Itu tak baik juga untuk dirimu.." Ucap chaeryeong kembali bertanya.
"Aku masih tidak bisa menghilangkan kebiasaan ku, jika aku merasa sangat penat, pikiran kacau, kalut atau emosi, aku selalu kesini dan melakukan ini. Entahlah.. mungkin hanya ini yg bisa membuat ku tenang" Ungkap nya.
"Kamu sendiri kenapa menangis hebat seperti tadi?" Tanya daehwi yg sama di buat penasaran.
"Kamu sendiri belum tau kekacauan hari ini? Kantor jadi berantakan karna ulahku." Jawab chaeryeong dengan menunduk, masih terlihat jejak kesal di wajah nya.
"Aku tau, dan itu salah satu alasan membuat aku disini. Aku pun ikut emosi dan kacau. Benar benar membuat ku pusing. Tapi yg aku tau itu bukan sepenuh nya salah mu kan?". Jelas daehwi meluruskan.
"Iya, tapi bagaimana kamu mengetahui nya? biarlah.. aku sudah capek dan pasrah dengan apa yg selanjutnya akan terjadi padaku. 3 tahun aku bersama nya, tetap saja nampak buruk di mata nya. Aku sudah berusaha baik tapi tetap saja seperti debu baginya". Ungkap chaeryeong.
Lee chaeryeong menjadi asisten direktur di perusahaan ini. Ia yg notabene gadis polos dan kurang percaya diri sering kali terjebak masalah yg menimbulkan direkturnya itu naik darah. Walaupun ujung ujung nya direktur itulah yg salah. Dia hanya menilai dari apa yg dia lihat tanpa mendengarkan penjelasan siapa pun.
"Ahh.. sudahlah. Terimakasih daehwi kamu mau berbagi dengan ku. Kita sama sama memegang rahasia masing masing. Mungkin jika kau tak merokok disini, kamu juga tidak akan tau aku akan menangis disini". Ucap chaeryeong menimpali.
"Ahh benar, kapan pun kau butuh aku, hubungi saja atau datang saja kemari. Mungkin setelah ini, tempat ini jadi tempat langganan kita berdua haha". Jawab daehwi dengan tawa nya.
"Baiklahh.. Aku harus kembali, sekali lagi terimakasih lee daehwi". Pamit nya dengan terseyum dan melambaikan tangan nya.
Daehwi pun hanya menatap chaeryeong yg terus berjalan dan menghilang di balik pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
hydrangea love
Romance"Aku pinta kau jangan menunggu, karna aku tidak bisa memberi janji untuk setia" _hueningkai "Setidaknya buat dirimu lebih berharga dari pada game mu itu!" _ Ryujin. "Melihat mu tersenyum masih membuat ku takut" _chaeryeong. "Dia sangat misterius, se...