Setiba nya di ruangan wakil direktur.
Lee chaeryeong di persilahkan duduk oleh nona jihyo. Ia pun menyuguhkan teh hangat untuk nya.
"Bagaimana keadaan hati mu chaeryeong ?" Tanya jihyo, setelah melihat mata chaeryeong merah dan bengkak.
"Sedikit lebih membaik kak, maaf karna kecerobohan ku, semua orang menjadi pusing dan repot". Jawab nya sembari menunduk dan meremat ujung rok nya.
Jihyo yg melihat bahwa chaeryeong benar benar merasa bersalah duduk menghampiri nya.
Ia memeluk chaeryeong guna menyalurkan kenyamanan disana. Tak lupa jihyo juga menepuk nepuk pundak nya pelan.Bagi jihyo, chaeryeong sudah seperti adiknya. Dulu yg merekomendasikan dia kerja di sini adalah dirinya, karna jihyo sendiri adalah teman sepupunya chaeryeong.
Dan ia juga yg menuntun chaeryeong ketika masih masa magang disini.
"Aku tau semua butuh waktu, termasuk seperti membuat 'dia' percaya lagi kepadamu. Aku tau kau ceroboh, tapi lain kali hati hati. Kita bekerja juga menunjukkan betapa profesional nya kita." Ujarnya lembut.
"Terimakasih atas nasihat nya, kak. Kedepan nya aku akan belajar lebih baik lagi". chaeryeong pun membalas pelukan jihyo.
"Aku memanggil mu kemari sebenarnya ingin menyerahkan surat ini dari kang taehyun.
Silahkan kamu baca sendiri mengenai isinya. Semoga kedepan nya ada hal baik menunggu mu chae.." imbuhnya.Chaeryeong segera menerima surat tersebut yg masih rapi terbungkus amplop berwarna coklat itu.
Ia membuang nafasnya perlahan. Hatinya perlu di normal kan dahulu sebelum melihat apa isi surat itu.
Ternyata tanpa mereka berdua sadari, dari balik pintu ruangan jihyo, ada seseorang yg memperhatikan keduanya dari celah pintu yg sedikit terbuka. Ia berusaha menyimak bagaimana percakapan ke dua nya.
Ia sebetulnya sadar bahwa ia sudah bersikap keterlaluan terhadap asisten nya itu.
Apa lagi saat pandangan matanya melihat kemanik mata chaeryeong yg memerah dan bengkak, seperti habis menangis, membuat hati nya sedikit berdenyut.
ia pun merutuki dirinya sendiri sembari merapatkan celah pintu dan lebih memilih kembali ke ruangan nya.Tak lama dari itu, chaeryeong keluar dari ruangan jihyo.
Iapun terlihat lemas seperti tak bertenaga. Seolah olah langkah kakinya berat sekali dirasa.
Ia segera menuju lift dan menekan tombol turun. Di fikiran nya saat ini ia hanya ingin cepat cepat sampai rumahnya.
♡♡♡♡
"Ini di minum dulu agar menjadi lebih tenang". Pinta hueningkai sembari menyodorkan sebotol air mineral pada yuna.
Yuna yg duduk bersandar pada kursi mini market menerima botol yg diberi hueningkai padanya.
Seteguk demi teguk dari minuman yg membasahi tenggorokan nya mampu Memberi rasa tenang pada tubuhnya.Sejujur nya yuna tadi enggan untuk berjalan, kaki nya masih berat di ajak melangkah. Rasa takut itu masih menyelimuti diri nya. Namun, bersama dengan hueningkai, dia menjadi sedikit lebih tenang dan berusaha memaksakan dirinya beranjak.
" terimakasih kai.." ucapnya seraya menutup botol nya dan diletakkan di samping dirinya.
Tin.. tiin.. !
Suara klakson mobil yg baru saja menepi.
Nampak seorang pria yg melambai lambaikan tangan nya ke arah mereka berdua.
"Nah itu dia,!" Seru hueningkai.
"Ayo kita masuk ke mobil". Ajak kai,
ia segera membawa semua barang yuna masuk ke dalam mobil.
Yuna yg melihat itu pun ikut beranjak mengekor di belakang kai.
KAMU SEDANG MEMBACA
hydrangea love
Romance"Aku pinta kau jangan menunggu, karna aku tidak bisa memberi janji untuk setia" _hueningkai "Setidaknya buat dirimu lebih berharga dari pada game mu itu!" _ Ryujin. "Melihat mu tersenyum masih membuat ku takut" _chaeryeong. "Dia sangat misterius, se...