Iklas dulu bentar. Kelean harus baca ini sih👆 Di Wp ada 10 bab, dan bisa baca selengkapnya di Joylada.
***
Dewa memang bukan seorang intovert, tapi tetap saja ada perasaan gugup di hari pertamanya kerja sebagai tenaga pendidik. Diantara guru-guru senior yang ada, dirinya yang paling muda saat ini.
"Kamu udah mulai kuliah Wa?" Tanya Tirta, pria yang mengajar sebagai guru agama itu adalah anak dari kakak sang ayah. Tirta sudah mengajar hampir empat tahun, dan sudah menyandang ASN di sini. Bedanya jika Dewa honor sembari kuliah, Tirta honor setelah lulus kuliah. Hal itu bisa terjadi karena Tirta tidak kuliah di Universitas yang sama dengan Dewa.
"Belum Mas, katanya sih bulan depan. Soalnya harus nunggu satu tahun dulu," jelasnnya.
Tirta mengangguk paham, "gimana tadi pertama masuk kelas?"
"Sedikit nervous, tapi nggak papa." Tadi Dewa sudah mulai mengajar, ia masuk ke kelas tiga untuk mengisi pelajaran penjas. Tak banyak yang dilakukan Dewa, karena ini awal pertemuan. Ia hanya memperkenalkan diri pada anak-anak begitu juga sebaliknya, lalu mencatat sedikit materi sampai jam pelajaran ganti.
Anak-anak sudah tentu banyak yang kenal Dewa, karena Dewa mengajar di desanya sendiri.
"Jangan galak-galak jadi guru, nanti anak muridnya takut," tutur Tirta.
"Iya Mas, aku juga mohon bantuannya."
Tirta tersenyum tipis, "oh iya Wa. Mas denger-denger kamu bawa temen kamu ke rumah. Udah pulang?"
Dewa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, ia paham siapa yang dimaksud teman oleh Tirta, siapa lagi jika bukan Gery. Ia tahu, lama kelamaan orang-orang juga akan kepo dan bertanya-tanya siapa remaja yang ada di rumahnya.
"Iya Mas, dia temen aku yang dari kota. Namanya Gery, di bakal lama di sini, sampe waktu yang nggak ditentukan."
Tirta mengangguk paham, ingin bertanya lanjut mengapa teman Dewa yang bernama Gery itu akan lama di sini.
"Orang tuanya ke luar kota Mas, jadi dia dititipin ke rumahku," lanjut Dewa lagi, buru-buru Dewa berucap sebelum Tirta bertanya alasannya.
"Kamu nggak bohong 'kan?"
Dewa langsung menggeleng, "mana ada. Kalo Mas nggak percaya, tanya aja langsung sama orangnya. Lagian kenapa juga aku bohong?"
"Iya-iya Mas percaya, ya udah Mas mau pergi dulu." Tirta menepuk pundak sang keponakan, sebelum pergi meninggalkan anak itu di kantor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cahaya Di Antara Bayangan [End]✓
FanfictionGery hidup dalam kesepian dan selalu diperlakukan berbeda oleh kedua orang tuanya. Namun, hidupnya semakin rumit ketika ia mengalami kecelakaan yang membuatnya lumpuh. Cacatnya semakin membuat orang menjauh. Namun, di tengah kesepian, seorang perawa...