Bab panjang. Kalau masih ga vote ama komen kebangetan. Ketauan medit, somsek, egois, super duper perlu dihujat sama penggemarnya Mal Sarina.
Eke doain jempolnya gudikan.
Yang di KK ama KBM lagi menunggu genderang perang, netizen lagi eksaitid apalagi perangnya sambil makan bakmi.
Cus ke sebelah buat yang ga sabar.
***
13 SCdHP
Hujan turun amat deras di hari Sabtu pagi sehingga membuat penghuni kamar tidur utama rumah Iqbal Al Hakim tidur makin nyenyak. Namun, tampaknya bukan hujan yang jadi penyebab dua insan berlainan jenis yang telah sah jadi suami istri tersebut makin pulas tidur, melainkan karena bantal yang selama ini menjadi pelindung dan pengganjal tubuhnya telah berhamburan ke sana ke mari.
Gara -gara bantal itu juga, Yasinta yang merasa kedinginan memilih menelusup ke dalam selimut tebal. Saat itu, dia bahkan belum sadar ketika kemudian tangan dan kakinya malah membelit sosok berbadan kekar di sebelahnya yang ternyata jauh lebih hangat dibandingkan bantal-bantal yang selama ini selalu setia menemaninya.
Napas pria itu juga terasa hangat dan Yasinta merasakan hembusannya tepat di bibir dan gara-gara itu juga, kedua kelopak matanya langsung membuka dan dia seperti terkena serangan jantung mendadak sehingga ketika dia berusaha mundur dan menarik selimut, Yasinta memilih memegangi kedua pipinya yang tahu-tahu saja terasa hangat.
Dih, bibir bekas nyosor Putri Keraton, Yasinta bergidik. Dia sempat membenamkan wajah ke dalam selimut saat menyadari bahwa bibir mereka hampir bersentuhan tadi. Namun, gara-gara itu juga, dia sadar telah terbangun.
Jam berapa ini?
Yasinta beringsut mencari ponsel yang dia letakkan di bawah bantal. Walau Ruhi telah sering memperingatkannya, Yasinta tetap melakukan hal yang sama selama bertahun-tahun. Sebelum ini, jauh dari ponsel saat tidur sendirian membuatnya kadang gelisah. Dia hampir selalu tidak bisa tidur sendirian, apalagi saat hujan. Kadang, suara panci jatuh tiba-tiba di dapur juga selalu membuatnya cemas. Bukan hantu yang dia takutkan, melainkan pencuri atau orang yang berniat jahat. Karena itu juga, dia kadang hampir tidak pernah tidur nyenyak, kecuali ketika tidur di rumah tante.
Yasinta berhasil menemukan ponsel miliknya dan menyadari kalau hari itu masih pukul tiga subuh. Entah kenapa dia bangun jam segitu. Bisa jadi, Tuhan sedang menyadarkannya kalau dia berada di dalam dekapan pria yang tidak seharusnya dia miliki.
Jangan aneh-aneh, dah. Apaan lo pake perasaan mau memiliki, pula? Kita, kan, cuma teman sekamar …
Yasinta menyadari kalau tadi malam dia menghabiskan sebagian besar waktu di rumah orang tuanya dengan menangis. Hakim dengan sabar menunggunya hingga tangis Yasinta reda dan mereka kembali ke rumah saling diam. Mereka cuma sempat bicara sedikit saat Yasinta menghabiskan makanan yang dibelikan oleh suaminya dan saat waktu tidur tiba, dia yakin saat itu Hakim izin ke luar kamar hendak mengangkat panggilan telepon dari rekan kerjanya.
Rekan kerja. Dia yakin telah melihat sebagian wajah Sarina di layar ponsel suaminya. Namun, Yasinta memilih untuk masa bodoh. Dia lebih memikirkan kondisi wajahnya yang kacau usai menangis dan akhirnya tidur dengan pulas tanpa mengingat apa-apa lagi.
Hingga dia terbangun beberapa saat tadi. Yasinta merasa dia masih mengantuk, namun, melihat Hakim yang tidur di sebelahnya, tampak pulas dan lelah karena sepanjang sore terus menemaninya, Yasinta merasa amat bersalah.
Tadi malam dia cuma makan gorengan gara-gara gue. Mungkin, jadi bini lo adalah sebuah kutukan. Gue nggak bisa masak, ngomong selalu kasar, petakilan. Memang bener, lo cocok sama cewek yang lebih baik dan sopan.