20

5.2K 1.4K 423
                                    

Pada males komen, ih. Padahal di sini gratis.

Kalo males, ya udah. Ga usah apdet di sini aja. Ga usah kalian balas komen eke pake "kasihanilah kami, Mak, modal kuota doang."

Dahlah, yang modal kuota abis baca lalu menghilang. Bencikkkk! Kalian lebih durjana dari pria hidung belang. Komen aja dikhianati apalagi eke.

Dah tamat di KK dan KBM.
Bentar lagi open PO bareng Pelangi di Langit Gladiola.

Oh iya, abis ini lanjut Menolak Jadi Mantan dan Not So Perfect Love Story.

Syauqi ama Gendhis juga lanjut. Tunggu aja notif di KK dan KBM.

Wattpad?

Ah, netizennya pelit komen ama vote.
Emoh.

***

20 SCdHP

Sudah beberapa malam, Iqbal Al Hakim terjaga setiap pukul satu pagi. Biasanya, saat itu dia merasa udara di dalam kamar kelewat dingin dan Hakim akan bangun lalu menaikkan suhu pendingin ruangan. Ketika terbangun dan menyalakan lampu tidur di pinggir ranjang, dia menemukan Yasinta tidur di sebelah dengan gaya amat aneh. Wanita tersebut menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut. Salah satu bantal malah berada di atas kepalanya sehingga membuat Hakim menahan geli, “Apa kamu nggak sesak napas?”

Hakim memutuskan mengambil bantal yang berada di kepala Yasinta, lalu memindahkannya ke arah perut. Istrinya tidak bakal sadar, pikir Hakim. Namun, kelingking kirinya tidak sengaja menyingkap selimut di kepala Yasinta dan dia amat terkejut begitu menemukan mata istrinya melotot seperti pemeran film setan di kala dia masih belia dulu. Yasinta bahkan melakukan gerakan melirik amat pelan kepada suaminya, persis seperti kuntilanak yang baru mendapat mangsa.       

“Astaga, Hana. Kaget aku. Kenapa kamu nggak tidur?” Hakim mengucap istighfar. Baru pukul satu dinihari dan dia sudah mendapatkan kejutan luar biasa.

“Kenapa lo ambil bantal gue?” Yasinta menatap jengkel ke arah Hakim. Dia tidak menyangka kalau Yasinta belum tidur atau malah, refleksnya amat bagus sehingga saat ada yang memindahkan bantal miliknya, dia langsung bangun.

Akan tetapi, hari-hari sebelum ini berlangsung normal dan Yasinta tidur amat lelap dan kadang mendengkur tanpa peduli dengan tetangga di sebelahnya.

“Takut kamu sesak napas.” Hakim menjawab jujur. Manusia lain, pasti bakal kesulitan bernapas bila kepalanya ditindih bantal seperti yang tadi Yasinta lakukan.

“Napas, napas gue. Kenapa lo yang sewot?” Yasinta cemberut, menarik bantal miliknya dan kemudian, dia berbalik memunggungi Hakim yang menatapnya dengan wajah bingung.

“Sori.”

Tidak ada balasan. Yasinta sudah melanjutkan tidur, meninggalkan Hakim yang kini merasa tenggorokannya amat kering sehingga dia memutuskan berjalan keluar kamar untuk mengambil segelas air minum dan meredakan rasa terkejut gara-gara kelakuan bini sintingnya itu.

Yasinta sendiri, usai Hakim meninggalkannya, memilih duduk di tempat tidur dan meraih ponsel. Ada beberapa notifikasi masuk, salah satu di antaranya berasal dari Ruhi. pesan tersebut terkirim sekitar pukul sepuluh malam tadi dan Yasinta sadar kalau tadi dia ketiduran.

Hakim masih cuek sama kamu? Tante sudah bilang sama Farihah, kalau dia masih mau mantu, Hakim mesti memperlakukan kamu dengan baik. Pernikahan bukan untuk main-mainan. Jangan sampai nanti menyesal. 

Yasinta mengulang beberapa kali saat dia membaca pesan dari sang tante. Sejak semula, Ruhi selalu bertanya kepada Yasinta tentang pernikahannya dengan Hakim, tentang niatnya yang ingin serius, bukan main-main. Dia juga tahu kalau beberapa temannya seperti Okta sering berpikir kalau Yasinta sebenarnya diperalat oleh sang bibi demi mempertahankan harta. Tapi, dia paham betul apa yang dilakukannya. Selain karena dia menyayangi Ruhi, bila suatu hari Hakim mendapatkan wanita culas yang memanfaatkannya demi harta, maka semua hal yang telah dibangun oleh Akbar dan Rahadian Hadi akan lenyap begitu saja. Dengan Yasinta menjadi istri Hakim, meski saat ini perasaan cinta itu belum begitu banyak, dia tahu, masalah apa saja yang bakal menimpa suaminya nanti, Yasinta pasti akan ikut berjuang mempertahankannya.

Sebaris Cinta Dari Halaman PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang