37

5.2K 929 158
                                    

Aslinya bab 39

Yang ga sabar, boleh ke Karyakarsa atau KBM app eriska helmi. Bentar lagi eke masukin ke google play ya.
Kalian mau versi murah ga? Eke masukin ke nihbuatjajan.com kalo mau. Bisa lebih murah dari Google Playbook.
Tamat ga sampe bab 70 kalo ga salah, cari aja di sebelah.

Banyakin komen, yes.

***

39 SCdHP

Raden Sarina keluar dari kedai bakmi dengan wajah menahan malu sebab pada saat itu, dia kemudian menjadi orang yang paling tidak disukai kehadirannya di tempat itu. Hendak bilang dirinya tidak bersalah, tapi yang melakukan penyerangan kepada Yasinta adalah dirinya. Apalagi, kata-kata Farihah tentang Sarina yang menghubungi Hakim lalu mengajak bertemuan sudah cukup menjadi bukti untuk membalikkan semua perbuatannya kepada Yasinta. Gara-gara hal itu juga, tidak ada yang sadar yang sebenarnya memulai adalah Farihah Hadi. Dia yang menyiram segelas air es teh kepada Sarina. Namun, karena kegaduhan barusan, tidak ada yang sadar siapa biang yang memulai petaka.

Yasinta sendiri, dengan dramanya, masih sempat menghabiskan ifumie pesanannya karena merasa sayang meninggalkan makanan seenak itu, walau kemudian dia sendiri melihat, Hakimlah yang tertimpa sial harus meminta maaf dan membayar kekacauan yang dia tidak perbuat sama sekali. Tapi, setelah itu, baik Farihah maupun Yasinta, keduanya mesti bertanggung jawab melakukan penjelasan di depan Hakim yang kini tidak menginginkan adanya dusta atau kebohongan lagi.

“Rina nggak mungkin datang kalau kalian tidak memancingnya.” jelas Hakim. Nadanya terdengar membela Sarina, jika saja Yasinta tidak melihat betapa marah suaminya kepada sang mantan kekasih. Yasinta sendiri berusaha menahan diri supaya tidak meniru ucapan Hakim, bukan karena dia terbiasa melihat Anno melakukan ekolalia, hanya saja, dalam kondisi pura-pura merana seperti ini, hal tersebut cukup menyenangkan untuk dilakukan.

Untung saja, saat Hakim sibuk dengan pemilik toko, dia sudah menyelamatkan video yang dibuatnya dengan mengirim data tersebut baik ke ponsel Ruhi dan juga ponselnya sendiri. Lalu, setelahnya Yasinta cepat-cepat menghapus video asli di ponsel Hakim dan bersikap seolah tidak ada yang terjadi di antara mereka. 

“Waktu itu aku sudah bilang sama Bapak, ada telepon dari dia. Bapak hooh hooh aja, nyuruh aku yang jawab.” Yasinta mencoba membela diri. 

“Aku nggak pernah menyuruh kamu mengangkat telepon dari dia.” Hakim memberitahu. Sekarang ia bersedekap, mirip seperti seorang bapak yang sedang memarahi anak perempuannya yang ketahuan habis dugem.

“Memang nggak aku angkat. Tapi, dia ngirim video nangis-nangis cuma pake tanktop doang pamer susu, siapa yang mau kalau suaminya ngeliat gituan? Kalau aku jahat, sudah kusebarkan video dia mancing-mancing minta dibelai gitu, nyatanya dia sendiri yang minta ketemuan. Bapak baca sendiri WA dari dia. Aku cuma membela diri, melindungi suamiku biar nggak diambil dia lagi. Ibu juga setuju.” Yasinta menunjuk ke arah Farihah yang manggut-manggut.

Sumpah, di mata Hakim, dandanan ibunya yang nyentrik serba ungu serta dandanan bininya sendiri dengan baju motif babi berambut acak-acakan dan pipi kena bekas tamparan, sebenarnya ingin membuat Hakim tertawa. Tapi, dia sekarang merasa memiliki dua anak perempuan badung, nakal, dan mereka perlu mendapatkan hukuman.

“Tangan aku bengkak, nih. Kukunya patah.” Yasinta menunjukkan tangan kanannya yang memang terlihat bengkak dan penuh bekas cakaran. Kuku ibu jarinya juga patah dan Hakim bisa melihat ujungnya berdarah. Sampai di situ, kemarahannya menguap entah ke mana. 

“Kita obati ke klinik aja.” Farihah lebih dulu meraih tangan Yasinta dan mengusapnya. Sesekali dia meniup bagian yang luka, membuat Yasinta segera saja teringat dengan sang mama yang selalu melakukan hal yang sama setiap dia jatuh.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sebaris Cinta Dari Halaman PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang