CH.24 JANGAN MEMBENCIKU, RANIA

172 21 0
                                    

Situasi di Kantor polisi tempat Rania, Emil, dan Edo ditahan sudah dipenuhi dengan para pencari warta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Situasi di Kantor polisi tempat Rania, Emil, dan Edo ditahan sudah dipenuhi dengan para pencari warta. Terlihat puluhan pencari warta sudah memenuhi area kantor. Berita tentang penangkapan basah Ferdian Edo sebagai pelaku pencurian organ tubuh manusia yang kemudian dijual secara ilegal kepada mafia penjualan organ, nyatanya sudah tersebar ke khalayak ramai.

Rumah sakit Harapan Sehat sendiri pun untuk sementara dihentikan dulu untuk kegiatan penerimaan pasien baru. Mereka hanya melayani pasien yang memang sudah dalam perawatan saja. Hal tersebut diputuskan oleh tim penyidik untuk memudahkan penyelidikan di rumah sakit tersebut.

Kasus ini cukup menyita perhatian masyarakat. Mengingat sudah banyak korban yang meninggal karena kejahatan tersebut dan kejadian itu terjadi memang bukan baru-baru ini, tetapi hampir cukup lama. Hanya saja saat itu, pihak Polisi masih kesulitan untuk menangkap pelakunya.

Di tengah ramainya para pencari warta, muncul seorang pria berpenampilan super mewah, turun dari mobil yang masuk dalam kategori kendaraan mewah. Dia adalah Antoni. Kedatangannya untuk menemui Rania cukup menarik banyak mata. Banyak yang beranggapan kalau Antoni adalah pria spesial di dalam hidup Rania.

Antoni datang bersama dengan salah satu pengacara terhebat dan terkenal dengan keberhasilannya di setiap persidangan yang dia jalani. Tujuannya adalah untuk membebaskan Rania.

Tidak jauh dari Antoni berjalan, datang seorang perempuan dengan langkah tergesa-gesa dan menghampiri Antoni.

"Pak Antoni?" tegur perempuan itu.

"Anda, Ibu Elia Sekretaris dari Rania, kan?" tebak Antoni dan Elia mengangguk.

"Anda mau bertemu Ibu Rania juga? Kalau begitu biar bareng dengan saya saja," ajak Elia yang mendapatkan penolakan dari Antoni.

"Anda saja dulu, saya harus bertemu dengan Kepala di kantor ini."

Elia mengangguk paham lalu melipir menghindari kerumunan di depannya.

Sesampainya Elia di dalam kantor polisi, dia sudah disambut oleh salah satu petugas di sana dan ditanyakan maksud serta tujuan Elia. Elia pun menjelaskan kalau dia ingin menemui Rania dan memberikan obat ini.

Awalnya petugas tersebut tidak memberikan izin, tapi setelah Elia menjelaskan kalau obat itu merupakan obat untuk kesehatan Rania, akhirnya Elia pun diberikan izin.

Petugas tersebut membawa Elia untuk bertemu dengan Rania.

Keterkejutan tidak dapat Elia tutupi saat pertama kali melihat bos sekaligus sahabatnya itu. Wajah Rania semakin pucat dan kelopak matanya semakin terlihat cekung.

"Ran, astaga. Baru satu hari, kamu kenapa jadi kaya gini sih. Kamu tenang aja ya, kamu pasti segera keluar dari sini." Elia memberikan semangat yang tidak ada artinya untuk Rania.

"Vincent sama Reza mana? Kok mereka ga kelihatan?" tanya Elia yang merasa penasaran atas ketidak hadiran dua pengawal Rania itu.

Rania berdecih, "Mereka penipu. Justru mereka yang buat aku ada di sini. Mereka selama ini hanya menyamar sebagai pengawal untuk mendapatkan informasi dan akhirnya melakukan penangkapan kemarin."

BLACK ROSE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang