CH.11 SETELAH 6 TAHUN

214 23 1
                                    

Dua Tahun kemudian Tahun 2022

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dua Tahun kemudian Tahun 2022

Seorang pemuda berusia 24 tahun baru saja melangkahkan kakinya keluar dari lapas tahanan dan kini nampak berjalan santai dengan sebuah tas yang dia selampirkan di bahunya.

Sorot matanya memancarkan ketajaman bak seekor elang dengan rambut panjang diikat ke belakang. Tulang rahangnya pun menunjukkan sisi ketegasan. Dia berjalan menghampiri 3 orang pemuda lainnya yang sudah menanti kedatangannya di dalam mobil.

"Alvino ... 1 bulan di penjara bukannya kelihatan kucel justru kelihatan ganteng lo."

Alvino melemparkan tas yang tadi ia selampirkan ke wajah temannya yang tadi menyapa sekaligus meledeknya.

"Sialan," umpat Alvino

"Sukses, Bro. Ngga sia-sia, kan lo jadi narapidana di sana." Lagi-lagi pria tersebut melemparkan candaan setengah mengejek kepada Alvino.

Alvino memberikan gerakan kode melalui ujung dagunya yang dia naikkan ke atas. Sontak ketiganya menoleh ke arah yang di maksud oleh Alvino.

Terlihat belasan wartawan datang menyambangi lapas yang baru saja di tinggalkan oleh Alvino. Secarik senyum penuh kemenangan tergambar dari keempat pemuda yang kini tengah serius mengawasi keramaian di dekat mobil mereka.

***

Sebuah berita hari ini menghebohkan hampir seluruh pengguna jagat dunia maya.

"Peredaran narkoba di dalam lapas berhasil dibongkar dan kini salah satu gembong terbesarnya sudah di amankan dan dipindahkan ke tempat yang dirahasiakan"

Sorakan pujian dan sanjungan penuh kebanggaan diberikan sepenuhnya dari ketiga pria tersebut kepada Alvino. Ketiga pria itu adalah Andreas, Ruben, dan Satria. Mereka merupakan rekan satu tim Alvino.

"Habis ini kita ke mana, Bro?" tanya Ruben di sela-sela mengemudinya.

"Pulang," jawab Alvino sesingkat-singkatnya.

Terdengar decakan malas dari Satria. "Lo ngga bosen, Al, satu bulan di penjara jadi narapidana. Ngga mau menghabiskan hari-hari libur kita dulu sebelum datang tugas yang baru."

"Kalau kalian mau, kalian aja. Gue mau balik ke mess." Alvino menyandarkan punggungnya lalu memejamkan kedua matanya.

"Cckk ... ngga asik, lo. Padahal dari kemarin si Desi terus tanya keberadaan lo sama si Satria, Al," ungkap Ruben yang tidak digubris oleh Alvino.

"Lo jangan kasih cewek sama dia, Ben. Si Alvino ngga doyan perempuan. Lo pada harus hati-hati aja kalau lagi ditempelin sama si Alvino," sindir Andreas yang duduk tepat di sebelah Alvino dan kini tengah meringis kesakitan akibat pukulan telak dari Alvino yang mengenai tepat pipinya.

Sontak saja Ruben dan Satria tertawa terpingkal-pingkal melihat salah satu dari sahabatnya menderita kesakitan akibat pukulan Alvino.

"Rasain," cibir Satria menjulurkan lidahnya meledek Andreas.

BLACK ROSE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang