CH.14 AKU SELALU MENCINTAIMU

188 24 4
                                    

"Apa Anda tahu semua itu, Tuan Emil?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa Anda tahu semua itu, Tuan Emil?"

Alvino menyunggingkan senyum penuh kemenangan tepat di hadapan wajah merah Emil. Sebagai seorang Ayah tentu saja Emil merasa telah dipermalukan oleh pemuda yang sangat dia benci. Walaupun selama ini dia memang tdak begitu dekat dengan Rania tapi bagaimana mungkin hal-hal sederhana seperti yang ditanyakan oleh Alvino tadi, tidak ada satu pun yang bisa dia jawab.

Wajah Emil sudah sangat tertohok. Kebencian di dalam hatinya kepada Alvino semakin menjadi, terlebih pemuda itu lebih tahu Rania ketimbang dia ayah kandungnya.

Kembali Alvino melangkahkan kakinya semakin mendekati tubuh Emil yang sudah menegang.

"Dan Anda tahu apa yang sudah terjadi kemarin siang? Calon menantu kesayangan Anda, hampir saja membahayakan nyawa putri Anda dengan membawakannya udang saos tiram." Alviino mendengus meledek Emil. Dia kembali berkata, "Setidak tahu itukah kalian yang mengaku sebagai Ayah dan Tunangan Rania tentang Rania sendiri?"

Sekali lagi, wajah Emil tertampar oleh kenyataan super menyakitkan. Alvino memang tidak merendahkannya dengan menggunakan harta dan kekayaan, tapi Alvino sudah merendahkannya melalui statusnya sebagai Ayah. Benar-benar sudah mempermalukannya dan sudah menelanjanginya.

"Vino ...." Rania muncul dan langsung memeluk erat punggung Alvino yang seketika mematung.

"RANIA! Apa-apaan kamu?" bentak Emil saat melihat Rania memeluk Alvino di depan matanya sendiri. "Kamu mau menentang Ayah, Rania?" lanjut Emil.

Dari balik punggungnya, dapat Alvino rasakan kalau Rania tengah menggeleng cepat tapi wajahnya tetap dia sembunyikan di balik punggung Alvino.

"Rania ngga mau menentang Ayah. Rania udah besar. Rania berhak menentukan takdir hidup Rania sendiri." Rania makin memperkuat pelukannya pada Alvino.

"Takdir kamu itu Edo, Rania. Bukan pria miskin, kere dan ngga punya masa depan seperti dia. Apa yang mau kamu harapkan dari profesinya sebagai pengawal? Kamu seorang komisaris dan direktur, Rania."

"Biarkan kali ini Rania memilih takdir sendiri, Yah," lirih Rania tanpa sekali pun merubah posisinya yang masih berada di balik punggung Alvino.

"Ke sini Rania. Kamu harus menurut sama Ayah," perintah Emil mulai mengintimidasi Rania.

Rania terus menggeleng. Tangannya yang melingkar pada pinggang Alvino dan di genggam kuat oleh tangan Alvino, semakin Rania kencangkan.

"Rania pernah menurut sama Ayah. 6 tahun lalu Rania sudah menuruti Ayah. Semua yang Ayah perintahkan sudah Rania turuti, termasuk bertunangan dengan Edo. Sekarang biarkan Rania bebas, Yah," pinta Rania tanpa melepaskan sedikit pun genggaman tangan Alvino yang masih berada di atas tangannya.

"Sekali lagi Ayah katakan sama kamu, Rania. Lepaskan Alvino dan buang omong kosongmu itu. Jangan berharap untuk kembali menjalin hubungan dengan dia dan tetap langsungkan pernikahanmu dengan Edo atau kamu lebih memilih kakakmu Anggra, Ayah kembalikan lagi ke rumah sakit jiwa."

BLACK ROSE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang