CH.13 SI PALING MEMAHAMI RANIA

205 23 3
                                    

Ketegangan mulai menyelimuti suasana di dalam ruang kerja Rania saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketegangan mulai menyelimuti suasana di dalam ruang kerja Rania saat ini. Tatapan tajam Alvino pada Edo seolah ingin membunuh Edo saat ini juga. Bagaimana mungkin dengan bodohnya, Edo membawakan makanan yang dapat membahayakan tunangannya sendiri.

"Apa maksud ucapanmu, Vincent?" tanya Edo.

"Apa Anda tidak tahu kalau Nona Rania memiliki alergi seafood, Tuan Edo?" balas Alvino dengan suara tertahan

Edo segera mengalihkan pandangannya kepada Rania yang sudah menundukkan kepalanya. Edo terlihat sangat marah kepada Rania.

"Sayang, apa benar kamu memiliki alergi seafood?"

Rania mengangguk dan jawaban itu semakin menyulut emosi di dalam diri Edo. "Lalu kenapa aku ngga pernah tahu, Sayang? Dan kenapa pria asing di depan kita ini, yang baru mengenalmu kemarin justru sudah mengetahuinya. Kenapa?" cecar Edo.

Rania mengangkat kepalanya dan melihat Alvino dengan mata berkaca-kaca seolah sedang meminta pertolongannya.

"JAWAB, RANIA!" bentak Edo cukup keras membuat tubuh Rania terangkat kaget.

"Nona Rania dan saya sempat saling bertukar cerita tadi pagi, Tuan Edo dan saat itu saya bertanya mengenai makanan kepada Nona Rania. Saya harus tahu jika ada yang tidak beres dengan klien saya," jelas Alvino berusaha untuk membela Rania.

Mendengar hal tersebut, Edo tertawa kecil seraya mendengkus kesal. Dia memegang bahu Rania dan mencengkeramnya kuat. Sorot matanya kini melukiskan kalau Edo sedang marah.

"6 tahun aku jadi tunangan kamu dan saat ini sedang dibuat malu oleh pria yang baru 1 malam mengenal kamu. Sekarang apa lagi yang dia tahu dan aku tidak tahu, hm?" sindir Edo.

"Maaf, Do. Aku ga bermaksud mempermalukan kamu. Ini hanya salah paham sedikit. Aku memang belum memberitahumu karena aku pikir kamu sudah tahu," cicit Rania kembali menundukkan kepalanya.

Edo semakin mengeratkan cengkeramannya pada kedua pundak Rania. Alvino dibuat semakin geram melihat sikap Edo yang terlampau kasar seperti ini. Alvino tidak terima jika melihat Rania disakiti di depannya.

"Bagaimana bisa aku tahu kalau kamu ngga pernah bilang. Kamu pikir aku cenayang?" sindir Edo.

"Sakit, Do," lirih Rania meringis kesakitan.

Mendengar suara kesakitan Rania, Alvino semakin marah. Ini sudah keterlaluan. Di hadapannya saja Edo bisa bertindak kasar, bagaimana jika tidak ada siapa-siapa.

"Maaf, Tuan Edo, sepertinya Anda sudah terlalu kasar dengan Nona Rania," bela Alvino dengan kedua rahang semakin mengerat.

Edo menoleh memandang Alvino dengan tatapan pembunuh.

"Apa urusan Anda? Saya tunangannya!" Edo memekik tajam semakin marah.

"Dan saya adalah pengawalnya yang bertugas untuk menjaga dan melindungi Nona Rania dari siapa pun itu," jawab Alvino dengan mata mendelik tajam seolah sedang mengibarkan genderang perang kepada Edo.

BLACK ROSE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang