CH.30 SAMPAI JUMPA, RANIA(END)

468 25 8
                                    

Rania benar-benar membuktikan ucapannya untuk kembali ke Kanada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rania benar-benar membuktikan ucapannya untuk kembali ke Kanada. Keberangkatannya satu minggu setelah Alvino pergi bertugas.

Hari di mana Alvino berpamitan dan melamarnya, malam harinya Alvino bersama dengan Andreas dan rekan tim yang lain, berangkat untuk mengerjakan misi mereka kali ini.

Banyak pesan yang Alvino tinggalkan kepada Rania dan juga Elia terkait dengan Rania. Alvino juga berpesan, kalau Rania kembali terlebih dulu, tolong beritahu Alvino.

Pagi ini, Rania bersama dengan Emil, Anggra, dan Agung bertolak ke Kanada untuk menjalani pengobatan di sana.

"Ngga ada yang ketinggalan, kan?" tanya Elia sesaat sebelum mereka masuk ke dalam mobil menuju bandara.

"Ngga ada, El. Kamu hati-hati di sini ya. Kalau ada apa-apa sama rumah sakit, tetep kabari aku."

"Kamu ngga perlu urusin soal rumah sakit dulu, Rania. Biar Elia laporannya ke Ayah," larang Emil yang mulai memerankan perannya sebagai Ayah yang baik untuk Rania dan juga Anggra.

"Baik, Yah," tutur Rania mengangguk paham.

Elia menyikut perut Rania pelan lalu membisikkan sesuatu di dalam mobil, "Kamu udah kasih kabar Alvino?"

Seketika rona cerah terlihat dari dua sisi pipi Rania yang tersenyum malu.
"Udah, tapi belum dijawab. Terakhir kali dia kirim pesan 2 hari yang lalu."

"Bahagia terus dan langgeng sama Alvino ya, Ran. Perjalanan kalian benar-benar menjadi contoh buat aku, kalau kesombongan akan kalah dengan cinta yang tulus," ungkap Elia tidak bisa menyembunyikan perasaan haru bercampur bahagia melihat tawa sahabatnya yang berbeda dari sebelumnya.

"Terus, kamu sama Reza gimana?" goda Rania dan kali ini justru Elia yang menunjukkan sikap grogi.

"Kenapa? Kok jadi salah tingkah gitu?" Rania makin menjadi menggoda Elia yang wajahnya sudah terlihat seperti kepiting rebus.

Elia mengambil ponselnya lalu memperlihatkan sebuah pesan singkat yang dikirim Andreas kepada Elia sehari setelah mereka berangkat tugas.

Kalau kamu mau tahu nama asliku yang sebenarnya, kamu harus jadi istriku biar namamu tercantum resmi di negara dan kantor. Aku tunggu jawabannya setelah aku kembali.

"Ciyeee ...." ledek Rania seraya tertawa renyah dan membuat Elia semakin terlihat malu-malu.

"Ran, udah deh. Pokoknya kamu harus cepet sembuh dan balik lagi ke sini sebagai Rania yang baru."

Tawa bahagia dari Rania dan Elia membuat Emil yang berada di kursi depan, tanpa sadar turut menyunggingkan senyum kecil dengan menghadirkan perasaan hangat dan damai di dalam hatinya.

***

Terkait pekerjaan, untuk jabatan Direktur Utama di rumah sakit Harapan Sehat tetap dipegang oleh Rania dan untuk Direktur Pelayanan rumah sakit yang semula dijabat oleh Ferdian Edo, kini digantikan oleh Elia.

Untuk kepemilikan saham rumah sakit milik keluarga Ferdian Edo, secara resmi oleh Emil Pratama telah dijual ke pasar saham. Emil tidak ingin lagi ada kaitan dengan Edo beserta keluarganya yang kini kasusnya sudah rampung di Kepolisian dan sudah dilimpahkan ke Pengadilan untuk menjalani sidang pertama.

Sedangkan, Antoni dan Dedi, keduanya telah memberikan pernyataan bersalah dan tidak melakukan pembelaan sama sekali. Dedi kemungkinan besar akan dikenakan pasal pembunuhan berencana. Antoni, kemungkinan besar dia akan menjalani test kejiwaan terlebih dahulu terkait gangguan dalam kepribadiannya.

***

Selama di dalam pesawat, Rania tidak henti-hentinya memainkan bandul mawar hitam dari kalung yang kini dia kenakan kembali.

Seperti maknanya, mawar hitam : keberanian, cinta mati, dan kesetiaan.

Ketiganya melambangkan diri Alvino Bagaskara dalam perjuangannya mencintai Rania Pratama.

Keberaniannya dalam mendapatkan restu dari Emil Pratama dan kesetiaan terhadap cintanya kepada Rania.

Perjuangan Alvino meraih mimpinya agar Emil dapat menyebut namanya dengan rasa bangga.
"Dialah Alvino Bagaskara, pria yang mencintai Rania putriku."

Perjuangan yang tak mudah tapi pada akhirnya, walaupun kalimat itu belum keluar dari mulut Emil tapi Restu kebahagiaan Rania sudah berhasil Alvino peroleh.

Nyatanya, cinta sejati dan ketulusan dapat meruntuhkan tembok kesombongan dan keangkuhan.

Nyatanya, sebuah kejadian buruk harus menjadi pengingat bagi seorang Emil agar menyadari kesalahannya.

Nyatanya, tidak ada kejadian buruk yang menimpa hidup seseorang tanpa adanya maksud kebaikan di dalamnya.

"Tunggu aku pulang, Vino. Kali ini aku akan kembali dengan membawa versi ku yang lebih baik." Rania

"Aku akan menunggu sampai kamu pulang dan saat itu juga, aku tidak akan pernah melepaskan mu lagi dan langsung menikahi mu." Alvino

***END***

Ujian cinta Alvino kepada Rania memang belum sepenuhnya usai, karena perpisahan kedua mereka ini akan membuktikan sekuat dan setangguh apa Rania kelak bertahan menghadapi Alvino dengan profesinya.

Serta sekuat apa kelak Alvino mampu menutup kedua telinganya jika sebagian pandangan mencibirnya dan menilainya sebagai pria yang mencintai harta keluarga Pratama.

Selain itu, kisah antara Elia dan Andreas yang kemungkinan baru akan dimulai.

****

Haaaahhhh... Akhirnya selesai juga cerita Black Rose.

Terima kasih banyak buat readers yang mau sempetin waktunya buat baca dan tinggalin votenya.

Semoga kalian suka sama endingnya ya.

Jangan lupa kalau ada saran kritik bisa tinggalin di komen.

See u next story...

Byeeee

Terima kasih banyak semuanyaaaa !!!!!!

Terima kasih banyak semuanyaaaa !!!!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BLACK ROSE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang