CH.25 RANIA HILANG

176 22 1
                                    

Mess tempat Alvino dan timnya tinggal, terlihat ramai dan berisik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mess tempat Alvino dan timnya tinggal, terlihat ramai dan berisik.

Beberapa pria dengan potongan rambut butch cut serta mengenakan kaos oblong, nampak asik bersenda gurau saling melempar candaan di antara mereka. Ada satu orang memangku gitar di atas pahanya dan mulai memainkan kombinasi kunci pada tali senar gitar sementara yang lainnya ikut mengiringi lagu dengan suara mereka yang terdengar beragam.

Akan tetapi, dari mereka yang sedang bergembira, nyatanya ada satu pria yang menghabiskan batang rokoknya dengan tatapan kosong dan menatap nanar langit tanpa taburan bintang di atas sana.

Alvino, semenjak pertemuan terakhirnya dengan Rania 3 hari lalu, jiwanya seolah tertarik keluar dari raganya. Hampir setiap malam, jika tidak ada kegiatan lagi, Alvino memilih untuk menghabiskan batang rokoknya dari pada menghabiskan waktunya bersama teman-temannya.

Sudah 3 hari itu juga, Alvino dan Rania tidak saling berkomunikasi. Lebih tepatnya, Rania yang memutuskan kontak mereka. Sesekali waktu, Alvino mencoba untuk menelpon Rania, tapi selalu ditolak.
Ruben, Andreas, dan Satria merasa iba melihat kondisi Alvino seperti itu. Terutama Andreas, dia tahu betul bagaimana keseharian Alvino saat bersama dengan Rania. Senyum tipis tidak pernah luntur dari wajahnya. Sangat kontras dengan Alvino saat ini, yang selalu terlihat murung.

Andreas sudah berapa kali menawarkan diri untuk menghubungi Elia, tapi selalu ditahan oleh Alvino dengan alasan, tidak akan berhasil karena keduanya kini sudah membenci Alvino dan Andreas.

Terlalu asik bercengkrama, Andreas tidak sadar kalau ponselnya terus bergetar. Sampai akhirnya, Ruben yang menyadari hal tersebut dan langsung menegur Andreas.

Kedua mata Andreas memicing saat membaca nama si pemanggil. Dia sedikit tidak percaya tapi pada akhirnya dia mengangkat panggilan tersebut dengan suara penuh keraguan.

"Hallo, Elia?"

"Reza." Suara Elia terdengar sedikit aneh dan mencurigakan membuat Andreas mengerutkan keningnya.

"Kenapa, El? Suara kamu terdengar aneh. Apa ada yang terjadi?"

"Rania,"

Sontak perasaan Andreas mengatakan kalau akan ada kabar buruk setelah ini. Kedua netranya segera dia alihkan menatap Alvino yang ternyata juga sedang memperhatikannya dengan tatapan tanya.

"Kenapa sama Rania, El?"

Mendengar nama Rania disebut, Alvino segera melonjak dari duduknya dan berjalan ke arah Andreas. Tangannya segera mengambil ponsel milik Andreas dan langsung merebut pembicaraan keduanya.

"Kenapa dengan Rania?" tanya Alvino dengan suara dingin.

"Vincent?"

"Iya, cepet katakan!" seru Alvino semakin tidak sabaran.

"Rania hilang sejak 3 hari yang lalu. Aku pikir, dia hanya butuh waktu untuk menenangkan diri bersama dengan Antoni, karena itu yang terakhir kali dia bilang. Siang ini dia mengirim pesan tapi isinya sangat aneh."

BLACK ROSE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang