10.terbiasa dengan luka

25 5 0
                                    

happy reading my prend

🥀🥀🥀🥀

---------
Tasya POV
----------------

jam sudah menunjukkan pukul 01.34 dan Tasya Masih diluar gerbang rumahnya,ia dari tadi hanya berdiam diri di dalam mobilnya,ia ragu ingin masuk kedalam mansion nya yang tak berkehidupan.

"Ck,gw masuk gak ya,tapi kalau nanti ditanya sama papa gw harus jawab apa?,gw takut masuk,tapi kalau gak masuk yang ada gw cari mati"monolog Tasya bimbang ingin masuk atau tidak kedalam mansionnya.

"Kalau gitu gw masuk aja,hidup mati gw jalanin"ujar Tasya dan segera memasukkan mobilnya kedalam mansion megahnya.

Setelah menutup rapat pintu gerbang Tasya pun masuk dengan mengendap endap.

"Dari mana kamu!?"

Suara bariton dan tegas milik Risman/papa tasya,mendekat ke arah Tasya dengan mimik muka Sadang marah.

"Pa aku-"

Prank

"Sudah saya katakan,malam ini rekan bisnis saya akan datang dan kamu baru pulang sekarang!!,mau ditaro dimana muka saya!!"bentak Risman kepada Tasya,sedangkan Tasya hanya menunduk sembari menutup matanya takut.

"Maaf pa,tadi aku ke kunci digudang.."

"ALASAN!!"

Prank

Tasya terkelonjak kaget mendengar vas bunga yang dihempaskan oleh Risman hingga hancur berkeping-keping.

"Memang percuma kamu lahir,hanya bisa menyusahkan saya,menghabiskan uang saya dan juga menambah beban hidup saya"setelah mengucapkan itu Risman pergi meninggalkan Tasya yang sudah menahan tangis.

"Maafin aku pa.."ujar Tasya sembari menahan tangis,lalu ia pun membersihkan vas bunga yang pecah dengan berderai air mata.

Di mansion ini hanya memiliki satu pembantu, namanya bibi yata tapi karna beliau libur maka mansion ini terasa sangat lah sepi.

Sedangkan Risman hanya memandang iba melihat Tasya yang membersihkan vas bunga yang pecah olehnya,tanpa ada yang membantu.

"Saya tidak tau lagi cara agar kamu bisa membenci saya"satu butiran air mata menetes begitu saja melihat kelakuannya kepada anak semata wayangnya,ia tau bahwa ini salahnya tapi mau bagaimana lagi.

Brak

Risman pun masuk kedalam kamarnya setelah membanting pintu.

Setelah membuang pecahan vas bunga tadi ke dalam tong sampah Tasya pun pergi menaiki tangga menuju ke kamarnya sebelum itu ia melihat kamar sang papa dengan lama,ia juga mendengar tangisan dari balik pintu,itu tangisan Risman yang tertahan.

Satu tetes lagi air mata Tasya jatuh,ia tahu bahwa papa nya menangis setelah membentaknya.

"Maafin aku pa"setelahnya Tasya bergegas memasuki kamarnya,mansion itu kembali sepi bahkan bagai tak berpenghuni hanya ada suara tangisan tertahan dari dua kamar yang tertutup rapat.

ATARAXIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang