CHAPTER 4 - BAGAIMANA KAU BISA JATUH HATI PADANYA?

917 35 3
                                    

Translate: Sae

Penerjemah Bahasa Indonesia : DeNandar

Selamat Membaca. 😊

---------------------------------------❤🧡❤-------------------------------------

"Apa yang sebenarnya sedang terjadi? "

"Dua orang yang anda sewa mengatakan bahwa mereka diikuti oleh polisi berpakaian preman pada hari itu. Mereka membuang peralatan di saat-saat terakhir dan melarikan diri, takut polisi tersebut akan menemukan informasi tentang siapa mereka."

"Informasi seperti apa yang mungkin polisi temukan dari mereka? "

"Hmm... bahwa mereka adalah wartawan palsu..."

"Siapa yang akan tahu bahwa hanya reporter sungguhan lah yang boleh diundang? "

"Tapi mereka tidak memakai tanda pengenal wartawan di baju mereka. Saya khawatir...."

"Kalau begitu, coba ceritakan, bagaimana kau bisa tahu bahwa mereka adalah polisi berpakaian preman? "

"Orang-orang itu tiba-tiba saja mengejar mereka, membuat mereka panik dan lalu..."

"Menangkap mereka? " Gu Hai bertanya dengan kesal sembari tiba-tiba menegakkan tubuhnya di sofa seperti macan tutul. "Apakah kau pernah menyewa sekelompok orang yang kurang waras? Atau polisi yang berpakaian biasa? Orang-orang itu adalah perampok, dan anak buah kalian terlihat oleh mereka! "

"Pe...Pe...Peram...Perampok... mana mungkin..."

"Mana mungkin? " Gu Hai memejamkan mata dan menarik napas dalam-dalam. "Kalau begitu, coba kalian jawab, peralatannya bagaimana? Lalu setelah mereka berdua kabur, kemana mereka perginya? "

Kali ini, orang yang diinterogasi tidak lagi mengucapkan sepatah kata pun.

Gu Hai menenangkan diri dan melambaikan tangannya, "Ya sudah, pergilah!. "

Seketika itu juga, suasana di ruangan menjadi hening. Gu Hai menyilangkan tangannya dan kemudian memegang batang hidungnya. Dia memikirkan apa yang telah terjadi pada upacara pernikahan kemarin saat dia duduk dengan penuh harapan, hanya untuk melihat semuanya gagal pada akhirnya.

Bahkan, setelah dipikir-pikir, dia tahu bahwa dia terlalu naif.

Pun seandainya saja mereka berdua tiba di tempat acara tanpa hambatan dan berhasil mengacaukan upacara, apakah hasilnya akan mengubah segalanya?

Jawabannya adalah tidak akan ada yang berubah.

Ayah yang ia hormati sejak kecil ternyata telah menggandeng tangan wanita lain dan memasuki aula pernikahan sekali lagi. Dan ibunya yang terbaring sendirian di kedalaman kuburan yang dingin, gugur demi suaminya, masih tetap tersenyum di depan pintu ajalnya.

Gu Hai berdiri di dekat jendela dan menatap keluar. Ibu, aku merindukanmu.

"Xiao Hai, ini bibimu. Apakah kamu sudah selesai dengan peralatannya? Stasiun televisi terus mendesakku meminta peralatan itu, cepat kembalikan padaku."

"Semuanya hilang."

"Apa??? Hilang? "

"Ya, aku akan membelikan kalian sepasang lagi secepatnya."

Tepat saat Gu Hai mengakhiri panggilan telepon, ayah dan ibu tirinya yang baru pun datang. Ini adalah pertama kalinya keluarga yang baru saja terbentuk berkumpul untuk makan malam.

Gu Hai makan sendiri tanpa mengucapkan sepatah kata pun selama proses berlangsung.

Gu Weiting melirik ke arah Gu Hai, "Kenapa kau jadi pendiam seperti ini? "

"Anda tidak boleh berbicara selama makan malam, kan?"

"Kau diizinkan untuk berbicara hari ini."

"Siap Pak Jendral, Namun tidak ada hal yang ingin saya sampaikan? "

"Ha, ha, ha..."

Sebuah ledakan tawa yang tiba-tiba bergema di ruang makan yang tenang, hampir membuat Gu Hai tersedak. Jujur saja, tawa yang begitu lepas tidak pernah terdengar di rumah ini selama sepuluh tahun terakhir.

Gu Weiting tampaknya sudah terbiasa dengan suara seperti itu karena ekspresi wajahnya tidak berubah dan dia juga tidak melompat kaget. Ia hanya mengambil selembar tisu dan memberikannya kepada wanita di sampingnya, sebelum ia berbicara dengan nada rendah."Ini tissuenya untuk mengelap makan, agar tidak keluar dari mulut."

"Eh iya kah, maaf."

Jiang Yuan tertawa kecil dan menyeka mulutnya sementara matanya sesekali menatap Gu Hai. Karena Gu Hai tidak menghiraukannya, Jiang Yuan mengambil sepotong ikan dengan sumpitnya dan menaruhnya di mangkuk Gu Hai.

"Makanlah yang banyak."

Gu Hai kembali dibuat terkejut oleh wanita ini.

Dia berpikir bahwa Gu Weiting setidaknya harus menemukan seseorang yang sebanding dengan ibunya. Tapi orang yang ada di hadapannya sekarang, selain masih muda dan cantik, ternyata ada kelebihan lainnya. Senyumannya membawa sedikit kesopanan sepaket dengan sikap khas dari seorang wanita pedesaan yang luwes dalam tiap gerak geriknya. tapi Gu Hai tetap menepis pujian ini.

Bagaimana Gu Weiting bisa jatuh hati padanya? Mungkinkah dia terlalu banyak makan makanan eksotis sehingga dia tiba-tiba ingin mencoba kotoran manusia untuk sebuah perubahan?

"Bawalah putramu ke sini besok dan tinggallah bersama kami."

Saat kalimat itu keluar dari mulut Gu Weiting, suasana di dalam ruangan itu kembali hening.

Meskipun Gu Hai bersikap bungkam, jika dilihat dari ekspresinya, tidak sulit untuk menebak apa yang ingin dia katakan.

"Xiao Hai," Jiang Yuan masih tersenyum. "Anak saya seumuran dengan kamu dan juga memiliki sifat yang hampir sama. Saya rasa kalian berdua pasti akan cocok."

"Jika dia datang, aku yang akan pergi."

Sebuah ucapan yang dilontarkan Gu Hai telah membungkam semua perkataan Jiang Yuan.

Gu Weiting pun tampak murka, "Pergilah sekarang juga kalau begitu!."

Gu Hai berdiri kemudian disusul oleh Jiang Yuan yang nadanya diliputi rasa cemas.

"Jangan bertengkar dengan ayahmu. Saya tidak pernah berpikir untuk mengizinkan anak saya datang ke sini. Dia sangat dekat dengan ayahnya dan dia tidak akan terbiasa tinggal bersamaku."

Seorang wanita yang telah bercerai berusia empat puluh tahun dengan seorang putra berusia tujuh belas tahun.

Gu Weiting, kau benar-benar tahu bagaimana caranya menghibur diri sendiri.

Atas dasar alasan apa, kau merancang strategi untuk memperdaya istri pertama yang sudah menemanimu selama dua puluh tahun dan memilih si janda ini?

"Terlepas dari apakah dia datang atau tidak, aku tetap harus pergi."

Wajah Gu Weiting tampak memerah dan tidak peduli seberapa tegaknya ia berdiri, sedikit getaran pada bahunya yang lebar masih terlihat.

Gu Hai mengabaikan sepasang mata yang membara dalam kemarahan di belakangnya. Dia sudah lama ingin pergi tetapi selalu kekurangan motivasi untuk melakukannya, sekarang, dia akhirnya bisa memenuhi keinginannya tersebut.

---------------------------------------❤🧡❤-------------------------------------

Are you Addicted (Heroin) Buku 1 Part 1 (Based by Webseries)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang