CHAPTER 28 - PERUBAHAN SIKAP MEREKA

851 37 0
                                    

Translate: Estreline

Edit : Sae

Penerjemah Bahasa Indonesia : DeNandar

Selamat Membaca. 😊

---------------------------------------❤🧡❤-------------------------------------

Dua mata pelajaran telah berlalu, namun tidak ada yang melihat ataupun mengetahui keberadaan Gu Hai. Saat istirahat, semua orang membicarakan nasib Gu Hai,sementara Bai Luoyin berbaring membungkuk di mejanya dengan sorot mata yang menerawang.

Ketika tiba waktunya pulang, Bai Luoyin bergegas mengambil tas sekolahnya dan keluar dari pintu belakang. Dia kemudian langsung menuju ke kantor bagian keamanan.

Bai Luoyin sudah memikirkan apa yang harus dilakukan jika terjadi situasi yang mendesak. Apabila sesuatu yang buruk terjadi pada Gu Hai, dia akan menjatuhkan harga dirinya dan mencari bantuan dari Jiang Yuan. Meskipun dia tidak menyukai lelaki itu, namun Gu Hai telah menjadi korban karena dirinya. Jika Gu Hai tidak menyerang orang yang menjatuhkan harga diri Bai Luoyin, pastilah ia  yang sedang diinterogasi sekarang.

Saat Bai Luoyin tengah berpikir keras sambil menuruni tangga, tiba-tiba saja kejadian saat Gu Hai memukul Wu Fang, muncul lagi dan lagi di kepalanya.

Karena terlalu asyik dengan pikirannya, ia tidak menyadari bahwa ada orang yang sedang berdiri di hadapannya.

"Kenapa kau datang ke sini? "

Bai Luoyin berhenti tiba-tiba dan melihat Gu Hai sedang berdiri di ujung tangga.

Tak satu pun dari mereka yang bergerak. Mereka saling menatap hanya terpisah jarak satu meter di antara mereka. Ini adalah pertama kalinya Bai Luoyin memandang Gu Hai secara berbeda.

"Apakah kau... mau mengambil kembali perlengkapanmu? " Tanya Bai Luoyin.

Gu Hai melangkah dengan santai menaiki dua anak tangga, "Bagaimana kau tahu begitu banyak tentang diriku? "

"Apakah kau mungkin bisa kembali lagi? "

"Kembali lagi untuk apa? "

Raut wajah Bai Luoyin berubah saat ia meraih lengan Gu Hai, ia terlihat cemas.

"Ini semua salahku. Aku akan mencari seseorang untuk membantumu keluar dari masalah ini."

Gu Hai terdiam beberapa saat dan tiba-tiba ia tertawa.

"Apa yang sedang kau bicarakan? Aku akan pulang untuk makan, tidur, dan besok aku akan kembali ke sekolah. masalah mana yang akan kau keluarkan dariku? "

Pikiran Bai Luoyin berkecamuk dan terguncang, namun setelah mendengar kata-kata Gu Hai, kegelisahan dan kecemasannya tiba-tiba menghilang.

"Bagaimana kau bisa lolos? "

Gu Hai terkekeh, "Kenapa...apa kau ingin aku terkena masalah? "

Bai Luoyin tidak mengucapkan sepatah kata pun.

Gu Hai menepuk pundaknya, "Aku pergi, ya? Aku baru saja kembali ke sini untuk mengambil barang-barangku."

"Tunggu."

Gu Hai merasakan Bai Luoyin mencengkeram lengannya dengan erat, "Ada apa? Kau masih tidak percaya padaku? Jika kubilang tidak apa-apa, maka memang tak ada masalah."

"Bukan seperti itu."

Bai Luoyin cepat-cepat melepas jaket Gu Hai yang berlumuran darah dan kemudian melepas jaketnya sendiri lalu menyerahkannya kepada Gu Hai.

"Kenakan saja ini ke kelas."

Setelah dia selesai berbicara, Bai Luoyin langsung pergi.

Gu Hai mengenakan jaket seragam yang penuh dengan lubang dan berdiri diam di tangga untuk waktu yang lama. Bagi seseorang yang senantiasa cemberut, seragam Bai Luoyin sangat harum.

Bai Luoyin berjalan pulang tanpa jaket. Angin bertiup kencang sore itu, rasanya cukup dingin, dan dia tidak bisa menahan diri untuk tidak menggosok-gosok lengannya. Setelah melewati satu blok, seorang bibi yang sedang menyapu jalanan melihat sosok Bai Luoyin yang kedinginan dan karena dia akrab dengan semua siswa yang bersekolah di sekolah itu, ada sesuatu yang menarik hatinya lalu berbicara kepadanya. "Kamu bisa memakai salah satu mantel saya dan kembali lagi nanti."

"Aku baik-baik saja, bibi, aku bisa berlari sehingga tidak akan merasa kedinginan lagi."

"Oh, oke... berhati-hatilah dengan mobil-mobil di jalanan! "

Setelah melewati perempatan jalan, di mana Bai Luoyin seharusnya berbelok ke barat, kakinya malah berbelok ke trotoar utara. Saat itu adalah jam sibuk dan orang-orang baru saja pulang kerja. Di tengah lautan manusia, sambil berdiri diam di tengah kerumunan orang yang ramai, Bai Luoyin tiba-tiba merasa kedinginan sekaligus kesepian.

Teman sekelasmu Bai Luoyin adalah seorang anak haram. Ibunya melahirkannya tetapi tidak membesarkannya.

Meskipun Wu Fang telah diberikan ganjaran yang setimpal oleh Gu Hai, Bai Luoyin pasti akan mengingat kata-kata itu selamanya.

Gu Hai pulang dengan menggunakan taksi. Ketika berhenti di lampu lalu lintas, dia memperhatikan Bai Luoyin. Sosoknya mudah dikenali bahkan dari belakang, terutama karena dia tidak mengenakan jaket seragamnya. Dia adalah pemuda yang tampan dan langkahnya yang tegap benar-benar terlihat menarik bahkan di tengah-tengah kerumunan orang.

"Pak, bisakah Anda menghentikan mobil di depan tikungan itu? "

"Baik."

Gu Hai keluar dari taksi dan berjalan di belakang Bai Luoyin. Dia ingin tahu apa yang akan dilakukan Bai Luoyin selarut ini dan bukannya pulang ke rumah. Mereka melewati sejumlah lorong dan saat ini langit sudah semakin gelap ketika Bai Luoyin berhenti di depan sebuah warung makan.

"Bos, berikan saya 5 botol bir, 20 tusuk sate babi, 5 urat daging sapi, 5 jerohan ayam, 3 tusuk sate ikan..."

Bai Luoyin mengambil semua makanan yang ingin dia makan dan kemudian mencari tempat duduk. Tak lama kemudian, bir datang ke mejanya dan Bai Luoyin segera mengambil sebotol dan meminumnya dalam sekali teguk. Dia kemudian perlahan-lahan mulai membuka kulit kacang.

"Kau memesan begitu banyak makanan untuk dirimu sendiri, bisakah kau menghabiskan semuanya? "

Ketika dia mendengar suara yang dikenalnya, Bai Luoyin mendongak dan melihat Gu Hai sedang berdiri di depannya. Raut wajahnya yang tenang terlihat jelas, meskipun Bai Luoyin masih meragukan pernyataan Gu Hai bahwa dia tidak menerima hukuman. Bagaimanapun juga, dia tidak melihat tanda-tanda kekhawatiran di wajah Gu Hai.

"Bos, berikan lagi satu pasang mangkuk dan sumpit! " Pekik Bai Luoyin.

Gu Hai tersenyum ceria, "Kehidupan perbudakanku akhirnya telah berakhir! "

Bai Luoyin meminum dua tegukan bir, suaranya terdengar tidak terlalu keras dan cuek, "Jika kau menginginkan sesuatu yang lebih murah, pergilah ke tempat lain."

Gu Hai membisu, ia lalu mengambil satu tusuk sate babi dan menggigitnya. Rasanya sebenarnya cukup enak. Selama ini dia selalu berpikir bahwa makanan di warung pinggir jalan sangat jorok. Tapi sekarang dia duduk di sini, melihat pemandangan yang ramai dan semrawut di sekelilingnya, tiba-tiba saja membuatnya merasa sangat lapar.

---------------------------------------❤🧡❤-------------------------------------

Are you Addicted (Heroin) Buku 1 Part 1 (Based by Webseries)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang