Translate: Estreline
Edit : Sae
Penerjemah Bahasa Indonesia : DeNandar
Selamat Membaca. 😊
---------------------------------------❤🧡❤-------------------------------------
Semenjak You Qi menerima sekantong tisu toilet itu, ia seperti orang yang kesurupan. Jika sebelumnya ia hanya membuang ingus beberapa kali dalam sehari, kini malah semakin menjadi-jadi. Bahkan dia bisa menghabiskan satu gulung tisu toilet hanya dalam satu hari. Setiap kali ia mengeluarkan ingus, dia selalu berbalik dan tersenyum, seperti seorang gadis kecil yang sedang kegirangan.
Bai Luoyin sudah tidak tahan lagi menghadapi kekonyolan itu. Bagi sosok sepert You Qi yang memiliki tinggi 180cm serta memiliki wajah setampan Takeshi Kaneshiro, ia terlihat seperti orang yang sangat bodoh.
"Aku sudah memberitahumu bahwa aku bukan orang yang membelikan tisu toilet itu untukmu. Bisa tolong berhenti bersikap seperti itu padaku? "
Sambil berlagak mengabaikan perkataannya, You Qi pun melanjutkan mengeluarkan ingus dari hidungnya.
Pada akhirnya, karena ia merasa tidak punya pilihan kecuali mengabaikannya, Bai Luoyin menuntaskan tugasnya lebih cepat tanpa mengangkat kepalanya. Tak lama kemudian, kelopak matanya mulai terasa berat karena kelelahan dan saat kelopak matanya mulai tertutup, kepalanya pun tenggelam di atas meja dan tertidur.
Sejujurnya, tidak ada yang tertarik membangunkannya. Setengah dari siswa perempuan di kelas tersebut memiliki ketertarikan pada You Qi, sementara separuh lainnya, tergolong kutu buku, dan kebanyakan dari mereka menghabiskan sebagian besar waktu luangnya untuk bermain game. Sebagai akibatnya, ketika semua orang sibuk mengobrol satu sama lain ataupun bermain, Bai Luoyin yang sedang tidur pun luput dari perhatian mereka.
Tetapi tentu saja, setiap hal memiliki pengecualian.
Ada satu orang yang saat ini tidak melakukan apa pun. Biasanya, ketika orang tersebut melakukan segala sesuatu, ia melakukannya dengan cepat tanpa basa-basi. Ketika teman-teman sekelasnya, membutuhkan setidaknya dua jam pelajaran untuk menyelesaikan tugas mereka, namun dia hanya membutuhkan waktu setengah jam saja.
Sepanjang pelajaran, You Qi tidak pernah diam di tempat duduknya dan selalu menggerakkan badannya ke kiri dan ke kanan. Oleh karena itu, wajar jika Gu Hai melihat ke arahnya, You Qi pun akan menoleh ke arahnya. Namun ternyata, orang yang selalu dilihat Gu Hai bukanlah You Qi, melainkan Bai Luoyin.
Kenapa ia tertidur lagi?
Sambil terus memperhatikan sosok yang sedang tertidur, Gu Hai mulai menerka - nerka tentang apa yang biasa dilakukan Bai Luoyin setiap malamnya.
Bagaimana dia bisa selalu tertidur selama ini? Apakah dia benar-benar tidur, atau hanya berpura-pura tidur? Tapi, jika dia benar-benar tidur, lantas darimana dia bisa menjawab dengan benar setiap kali guru melontarkan pertanyaan padanya?
"Siapa yang sedang kamu perhatikan? " Tiba-tiba terdengar suara seseorang yang berdiri di hadapannya.
Mata Gu Hai beralih dari Bai Luoyin ke orang itu, dia adalah seorang gadis. Tidak dapat dipungkiri, gadis ini memiliki paras yang terlihat cantik. Suaranya adalah campuran aksen Hong Kong dan Taiwan yang manis, yang jika dilantunkan akan membuat pendengarnya merinding.
"Apa kamu kenal dia? " Tanya Gu Hai sambil menunjuk ke arah Bai Luoyin.
Alis Xiao Xuan sedikit terangkat sedikit saat dia menatap Gu Hai. "Siapa yang tidak mengenalnya? Dia adalah pria paling tampan di kelas kita. Aku bahkan pernah mengajaknya kencan satu kali, tapi sayang sekali dia tidak tertarik padaku. Kukatakan padamu, dia orang yang luar biasa, apalagi dia juga sangat pintar. Kamu lama-lama pasti juga akan tahu lebih banyak tentang dia."
Sepenggal kalimat dari Xiao Xuan tersebut, menarik minat Gu Hai.
"Apakah dia selalu tidur seperti itu? "
"Tentu saja! Setiap hari sebelum dan sesudah pelajaran, dia selalu tidur. Oh, aku akan memberitahumu sebuah rahasia, tapi kamu tidak boleh memberi tahu siapa pun. Bai Luoyin itu tidak punya ibu."
Ketika Gu Hai mendengar kata-kata itu, hatinya terasa seperti ditusuk oleh kekuatan yang hebat dan satu-satunya sensasi yang dia rasakan adalah sebuah rasa sakit.
Tidak Punya Ibu.
Merupakan sebuah tragedi bagi seorang anak apabila ia tidak mengetahui bagaimana rasanya berada dalam dekapan seorang ibu.
"Apakah kamu kepanasan? Kamu berkeringat." Xiao Xuan bertanya sambil mengambil sebuah kipas lipat dan dengan postur yang menawan, ia mengibaskan kipas lipat tersebut di depan Gu Hai, membuat beberapa siswa laki-laki di dekatnya terbatuk-batuk.
Cukup dengan sekali melontarkan lirikan tajam dari Gu Hai, para anak laki-laki itu langsung terdiam.
Setelah kelas berakhir, Gu Hai dengan hati-hati berjalan menuju meja Bai Luoyin dan melihat di mana alat tulis anak itu diletakkan. Di sana terdapat pulpen yang sudah usang dan terlihat lusuh, sebuah kuas cat air, dan pulpen lain yang terlihat menarik yang biasa ia gunakan untuk menulis. Bersamaan dengan peralatan tulis itu, ada juga botol tinta lima puluh sen yang sepertinya sudah hampir habis. Penggaris yang dia miliki tidak memiliki skala yang ditandai di sepanjang tepinya. Terakhir, di bagian pinggir terdapat sebuah kantong alat tulis sederhana. Di dalam lacinya terdapat tas sekolah bertali dua. Jika dilihat, tali tasnya sudah beberapa kali robek dan benang yang digunakan untuk menjahitnya memiliki banyak warna, beberapa di antaranya lebih mencolok dari yang lainnya.
Sejujurnya, Gu Hai bukannya tidak pernah melihat orang miskin sebelumnya. Namun, baru kali ini ia melihat seseorang yang berani menunjukkan kemiskinannya tanpa sedikitpun berusaha menyembunyikannya.
Di penghujung hari, sebuah mobil militer diparkir dengan rapi di bawah pohon besar yang tidak jauh dari gerbang utama sekolah. Sebenarnya, tidak ada yang boleh memarkir mobil di sana, namun pelat nomor mobil ini ditandai dengan simbol otoritas tertinggi di wilayah tersebut. Jangankan parkir di bawah pohon, bahkan jika diparkir di atas pohon pun, tidak akan ada yang berani mendereknya.
"Sudah kubilang berkali-kali. Tidak perlu menjemputku. Aku akan naik taksi sendiri." Gu Hai selalu bersikap tidak sabar pada orang ini.
Si sopir hanya tersenyum dan mengangguk, "Kami takut Anda akan mengalami kecelakaan. Lalu lintas di sekitar sini sangat buruk, dan supir taksi juga tidak terlihat memiliki karakteristik yang baik. Apa yang akan terjadi jika mereka mengakali Anda? Ayo masuk ke mobil, tuan kecilku. Anda dan Jenderal memiliki temperamen yang sama. Maaf, tak ada gunanya membuang-buang waktu."
Sambil terus mencari cara untuk mengalihkan pandangannya, tatapan Gu Hai menyapu ke arah gerbang sekolah. Tiba-tiba ia melihat sekilas sosok yang tidak asing lagi di depan dan ia membiarkan tatapannya berlama-lama pada sosok itu. Kemudian, sosok tersebut dengan cepat mengambil beberapa langkah besar dan menyeberang jalan. Tanpa menunggu sang sopir bereaksi, dia segera keluar dari mobil dan menghampiri taksi lalu beranjak pergi.
---------------------------------------❤🧡❤-------------------------------------
KAMU SEDANG MEMBACA
Are you Addicted (Heroin) Buku 1 Part 1 (Based by Webseries)
RomanceKisah Bai Luo Yin dan Gu Hai berlanjut dengan kedatangan mantan kekasihnya, konflik, kisah kasih, romance dan kisah jenaka tertuang dalam cerita pertama ini. meskipun sebagian besar sudah mengetahui isi cerita melalui webseriesnya namun dikarenakan...